37 - Apologize

557 125 20
                                    

Mobil yang ditumpangi oleh Hyunjin dan Hani, telah sampai di depan rumah Hani. Sebenarnya tadi Hani mengatakan jika dirinya bisa pulang sendiri. Tapi, pemuda tampan itu memaksa mengantarnya pulang.

"Makasih, kak." Hani hendak membuka pintu tapi Hyunjin lebih dulu menahannya.

"Ada apa, kak?" tanya Hani.

Hyunjin melepaskan tangan Hani, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Nggak ada."

Hani mengerutkan keningnya. "Udah malem kak, besok sekolah." ucap Hani beralasan agar gadis itu bisa cepat-cepat keluar dari mobil Hyunjin.

Hyunjin mengangguk, mengusap rambut Hani lembut. "Selamat malam, Choi Hani."

Hani terdiam dengan pipi yang memerah. "A-aku pulang dulu kak." ujarnya lalu membuka pintu mobil.

Gadis itu berjalan dengan kepala menunduk, ia tak pernah menyangka akan bertemu Hyunjin lagi.

"Lo dianterin siapa barusan?"

Hani mendongak, ia terkejut melihat Hyunsuk dan Jihoon yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya.

"Lo dianterin siapa?" tanya Hyunsuk ulang.

Hani menggigit bibir bawahnya, ia tak mungkin berkata jujur. Apalagi gadis itu tahu jika Hyunsuk tak menyukai Hyunjin beserta teman-temannya.

"Em, anu itu," Hani melirik Hyunsuk dan Jihoon yang sedang menatapnya tajam, membuat nyali Hani menciut seketika.

"Temen." jawabnya.

"Tapi, tadi kek mobilnya memble nggak sih bang? Anggota anak nyasar." tanya Jihoon pada Hyunsuk.

Hyunsuk mengangguk, matanya sedari tadi tak lepas dari sang adik. "Iya, gue tau."

Jihoon membulatkan matanya, mendekat kearah Hani. "Beb, kamu kok bisa pulang sama dia?"

"Tadi nggak sengaja ketemu." balas Hani cuek. Jujur saja, gadis itu masih kesal dengan kejadian tadi sore.

"Kan udah gue bilang jangan deket-deket sama dia!" tegur Hyunsuk membuat wajah Hani semakin kesal.

Jihoon menghela nafas pelan, menggenggam tangan Hani. "Maafin aku," ucapnya dengan bibir yang mengerucut.

Hani tertegun memandangi wajah Jihoon yang terlihat sangat menggemaskan. Ia benar-benar terpesona. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengembalikan kesadarannya yang telah hilang beberapa detik yang lalu.

"Udah malem kak." ucap Hani sambil melihat jam di layar ponselnya yang menunjukkan pukul sepuluh lebih.

Jihoon menggeleng. "Aku nginep disini."

Hyunsuk dan Hani seketika melebarkan matanya. "Lah? Ngapain lo nginep dirumah gue?" tanya Hyunsuk.

"Mau minta maaf sama Hani." Jihoon menoel-noel pipi pacarnya itu, membuat Hani tak dapat menahan senyumnya.

"Aku maafin kakak."

Jihoon memekik senang, akhirnya Hani mau memaafkannya. Dalam sekali tarik, tubuh gadis pendek itu sudah berada dalam dekapannya.

Hyunsuk mendengus, lagi-lagi ia merasa menjadi obat nyamuk di sini. "Udah dimaafin kan? Sekarang lo balik!" ucapnya sambil menarik lengan Hani.

Jihoon menggeleng ribut. "Kan gue bilang mau nginep!"

"Tapi besok lo sekolah!" seru Hyunsuk.

"Terus kenapa?" tanyanya.

"Emang lo mau telat karena bolak-balik?" tanya Hyunsuk heran. Pasalnya, rumahnya dan rumah Jihoon berlawanan arah dari sekolah mereka.

"Nanti Junkyu bakal gue suruh ngambil tas gue dirumah." jawab Jihoon mengingat ada Junkyu yang notabenenya adalah tetangganya.

"Terus seragam lo?" tanya Hyunsuk lagi.

"Pinjem punya lo lah." jawab Jihoon santai.

Hyunsuk membulatkan matanya. "Gila ya lo? Mana muat, badan lo segede ini!" ucapnya tak habis pikir.

Hani terkekeh melihat pertengkaran kecil antara Jihoon dan Hyunsuk. Mereka berdua sangat-sangat lucu.

[✓] Black Magic || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang