109

557 58 52
                                    

Ferdi mengangkat ponselnya dan mulai menelpon, telpon sederhana yang bahkan kurang dari 5 menit sebelum berakhir begitu saja.

Apalagi pihak lain bahkan belum mengucapkan apapun, orang luar bahkan tak berpikir kalau Ferdi sedang menelpon tapi hanya sedang bercanda dan berakting saja.

"Huh? Apa kau telah selesai beraktingnya? Kurasa kau gila, lebih baik kau pergi atau akan kuhubungi security!" Cibir pegawai dengan tak percaya, mana mungkin seorang supir taksi belaka bisa menjadi bos perusahaan, ya kan?

"10 ... 9 .. 8" Ferdi mengabaikannya, ia bahkan melihat jam dan mulai menghitung mundur.

"Mas, sudahlah ayo kita pergi, aku menghargai usahamu." Kata Tiara prihatin, sulit menemukan seorang pria tampan yang mau membantunya tapi ia tak ingin orang itu di permalukan hanya karena permasalahannya.

Ferdi mengangkat telunjuknya ke atas sebagai tanda untuk menunggu sebentar lagi sembari terus menghitung mundur, "3 ... 2 ... 1 ... 0!"

Klik!

Ia menjentikkan jarinya setelah 10 detik berlalu, semua orang mulai mengabaikan dan bosan karena menurut mereka tak ada yang akan terjadi.

Tapi tiba-tiba seseorang berlari dengan cepat ke pintu keluar, orang itu berbadan gemuk dengan kepala botak ditengah, wajahnya juga terlihat seperti babi jelek.

"Pak direktur, kenapa anda tergesa-gesa sekali?" Tanya pegawai wanita itu bingung melihat bos besarnya berlari dan berkeringat seperti itu, rasanya seperti dia habis di kejar hantu.

Pria gendut itu mengabaikan dan berjalan ke arah Ferdi, melihat ini mereka semua memiliki firasat akan ada pertunjukkan yang menarik.

"Maaf tuan, aku terlambat!" Kata pria gendut itu dengan tulus, ia bahkan membungkuk dengan sangat.

Tak pernah berpikir dalam hidupnya akan membuat bos besar dibalik perusahaannya begitu marah hingga hanya mengucapkan beberapa perkataan ditelpon.

"Hoo, ya aku tak peduli, yang kupedulikan kau segera urus bawahanmu itu, aku tak suka bila ada orang yang menyalahgunakan posisi dan kekuasaannya untuk menindas orang lain seperti dia!" Kata Ferdi dengan dingin dan terdengar angkuh, aura bos miliknya juga keluar.

"I-iya pak, akan saya urus hal ini ... Sekali lagi saya minta maaf atas sikap pegawai di perusahaan ini!" Kata pria gendut itu dengan sungguh-sungguh, bila bukan karena takut tak sopan mungkin celananya akan basah karena ketakutan dengan Ferdi.

"Hmpf!" Ferdi mendengus, ia kemudian melihat Tiara yang masih terdiam bingung.

"Semuanya selesaikan? Jangan lupa berikan pujian bintang lima bila kau puas dengan pelayanan taksiku!" Kata Ferdi ramah sebelum akhirnya pergi.

"Tunggu apa lagi cepat pergi kerja! Dan kau, hari ini kau kupecat!" Kata pria gendut itu kepada semua orang sebelum menunjuk ke pegawai wanita yang telah melakukan pelecehan terhadap Ferdi dan Tiara.

"Apa!? Tidak bos, berikan aku kesempatan sekali lagi, aku janji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi!!" Kata pegawai wanita itu memelas ingin menangis.

"Security cepat bawa orang ini pergi!" Kata pria gendut itu dengan dingin, ia pun kembali ke perusahaan dengan wajah muram.

Sementara Tiara merasa cukup senang karena harusnya ia yang di pecat tapi situasinya malah kebalik karena tak sengaja memesan taksi yang bos besarnya jalankan sendiri.

Meski ia merasa heran, kenapa bos besar seperti Ferdi mau menjadi supir taksi online, tapi memikirkan rutinitas orang kaya yang agak eksentrik membuatnya tak bisa memikirkan lebih jauh lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang