44

1.4K 195 13
                                    

"Apakah kamu serius!?" tanya Annisa tidak percaya dan sedikit syock.

"Apakah aku akan bercanda saat ini?" tanya Ferdi dengan santai.

"Ta-Tapi bukankah kamu hanya mengatakan akan memberikanku sebuah pulau saja sebagai mahar pernikahan kita!?" tanya Annisa.

"Um, tapi disana tidak mungkin kamu tidur di hotel kan? Dan saat jalan-jalan disekitar pulau kamu memerlukan mobil bukan? Kemudian untuk sampai disana kamu memerlukan pesawat bukan?" tanya Ferdi dengan ringan.

"I-Itu..." Annisa tidak tau harus berkata apa lagi.

"Tapi nak Ferdi, apakah itu tidak terlalu mahal dan boros?" Tanya ayah Annisa menasehati.

"Boros? Paman dan Bibi tenang saja, sebenarnya alasan aku memberikan itu juga untuk tabungan masa depan Annisa, kalian harusnya tau kalau zaman sekarang tuh tanah sangatlah mahal tapi invenstasi yang sangat menguntungkan, karena itu aku membelikan sebuah pulau pribadi untuk Annisa!"

"Coba pikir kalau harga tanah kosong saja sudah mahal lalu bagaimana dengan tanah yang sudah memiliki properti di atasnya? Bahkan bila tidak sekalipun tanah akan tetap meningkat di setiap tahunnya, kalau Annisa memiliki pulau dia seperti berinvestasi di sana, Annisa juga dapat membangun sebuah resort, restoran, dan lain sebagainya untuk pulau pribadinya itu."

"Saat Annisa sudah melakukan hal itu maka setiap tahunnya dia akan mendapatkan penghasilan serta kalau-kalau dia memerlukan uang dalam jumlah besar di masa depan maka dia dapat menjual pulau tersebut senilai 2-5 kali lipat dari pengeluarannya saat itu, jadi bukankah ini sangat menguntungkan?" Kata Ferdi menjelaskan panjang lebar.

"Mobil juga adalah alat transportasi yang umum di zaman ini, jadi sudah pasti memilikinya akan membantu transportasi Annisa saat akan berpergian ke tujuannya kalau-kalau sedang tidak ada!"

"Pesawat jet pribadi juga moda transportasi yang perlu di miliki Annisa, meski pulau pribadi akan memiliki bandara tapi bandaranya bukanlah sama seperti yang kita lihat dibeberapa kota, bandara disana akan menjadi bandara pribadi, hal itu khusus untuk pengunjung yang menggunakan pesawat pribadi, makanya pesawat jet pribadi adalah hal yang perlu dimiliki Annisa untuk dapat berpergian!" Kata Ferdi menjelaskan dengan ramah.

"Hal ini mungkin mahal bagi beberapa orang tapi juga murah bagi mereka yang memiliki sedikit waktu dan sering berpergian ke tempat jauh, mereka akan melakukan itu untuk menghindari kemacetan di bandaranya karena dengan jet pribadi kita bisa langsung meluncur ke tujuan tanpa perlu menunggu maskapai siap, beli tiket, mengantri, dan bahkan kita tidak perlu takut kebatalan serta penundaan maskapai penerbangan!" Kata Ferdi dengan baik menjelaskan.

Semua orang diam, mereka tidak menyangka Ferdi akan menjelaskan keuntungan jangka panjang dari semua hal yang dia katakan barusan.

"Ta-Tapi membuatnya menjadi mahar itu masih terlalu keterlaluan!" Kata ayah Annisa.

"En, aku mengerti jadi begini saja... Bagaimana kalau mahar akan di ubah menjadi emas beberapa gram saja, tapi aku tetap ingin memberikan hal yang kusebutkan tadi, bagaimana apakah dengan ini kalian bisa lebih nyaman?" Kata Ferdi dengan ringan.

"Baiklah kalau kamu tetap ingin melakukannya karena hal ini urusan kalian berdua!" Kata ayah Annisa mengangguk setuju.

"Um, aku mengerti!" Kata Ferdi mengangguk mendengarkan dengan baik.

Pandangan kedua orang tua Annisa tentang Ferdi kembali berubah, mereka tidak menyangka Ferdi adalah pemuda yang kaya raya serta berpemikiran maju tapi tidak hanya itu Ferdi juga pengertian serta mau mendengarkan masukkan dari orang lain.

