77

1.1K 148 24
                                    

"Masalah ini sudah selesai, jadi bagaimana denganmu?" Kata Ferdi sambil menatap Aika yang masih berdiri tak jauh darinya.

"Aku? Uhm... Mungkin aku akan berkelana sambil mencari Kitsune lain dan membangun ras ku setelahnya di suatu tempat!" Kata Aika dengan tenang.

"Begitukah... Apa kamu mau tinggal bersamaku? Aku bisa membantumu mencari kitsune lain, memberikanmu tempat tinggal aman dan juga uang!" Kata Ferdi tiba-tiba.

"Eh? Ta-tapi aku nanti hanya akan membawa masalah kepadamu!" kata Aika sambil menundukkan kepalanya, dia sebenarnya ingin namun dia juga sadar diri.

Sebagai kitsune dan ras yang imut nan lucu, mereka selalu di buru dan diperdagangkan, nasib mereka hanya ada tiga didunia ini yaitu budak, pelarian, dan kematian.

Mereka yang ketangkap dan tidak ingin mati maka akan di jual sebagai budak baik secara sukarela atau dipaksa, mereka yang takut akan hal itu melakukan pelarian yang sangat jauh sampai-sampai mereka sendiri lupa dimana kampung halaman asli mereka berada, karena ini lah Aika tidak ingin membawa masalah ke Ferdi.

"Aku tidak mempermasalahkan soal itu, yang aku tanya kepadamu adalah apakah kamu mau tinggal bersamaku?" kata Ferdi dan saat ini dia berdiri di depan Aika lalu berjongkok agar tinggi mereka sama.

Aika bingung dan ragu, namun saat dia menatap wajah Ferdi yang begitu lembut dan hangat entah bagaimana membuatnya merasa tenang, hal ini membuatnya merasa kalau selama ada Ferdi di sisinya maka dia tidak perlu kabur dan sendirian lagi.

"A-aku .... Y-ya, aku ingin!" kata Aika dengan pelan.

"Aku tidak bisa mendengarmu!" kata Ferdi dengan nada suara yang tinggi.

"Aku ingin tinggal bersamamu!!" kata Aika lagi dengan teriak kencang.

"Aku senang mendengarnya!" kata Ferdi mengangguk puas.

"Ayu, abang bawa teman imut untuk mu nih!!" kata Ferdi dalam hati, tujuannya memang ingin membuat Aika tinggal bersama dirinya ya untuk Ayu juga.

Apalagi Ferdi melihat Aika begitu cantik nan imut apalagi dalam wujud rubahnya, karena itu Ferdi ingin sekali Aika tinggal disisinya.

"Hoam... Aku mengantuk, aku akan berubah menjadi rubah dulu!" kata Aika yang lalu berubah menjadi rubah kecil yang lalu melingkarkan tubuhnya di bagian leher Ferdi serta tertidur di sana.

"Dasar, tapi biarlah!" kata Ferdi dengan ringan lalu mulai menggunakan pasirnya agar dia dapat terbang kembali ke rumahnya.

Di tempat lain dalam waktu yang berbeda beberapa jam, di gedung tinggi tempat sebuah perusahaan tertentu berada di sana.

Ruangan yang begitu sepi karena hampir semua orang sudah lama pergi, hanya mereka yang lembur lah yang masih bertahan di perusahaan tersebut, disana juga terlihat seorang gadis yang kalian semua kenali yaitu Annisa.

Ya, semenjak Ferdi pergi ke Jepang untuk membicarakan soal pertunangan disaat itu juga Annisa memilih untuk bekerja lebih keras, karena besok libur jadi dia memilih untuk lembur.

"Nis, kamu di panggil direktur noh!" kata seorang wanita yang usianya cukup jauh dari pada Annisa.

"Um, terima kasih infonya!" kata Annisa mengangguk lalu berdiri dan mulai berjalan.

Tanpa dia sadari kalau wanita yang tadi dia ajak berbicara itu mulai menyeringai jahat, ya itu sangat jahat.

"Permisi, apa bapak manggil saya?" kata Annisa yang diijinkan masuk dan langsung to the point.

Direktur perusahaan itu adalah pria berumur 48 tahunan dengan perut buncit, pala botak, jelek, bau dan yaa seperti Ugly Bastard lah.

"Um, ada hal yang ingin aku bicarakan kepadamu!" kata direktur itu sambil berdiri.

Mungkin merasa ada sesuatu yang salah membuat Annisa bergerak agak mundur ke belakang, tentu direktur itu juga memperhatikan dan sedikit tersenyum.

Cekrek!

Saat keduanya masih diam tiba-tiba pintu ruangan di kunci dari luar, hal ini sontak membuat Annisa berlari ke arah pintu dan mencoba membukanya namun tetap tidak bisa, rasa ketakutan sedikit menganjal hati Annisa.

"Pak, ada seseorang mengunci kita!" kata Annisa kepada direktur tersebut.

"Um, aku tau, kamu bisa tenang karena besok pintu ini juga akan di buka!" kata direktur tersebut dengan santai dan mulai sedikit demi sedikit berjalan ke arah Annisa.

"Apa maksudnya pa? Kita tidak bisa bermalam di ruangan ini berdua!?" kata Annisa meninggikan suaranya dengan kesal.

"Ehehe, Annisa, kamu ini gadis yang cantik dan pintar jadi harusnya tau kan apa yang akan terjadi~" kata direktur itu bergerak sambil menyeringai dan mulai sedikit demi sedikit membuka kancing baju miliknya.

"Hii.... Tolong!! Siapapun tolong buka pintu ini!!" kata Annisa panik setelah melihat sikap direktur tersebut.

"Ssst,  kamu tidak perlu berisik karena ruangan ini sebenarnya memiliki peredam suaranya jadi mereka yang ada di luar tidak akan tau~" kata direktur itu sedikit bercanda.

Melihat direktur itu semakin dekat membuat Annisa mencoba menjauh, dia ingin mengapai suatu barang untuk melawan namun sayangnya semua barang seperti vas dan yang lain sudah di pindahkan yang membuktikan kalau direktur itu sudah dengan jelas merencanakan hal ini.

"Khukhukhu, aku sudah lama menginginkan hal ini namun aku mencoba menahannya sampai akhirnya aku berhasil membuat rencana yang pas untukmu!" kata direktur dengan tertawa jahat.

"Ti-tidak... Me-menjauh sana jangan mendekat!!" kata Annisa ketakutan.

Disaat ketakutan seperti itu tiba-tiba membuat Annisa memikirkan Ferdi, hanya Ferdi di kepala Annisa saat ini yang membuat Annisa sedikit tenang namun masih merasakan takut, ya dia takut kehilangan dan di tinggal oleh Ferdi.

"Kemarilah sayang, kita akan menghabiskan malam bersama!" Kata ditektur sambil melebarkan tangannya untuk memeluk Annisa.

"Ti-tidak... Si-siapapun tolong.... Tolong aku!!" Kata Annisa ketakutan sampai akhirnya dia tersandung dan terduduk dilantai.

"Selamat menikmati!" Kata direktur tersebut memanfaatkan kecerobohan Annisa membuatnya melompat untuk menerjang Annisa.

"Tidak!!" Teriak Annisa dia menutup mata ketakutan, sekilas bayangan Ferdi yang pergi meninggalkannya terlihat, air mata menetes keluar namun sesuatu yang hebat terjadi.

Poof bruak!!

Sebuah sosok muncul didepan Annisa yang langsung meninju direktur tersebut sampai mental dan menembus tembok ruangan sebelah.

Sosok itu berbadan kekar, ada sayap hitam di punggungnya, wajahnya juga sangat menyeramkan namun dia mengenakan seragam hitam, siapa lagi kalau bukan Iblis yang di minta Ferdi untuk menjaga Annisa.

"Maafkan keterlambatan saya, Nona Annisa!" Kata Iblis itu berlutut didepan Annisa.

"Si-siapa kamu!?" Kata Annisa entah ketakutan atau senang namun semua itu bersatu dan membuat hatinya campur adik.

"Biarkan tuan yang menjelaskan kepada anda!" Kata iblis itu dan sedikit berdiri.

Dia berbalik dan berjalan ke arah direktur yang dia pukul tadi, orang-orang yang lembur sontak ketakutan dan penasaran sebenarnya apa yang terjadi tapi saat melihat sosok menyeramkan yang cukup tinggi dan bertubuh besar membuat sebagian orang kabur dan ada juga yang pingsan.

"Tuan?" Annisa sedikit bingung namun disaat pikirannya yang sedang bingung tersebut tiba-tiba sebuah lingkaran sihir tercipta di bawah tubuh Annisa yang masih terduduk dan membuat Annisa menghilang begitu juga dengan iblis dan direktur tersebut.

I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang