Breaking news
Ellent Madelson, pewaris tunggal dari Madelson Corp mengalami kecelakaan lalu lintas malam dini hari. Dikabarkan bahwa Ellent mengalami luka parah hingga belum sadarkan diri sampai saat ini.
Sementara itu, di dimensi lain.
Seorang gadis bersurai panjang keemasan tengah mendekap rindu sebuah lukisan yang berisi dua orang dewasa bersama dua orang anak kecil berpakaian bangsawan. Ia meraba lukisan itu lembut, seolah sentuhannya bisa merusak barang berharga itu.
Netra biru langitnya menatap bergantian lukisan dalam genggamannya itu dan juga sebuah pisau yang terletak di lantai, sampingnya. Ia tengah bersandar pada pinggiran tempat tidur yang telah cukup lama digunakannya, semenjak turunnya titah diasingkannya oleh sang ayah sendiri.
Beberapa tetes cairan bening berhasil lolos dari pelupuk matanya. Dengan tangan bergetar, ia meraih pisau itu kemudian menatapnya nanar.
"Kak, aku lelah. Aku ingin bersamamu saja ...." lirihnya yang terdengar begitu menyedihkan.
Ia mengarahkan pisau itu dipergelangan tangannya yang putih bersih, lalu mengirisnya. Suara ringisan gadis itu terdengar bersamaan dengan air matanya yang makin deras meluncur. Isakan yang keluar dari bibirnya terdengar begitu pilu. Lukanya bukan hanya pada nadinya, namun juga hatinya. Luka besar yang tak kunjung pulih selama bertahun-tahun. Luka yang membentuknya menjadi gadis menyedihkan. Luka yang mendorongnya untuk melakukan hal ini. Mengakhiri hidupnya sendiri.
Semakin dalam pisau itu ditancapkan, semakin deras cairan merah kental yang mengucur keluar dari sana. Pandangan gadis malang itu berkunang-kunang dengan tubuh yang kian melemas. Nafasnya semakin sesak, seolah menolak masuk udara yang ingin mempertahankan hidupnya.
Matanya mulai tertutup. Bersamaan dengan pisau yang terlepas dari genggaman, semuanya menjadi gelap.
Tbc.
//252//
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different Souls[END]✔
Fantasy[ENDING] ●Budayakan follow sebelum membaca. ●Jangan lupa vote dan komen. *** [Belum revisi! Jadi, mohon maklum kalau penulisan ataupun alurnya acak adut. Sebenarnya ragu buat revisi juga sih, biar nanti ada pembanding karyaku yang dulu dan sekarang...