91

1K 134 25
                                    

Zaki menceritakan banyak hal tentang yang dia ketahui namun tidak ada hal yang mendetail, hanya saudarinya hilang di pantai Parangtritis, dah hanya itu.

Ferdi mendengarnya juga tidak punya banyak pemikiran yang unik karena tidak ada informasi lebih lanjut mengenai kasus orang hilang begini.

"Haa, bersiap saja lah!" kata Ferdi dengan ringan didalam hatinya.

Dipikiran Ferdi ada dua kasus yaitu nyasar atau penculikan, kemungkinan pertama sepertinya tidak mungkin, mana ada orang nyasar butuh waktu satu hari padahal mereka aja ada di pantai lalu untuk kemungkinan kedua adalah hal yang paling sulit serta menyebalkan yaitu penculikan.

Selama enam jam Ferdi dan Zaki banyak berbincang dan setiap tiga jam mereka gantian, sampai akhirnya pukul 4 sore barulah keduanya sampai di Yogyakarta serta butuh 30 menit agar sampai ke posisi keluarga Zaki.

"Ayah, ibu!" kata Zaki datang setelah keluar dari mobil dan langsung memeluk keduanya.

"Zaki, akhirnya kamu kemari!" kata keduanya.

"Paman, bibi, sudah lama tidak bertemu!" kata Ferdi yang juga keluar dari mobil dan mendekati keduanya.

"Eh? Nak Fer? Kamu juga disini?" kata ayah Zaki terkejut.

"Um, aku berniat meminjam kendaraan Ferdi namun dia berkata akan membantu, jadi ya aku ajak aja toh lebih banyak orang lebih membantu kita mencari Nita!" kata Zaki membuat alasan.

"Maaf ya membuatmu repot, nak Fer!" kata ibu Zaki namun merasa senang juga karena Zaki mendapatkan teman seperti Ferdi.

"Tidak perlu bibi, aku juga sering dibantu sama Zaki dan lagi Nita juga sudah kuanggap adik sendiri jadi mana mungkin aku diam saja saat tau ada sesuatu yang terjadi!" kata Ferdi dengan tenang.

"Um, aku senang kalau Zaki punya teman sepertimu!" kata ayah Zaki mengangguk puas.

"Kalau begitu bisakah kalian menjelaskan kronologi lebih jelasnya kepadaku?" tanya Ferdi penasaran.

"Kejadian ini karena gadis itu melanggar pantangan di pantai ini!" kata seorang pria tua dengan pakaian adat khas Yogyakarta.

"Maaf, apakah anda juru kunci di pantai parangtritis ini?" tanya Ferdi tiba-tiba dengan sopan.

"Um, aku bernama Hafiz Hakim!" katanya dengan datar dan tenang.

"Maaf lupa memperkenalkan diri, aku Ferdiansya, anda bisa memanggilku Ferdi!" kata Ferdi dengan sopan.

"Kalau boleh tau, apa bapak tau apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ferdi dengan ramah.

"Um, gadis itu sudah di peringatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau tapi tetap tidak mendengar sampai di suatu malam dia menghilang di pesisir pantai!" kata Hafiz dengan serius menjelaskan.

"Jadi begitu ya, oh apa bapak tau bagaimana menemukannya? Tentu itu dalam keadaan hidup!" tanya Ferdi lagi.

Namun sayang Hafiz menggelengkan kepalanya, hal ini membuat Ferdi sedikit kecewa namun dia juga menaklumi.

Kemudian pandangan Ferdi tertuju ke lautan, dia berjalan tenang tanpa mendengarkan suara luar yang bertanya kemudian ada senyum di wajah Ferdi.

Ya Ferdi menatap ke lautan lalu menggunakan mata iblisnya untuk melihat sesuatu dan dapat, dia dapat menemukan sebuah gerbang tak kasat mata di tengah laut dan butuh tenaga untuk menyelam di sana.

"Uhm... Aku butuh sesuatu!" kata Ferdi sambil berpikir.

"Hei Fer, kenapa kamu melamun di saat seperti ini, kita harus mencari Nita tau dan jangan terlalu percayai mitos!" kata Zaki menyadarkan Ferdi dari pikirannya.

"Itu dia! Hei Zak, ayo ikut aku berbelanja!" kata Ferdi dengaj semangat setelah berpikir keras.