Hal ini lah yang membuat kedua orang tua Annisa akhirnya mengerti kenapa Ferdi bisa memiliki kekayaan yang begitu besar walau usianya sangat lah muda.

"Oh ya Fer, kapan kita kembali?" Tanya Annisa penasaran.

"Kamu ingin segera kembali?" Tanya Ferdi lembut dan perhatian.

"Tidak bukan itu, aku hanya khawatir kalau kamu ada keperluan lain!" Kata Annisa menjelaskan.

"Kamu bisa tenang, aku sudah mengosongkan jadwalku untuk acara ini, lagian waktuku selalu kosong kalau untuk menemanimu serta calon mertuaku!" Kata Ferdi menggoda dengan nada yang manis.

"Gombal, kamu tidak lihat kalau orang masih ada orang tua ku disini huh?" Kata Annisa memerah malu.

"Ahaha, yaa tidak masalah donk lagian kita akan segera menikah~" kata Ferdi dengan ringan.

"Ahaha, kalian anak muda bisa saling mengobrol, kami akan kebelakang dulu tapi awas jangan macam-macam karena kalian belum menikah!" Kata ibu Annisa pengertian.

"Santuy soal itu, aku bisa menahannya!" Kata Ferdi bercanda.

Saat kedua orang tua Annisa pergi ke belakang atau lebih tepatnya keluar untuk memberikan ruang bagi Ferdi dan Annisa mengobrol.

"Kamu jahat, kamu bahkan bisa memanipulasi pikiran kedua orang tuaku untuk menerima pemberian berlebihan mu itu!" Kata Annisa mencubit perut Ferdi.

"Au, tapi kita sudah sepakatkan? Lagian kalau itu untukmu maka aku tidak keberatan mengeluarkan banyak uang dan waktu!" Kata Ferdi dengan ringan.

"Gombal lagi huh!? Tapi benar dah kamu jadi semakin banyak ngegombal saat mengetahui kita sudah bertunangan!" Kata Annisa cemberut kesal tapi ada juga rona merah malu di wajahnya.

"Tsun-tsun memang the best lah~" kata Ferdi tersenyum dan mengangguk puas dengan sikap Annisa.

"Si-Siapa yang kamu panggil Tsun-Tsun huh!?" Kata Annisa marah dengan wajah merah merona.

"Ahaha~" Ferdi hanya ketawa santai saja.

"Oh ya, soal pertanyaanku tadi, apakah kamu benar-benar tidak sibuk saat ini?" Tanya Annisa penasaran dan khawatir.

"En, aku lengang kok, hanya tadi Sebas menelpon soal pembukaan sebuah pulau baru untuk bulan besok!" Kata Ferdi ringan.

"Eh!? Kamu membeli pulau lagi!?" Tanya Annisa terkejut.

"Tidak kok, pulau itu sudah lama tapi karena pembangunan makanya baru dibuka untuk tempat pariwisata!" Kata Ferdi dengan ringan.

"Jadi kamu harus pergi untuk mengawasi dan melihatnya?" Tanya Annisa penasaran.

"Um, waktu juga sepertinya pas untuk liburan Ayu, jadi kita akan pergi sekalian ajak juga paman dan bibi!" Kata Ferdi menyarankan.

"Apakah tidak masalah? Kamu disana untuk bertugas bukan?" Kata Annisa.

"Tidak masalah, lagian aku yang mengajak bukan?" Kata Ferdi dengan ringan.

"Um, baiklah aku akan memberitahu keluargaku!" Kata Annisa mengangguk senang.

"Bagus, aku jadi bisa menghubungi Sebas untuk menyiapkan hal ini lebih dulu!" Kata Ferdi senang.

"Ngomong-ngomong bukannya Sebas ada dirumah bersama Ayu?" Tanya Annisa bingung.

"Sebas juga memiliki beberapa orang yang bisa dia percayai kok!" Kata Ferdi menjelaskan dengan santai.

Annisa mengangguk tapi dia sedikit bingung, Sebas adalah kepala pelayan Ferdi tapi di tugaskan untuk menangani permasalahan bisnis dan hampir semua keperluan Ferdi? Bukankah itu terlalu berlebihan?

Meski begitu Annisa tidak bertanya kepada Ferdi soal ini karena dari perkataan Ferdi yaitu Sebas memiliki bawahan pribadinya lagi, jadi dia masih sedikit bebas meski tidak sebebas Ferdi.

I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang