Skill Hideform : skill yang membuat pengguna atau memilik skill ini dapat menghilangkan tubuh, bau, aura, dan lain sebagainya yang dapat membuat indentitasnya diketahui saat skill ini di aktifkan.
Mendengar itu membuat Ferdi mengangguk, skill imi sangat cocok untuk menyusup ke suatu tempat baru agar tidak ketahuan seperti di dunia gaib milik Roro.
Ferdi lalu kembali dan di sana sudah ada Zaki yang menunggu Ferdi dari tadi.
"Apa apa, Zak?" tanya Ferdi bingung.
"Eh!? Haa, kamu ini gimana sih, masa aku telpon tidak di angkat dan dah gitu tidak ada di hotel!" kata Zaki mengeluh kesah, yaa maklum dah sudah menunggu 2 jam di lorong jadi dia kesal.
"Maaf dah, aku lagi nganterin penumpang dan sisanya banyak masalah jadi aku selesain dulu, memangnya ada masalah apa sampai maranin?" kata Ferdi beralasan dan langsung mengubah topik pembicaraan.
"Begini, keadaan Nita sudah membaik jadi kami sekeluarga berniat untuk kembali ke Jakarta jadi aku kemari untuk memberitahumu tentang hal ini!" kata Zaki dengan tenang menjelaskan.
"Syukurlah, thanks kalau gitu dan yaa maaf aku tidak bisa menunggu Nita hari ini karena hal lain!" kata Ferdi mengangguk senang namun dia juga merasa tidak enak karena lupa menjenguk Nita.
"Tidak apa, yang harusnya minta maaf disini adalah aku, karena aku, kamu harus menyempatkan diri untuk membantu mencari Nita padahal kamu sendiri cukup sibuk, maaf ya!" kata Zaki yang merasa bersalah.
"Ahahaha, Nita sudah kuanggap adikku sendiri dan kamu adalah temanku jadi buat apa hal itu? Bukankah teman saling membantu? Itu yang kanu katakan. Bukan?" kata Ferdi sambil meninju pelan ke bahu Zaki.
Zaki tertawa kecil lalu keduanya mengobrol di kamar Ferdi sebelum jam menunjukkan pukul 11 malam, baru lah Zaki kembali ke kamarnya untuk tidur.
Ferdi juga beristirahat karena baik tubuh dan mentalnya sudah cukup lelah, saat sedang bersiap untuk tidur tiba-tiba telponnya berbunyi.
"Hallo dengan siapa dan dimana?" Tanya Ferdi dengan logat pembawa acara kuis.
"Malam, maaf menganggumu malam mu, Fer!" Kata seorang gadis di ujung telpon.
"Rei? Ada apa malam-malam nelpon?" Tanya Ferdi dengan cepat kembali duduk dan terasa segar.
"Begini, besok bisakah kita bertemu? Aku ingin ngobrol denganmu!" Kata Reihana dengan nada pelan dan terdengar agak sedih.
"Baiklah, namun di malam hari ya jam 8, soalnya aku sedang tidak di Jakarta!" Kata Ferdi dengan ringan, dia tidak menanyakan kenapa karena Ferdi tau kalau Reihana pasti ingin curhat.
"Eh? Ka-kalau kamu sibuk ya kita bisa bertemu lain waktu kok!" Kata Reihana dengan cepat saat mendengar Ferdi sedang ada di luar kota.
"Tidak masalah, aku sedang di jalan pulang besok jadi tidak masalah mampir dulu menemuimu!" Kata Ferdi dengan ringan dan santai.
"Terima kasih!" Kata Reihana cukup tersentuh, hal ini juga karena dia tau kalau status keduanya sudah lama putus dan dia bahkan tidak datang di pemakaman orang tua Ferdi tapi Ferdi selalu saja peduli dan tau tentangnya.
Hal ini dapat Reihana tau karena alih-alih terkejut dan bertanya namun Ferdi langsung setuju, hal ini karena Ferdi sudah cukup mengenal dirinya.
"Tidak perlu, kita teman bukan?" Kata Ferdi dengan ringan dan santai.
Namun saat kata 'Teman' keluar membuat hati keduanya terasa cukup sakit dan tidak terima, meski mereka sudah memutuskan hal ini namun ada aja perasaan yang membuat mereka masih saling menyukai.
"Um, kalau gitu mimpi indah!" Kata Rei menutup telpon.
"Kamu juga!" Kata Ferdi dengan ringan.
Keduanya lalu menutup telpon dan diakhiri helaan nafas, takdir memang suka memainkan hati manusia, dimana keduanya masih saling mencintai namun ada aja halangan bagi cinta mereka untuk saling berbalas.
"Fuu, lupakan itu Rei/Ferdi sudah memiliki pasangan, lebih baik tidur karena dah malam!" Kata keduanya secara bersamaan namun keduanya berada di tempat yang berjauhan.
Keesokan harinya Ferdi bangun pagi dan berada di bawah dengan mobil Dodge di belakangnya untuk sandaran.
"Kak Fer, pagi!" Kata Nita yang muncul dan menyapa Ferdi pertama kali.
"Pagi juga, maaf ya Nit, aku tidak menjengukmu kemarin!" Kata Ferdi yang menyapa balik.
"Ti-tidak apa... A-aku yang harusnya meminta maaf karena merepotkan kak Ferdi lalu terima kasih karena sudsh menyelamatkan aku!' kata Nita dengan cepat, wajahnya juga memerah malu.
"Tidak apa, namun Nit, setelah ini kamu harus ingat untuk tidak melanggar larangan yang ada disuatu tempat, khususnya tempat kramat seperti ini!" kata Ferdi menasehati.
"Umu, aku mengerti!" kata Nita mengangguk mengerti.
"Eh? Kak Fer mobil ini... Apakah Dodge charger tahun 1970!?" kata Nita yang akhirnya sadar dengan mobil di belakang Ferdi.
"Kamu kenal?" tanya Ferdi dengan rasa ingin tau.
"Umu, aku cukup suka otomotif atau acara balap!" kata Nita dengan semangat.
Dia kemudian maju dan ingin mrnyentuhnya namun dia tau kalau mobil ini sangat mahal, satu baret saja bisa menghabiskan jutaan atau puluhan juta.
"Kalau kamu suka kamu bisa melihat dan menyentuhnya, tidak perlu menahan diri tapi kamu tidak di izinkan membawa mobil itu!" kara Ferdi dengan ringan namun di akhiri peringatan, hal ini juga karena Nita masih muda serta belum memiliki sim katena usianya saat ini baru 16 tahun.
"Benarkah!? Hore!!" kata Nita dengan semangat.
Dia lalu menyentuh setiap inci dari dodge charge itu dengan semangat, dia bahkan tidak lupa selfi ria di depan mobil Ferdi.
"Oi, Nit, ayo!" Kata Zaki yang siap dengan taksi dan koper.
"Eh? Ayah, ibu, dan bang, bisa ga aku ikut kak Ferdi saja untuk pulangnya?" Kata Nita dengan cepat, awalnya Zaki sekeluarga akan pergi dengan pesawat dan Ferdi naik mobil sendiri.
"Tidak, kamu nanti hanya akan menyusahkan nak Ferdi saja!" Kata ibunya Zaki menolak.
"Tapi bu.." Kata Nita dengan memelas.
"Paman, bibi, bagaimana dengan mengijinkannya? Toh aku juga pulang sendirian jadi dengan ada Nita, aku dapat teman ngobrol, bagaimana?" Kata Ferdi yang ikut membantu Nita.
"Tapi itu mungkin hanya akan merepotkan nak Ferdi lagi untuk mengantar Nita!" Kata ayah Zaki merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa kok, paman, lagian Nita berjanji akan jadi anak yang baik setelahnya jadi bisa kan?" kata Ferdi dengan ramah.
"Ayah, bu, ijinkan saja lagian Nita sama si Ferdi jadi aman kok, lagian juga si Nita sepertinya sangat ingin naik mobil Ferdi jadi izinkan saja untuk kali ini!" Kata Zaki yang juga membantu membujuk.
"Haa, baiklah tapi kalian hati-hati ya!" Kata ayah Zaki menganggum setuju.
"Yeah!" Kata Nita senang karena baik Zaki dan Ferdi membantunya.
Lalu keduanya pergi ke tol sementara Zaki Family tuh pergi ke Bandara dengan Taksi.
~~~~~~~~~~~~~~~^^^~~~~~~~~~~~~~~~
Ciee dah mau lebaran nih~ ga kerasa dah tinggal dikit lagi.Siapa yang sudah nyiapin baju baru buat lebaran? Siapa yang sudah bikin kue buat lebaran? Ayo ngaku~
![](https://img.wattpad.com/cover/261855661-288-k451418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]
Fantasyberkisah seorang pemuda yang berinkarnasi ke dunia pararel yang hampir sama seperti bumi didunia modern. dia di lahirkan ke keluarga kaya yang tidak diketahui hasil ngepet dari mana, namun di tengah hidup mewah nan glamornya terjadi sebuah insiden d...