"Steven kamu siap kan menikah dengan Lisa?" Tanya seorang paruh baya dengan senyuman.Steven mengangguk. "Siap om," balasnya dengan senyuman, entah senyuman tulis atau terpaksa. Sedangkan gadis di sebelah paruh baya tersebut hanya diam. Namun sesekali matanya melirik Steven yang duduk di hadapannya.
"Aku engga mau dijodohin, please tuhan bantu aku," ucap nya dalam hati.
"Kalo kamu Lisa, mau kan sama anak om?" Tanya paruh baya yang duduk tepat sebelah Steven.
Seketika Lisa tersentak dan menatap mereka. Ia terdiam sejenak, Lisa tidak tau harus menjawab apa, karena di lubuk hati paling dalam ia ingin sekali menolak. Tapi ia sudah berjanji dengan ayahnya untuk menuruti kemauannya. Karena keluarganya berhutang dengan keluarga Hwang.
"Lisa kok melamun ?" Tanya ayah Steven lagi.
Lisa melirik ke ayahnya dengan wajah memelas. Namun respon ayahnya adalah mengangguk, menyuruhnya untuk menyetujuinya.
Lisa menghela nafas pelan dan menatap mereka. "I-iya om Lisa mau," ucapnya pasrah
Ayah Lisa dan keluarga Hwang tersenyum bahagia dengan jawaban yang diberikan Lisa. Sedangkan Steven, ia langsung merubah wajahnya menjadi dingin saat Lisa tanpa sengaja melirik ke arahnya.
"Semoga pernikahan aku terjadi satu kali dalam seumur hidup,"ucap Lisa dalam hati
"Oke, pernikahan kalian akan dilaksanakan tiga hari lagi. Semunya sudah mama siapkan, kalian tinggal jalanin saja," ucap Rose, ibu dari Steven dengan semangat.
Lisa dan Steven hanya mengangguk pasrah.
Tiga hari kemudian...
Acara pernikahan Lisa dan Steven berjalan dengan lancar. Lisa hanya mengundang sahabatnya saja karena ia tidak ingin orang lain mengetahui pernikahannya. Sedangkan Steven hanya orang terdekatnya saja yang di undang dab kolega perusahaan.
Dua jam berlalu...
Acaranya telah selesai. Lisa dan Steven langsung menuju rumah yang sudah di siapkan oleh kedua orang tua mereka. Steven membuka password pintu rumah dan langsung masuk tanpa membantu Lisa yang sedang kesulitan membawa kopernya.
Lisa masuk dan melihat sekeliling rumahnya yang bisa dibilang sangat besar. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur yang besar dengan peralatan yang lengkap, ruang makan, dua kamar tidur utama, satu kamar tidur tamu, tentunya dengan kamar mandi di masing-masing kamarnya dan taman belakang yang luas.
Lisa menghela nafas, ia lelah karena menggunakan gaun pengantin yang sangat berat di tambah rambutnya penuh dengan aksesoris pengantin.
"Lu tidur di tempat lain." Steven tiba-tiba berucap membuat Lisa yang sibuk dengan pikirannya tersentak. "Gw engga mau sekamar sama lu," lanjut Steven datar.
Lisa membalas dengan anggukan pelan. Lagi juga dirinya belum ingin sekamar dengan cowok itu. Setelah berucap, Steven langsung menuju ruangan di lantai atas. Lisa bisa melihat kalau Steven masuk ke kamar pintu berwarna coklat muda.
Tapi ada sedikit rasa kecewa di hati Lisa. Entah kecewa karena apa. Walaupun Lisa dan Steven menikah atas dasar perjodohan, tetapi Lisa ingin menikah sekali dalam seumur hidupnya dan Lusa bertekad supaya Steven menyukai dirinya.
Lisa menghela nafas kasar karena harus berjalan menuju lantai dua dengan pakaian pengantin yang berat dan di tambah harus membawa kopernya yang besar sendiri. Saat tiba di depan pintu yang mungkin jadi kamarnya, Lisa langsung membukanya dan masuk ke dalam. Ia langsung menuju kasur dan merebahkan tubuhnya karena hari yang melelahkan nya.
"Aku sekarang udah jadi istri orang, harus jadi istri yang nurut. Buat papah bahagia Lisa," ucap Lisa dalam hati sambil menatap langit-langit kamarnya.
Setelah beberapa menit Lisa beristirahat, Lisa ingin bersih-bersih. Ia ingin membuka baju pengantinnya, namun untuk menjangkau reslesting nya Lisa sangat kesulitan. "Minta tolong ka Steven aja ya, tapi takut," gumam Liza ragu. "Udah lah bodo amat, kalo engga minta tolong sampai besok pun engga mandi," lanjut Lisa final.
Lisa akhirnya keluar kamar dan menuju pintu kamar warna hitam. Ia mengetuk kamar pintu Steven perlahan.
Steven menghela nafas kasar, setelahnya merebahkan tubuh di kasur. Ia mengeluarkan ponselnya hanya sekedar melihat notif pesen yang sedari tadi bunyi, entah dari siapa. Ketukan pintu kamarnya terdengar membuat Steven berdecak. "Ganggu aja sih!" Gumam nya kesal dan dengan sangat terpaksa, ia menuju pintu. Di bukanya pintu kamar dan terlihat lah Lisa yang masih menggunakan baju pengantin di depan pintu kamarnya.
Steven memutar bola mata malas. "Apa?" Tanya nya dingin.
"Ini minta tolong buka resleting bajunya, aku kesulitan," ucap Lisa ragu. Ia takut melihat tatapan Steven yang begitu dingin.
Steven berdecak. "Nyusain lu" serunya yang langsung menarik tangan gadis itu agar mendekatinya dan membalikan tubuh gadis itu.
Lisa tersentak kaget dengan tarikan Steven yang tiba-tiba. Cowok itu menurunkan resleting baju Lisa, membuat baju Lisa terbuka setengah, sehingga memperhatikan punggung mulus Lisa. Lisa yang sadar akan punggungnya yang terbuka, langsung membalikkan badannya. "Ma-makasih" ucap Lisa gugup yang langsung pergi ke kamar.
Steven hanya memasang wajah datarnya dan berdecak. "Engga tertarik."
758 kata
Vote and comment 💜
Thank 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
01. MARRIED
Teen FictionHwang Steven Hyun umur 23 tahun, seorang CEO Hwang Corp termuda, tampan dan bisa di bilang sempurna untuk segala hal. Tapi ada satu kebiasaan dia yaitu bermain dengan perempuan . . . . . . . . . . Kim Lalisa Sihan umur 21 tahun seorang mahasiswi ju...