"Eh? Apa kamu tidak mendengar ucapanku barusan? Kita disini mencari Nita, kenapa tiba-tiba kamu ingin berbelanja!" kata Zaki menegur.

"Apa kamu ingin menemui Nita kembali atau tidak? Sudah ayo kita pergi berbelanja!" kata Ferdi dengan santai dan terlihat senang.

"Nak Fer, sebenarnya apa yang akan kamu beli?" tanya ibu Zaki penasaran.

"Aku berniat membeli pakaian hijau untukku, bunga melati serta beberapa buku tulis kecil dengan kuas kemudian tinta!" kata Ferdi dengan tenang.

"Ja-jangan-jangan kamu berniat... Hentikan ide gila itu, kamu hanya akan memancing kemarahan sang ratu!" kata Hafiz dengan cepat mengetahui niat asli Ferdi.

"Soo, tidak ada cara lain jadi satu-satunya cara ya nemuin orangnya langsung, kudengar juga si Roro cantik jadi sekali menyelam ya minum air!" kata Ferdi dengan ringan.

Semua orang membuka mulutnya dengan terkejut tapi Ferdi justru berjalan ke pantai lalu menyentuh air pantai.

"Tunggu aku!" kata Ferdi lalu berdiri dan wajahnya menjadi sangat serius.

"Bila kamu tetap diam maka biarlah, aku akan cari sendiri!" kata Ferdi didalam mobil.

Dia memacu mobilnya membuat asap ditempat dan berbalik dengan cara berputar kaya drifter handal, dia kemudian melesat tanpa menunggu Zaki untuk ikut.

Alasannya adalah waktu, dia perlu banyak waktu untuk menulis jimat serta membaca beberapa ajian unik untuk dapat bertahan di dalam air, karena hal itu lah dia melesat cukup cepat.

"Apakah anak itu gila!?" kata Hafiz tidak habis berpikir.

"Sebenarnya apa yang kamu rencanakan, Fer!?" kata Zaki dalam hati tapi dia tidak tinggal diam juga.

Zaki pergi ke tim Sar untuk membantu mencari Nita di tkp jadi keduanya melakukan tugas dengan sisi yang berlawanan dimana sisi nyata akan di ambil Zaki sementara sisi gaib akan ditangani oleh Ferdi.

"Sepertinya perjalanan hari ini akan sedikit lebih menyenangkan!" kata Ferdi dalam hati dengan seringai.

Entah apa lagi yang dia lihat tapi saat Ferdi selesai melihat ke arah laut itu membuatnya merasa senang dan tidak sabar untuk menyelam, kemungkinan hal ini berkaitan dengan rasa penasaran Ferdi kepada makhluk gaib.

Ferdi pergi ke toko pakaian serta seni lukis karena disana ada kuas serta tinta bagus yang dibutuhkan dan kertas khusus yang bisa menahan tinta alias agak tebal, Ferdi juga memilih kertas yang tahan air yaitu kertas plastik yang khusus, sebenarnya barang berkualitas ada di System tapi harganya mahal.

Saat dia akan mengambil botol tinta tiba-tiba tangannya menyentuh tangan seseorang.

"Eh!? Maaf aku tidak sengaja!" kata Ferdi dengan cepat meminta maaf.

"Etoo.. A-aku juga salah, maaf!" kata sebuah suara yang terdengar manis.

Ferdi melihat dan itu adalah seorang gadis cantik berambut hitam yang di kepang, bermata biru cerah, dia terlihat imut dengan penampilannya saat ini.

Ferdi melihat dan itu adalah seorang gadis cantik berambut hitam yang di kepang, bermata biru cerah, dia terlihat imut dengan penampilannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau mengambil tinta? Silakan duluan!" kata Ferdi dengan ringan.

"Ah, ya terima kasih!" kata gadis itu dengan cukup malu-malu.

Lalu dia berbalik pergi dengan cepat, Ferdi masih menatapnya dengan santai sambil berkata.

"Imutnya!" kata Ferdi dengan santai sambil tersenyum namun akhirnya dia memilih untuk fokus belanja.

"Sepertinya ini sudah cukup, lebih baik aku kembali dan menyiapkannya!" kata Ferdi lalu pergi untuk kembali dan mulai bersiap.

I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang