26 - Basketball

635 131 29
                                    

Pagi ini semua murid sudah berkumpul di lapangan karena akan ada pertandingan basket antar sekolah.

Berbeda halnya dengan Hani dan Yuna, mereka berdua malah asik menyantap nasi goreng di kantin.

"Woy, dicariin malah disini!" teriak Ryujin menghampiri kedua gadis itu.

Hani mengendikkan bahunya acuh lalu menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Kak Ryujin mau?" tanya Hani melirik Ryujin yang terlihat sedikit emosi.

Ryujin menggelengkan kepala sembari mengatur nafasnya. Gadis itu daritadi memutari sekolah mencari keberadaan Hani dan Yuna.

"Lo lupa apa gimana? Hari ini Jihoon kan ada tanding basket!" ucap Ryujin tak habis pikir dengan Hani.

Hani menepuk keningnya. "Iya gue lupa, gara-gara lo sih ngajak makan tadi!" tunjuk Hani pada Yuna.

"Gue?" tanya Yuna menunjuk diri sendiri.

Hani beranjak dari tempat duduknya kemudian berlari meninggalkan kantin. Kaki jenjangnya menyusuri koridor yang terlihat sepi.

"Hani tungguin!" teriak Ryujin menyusul Hani di belakang.

"Tuh anak pendek tapi larinya cepet juga." gumam Yuna sambil terus berlari.

Hani, Ryujin, dan Yuna sampai di lapangan dengan nafas terengah-engah, dan benar saja disana sudah sangat ramai.

"Gila lo larinya cepet banget." ucap Yuna sambil meminum air mineral yang ia ambil dari kantin.

"Minta." Ryujin mengambil minuman itu dari tangan Yuna, hingga mereka berdua saling berebut.

Hani hanya menggelengkan kepala melihat dua sepupu yang sedang bertengkar karena minuman itu, hingga atensinya teralihkan oleh suara para siswi yang bersorak keras.

Pasukan murid laki-laki berseragam basket dengan headband berwarna hitam yang menempel gagah di kepala mereka barusaja keluar dari halaman belakang sekolah.

Berbagai macam teriakan terdengar di tribun yang ramai dipenuhi penonton. Pertandingan basket antar sekolah hari ini berlangsung heboh.

"Buset, lawannya ganteng juga cuy!" Yuna memukul lengan Hani ketika tim lawan memasuki lapangan.

Hani berdecak, menurutnya Jihoon adalah laki-laki paling tampan setelah ayahnya. Bukan Hani ingin durhaka pada sang kakak, Hyunsuk memang tampan tapi kelakuan kakaknya itu sangat menyebalkan.

Hani melirik sekilas tim lawan. Memang benar kata Yuna, mereka semua sangat tampan. Namun sedetik kemudian Hani menyadari ia nampak tak asing dengan salah satu pemain tim lawan.

Loh, itukan kak Hyunjin? batin Hani.

"Bukannya itu Felix? Mantan lu." bisik Yuna pada Ryujin.

Ryujin menoleh kearah Yuna, lalu meletakkan telunjuknya di bibirnya sendiri. Menyuruh Yuna untuk diam.

Sedangkan gadis-gadis yang berada di bangku penonton histeris meneriakkan nama idola-idola mereka.

"Hyunsuk,"

"Jihoon,"

"Yoshi,"

"Junkyu,"

"Mashiho,"

"Jaehyuk,"

"Asahi,"

"Yedam,"

Dan masih banyak lagi.

Namun tetap saja nama sang kapten, Hyunsuk yang mendominasi.

"Hyunsuk semangat!"

"Hyunsuk i love you!"

Hani melirik tak percaya segerombolan siswi yang meneriaki nama abangnya itu. Ternyata Hyunsuk memiliki banyak sekali penggemar di sekolah.

"Kak Jihoon semangat!" teriak Hani pada Jihoon yang tengah tersenyum sembari membuat simbol hati dengan tangannya.

Rasanya pengen terbang anjir. batin Hani jadi salah tingkah sendiri.

Peluit berbunyi dan bola basket di lemparkan ke atas. Kedua kapten melompat untuk merebut bola basket tersebut. Hyunsuk berhasil mendapatkannya.

Kedua tim saling memperebutkan point, Hyunsuk melempar bola pada Jihoon. Karena posisi Hyunsuk sudah di kepung, ia tak mau mengambil resiko.

Jihoon mendribble bola basket dengan ahlinya mendekati ring dan melakukan shooting.

Jihoon berhasil mencetak skor.

Hani terpesona menonton Jihoon bermain dengan sangat lihai. Pemuda itu terlihat sangat tampan dengan keringat yang menetes dari rambutnya.

Belum lagi saat Jihoon mengusap rambutnya yang basah kebelakang dengan jemarinya. Membuat semua mata yang melihatnya tak mampu berkedip.

"Jihoon ganteng!"

"I love you, Jihoonie."

Lamunan Hani terbuyar mendengar pekikan di belakangnya.

"Heh, bisa diem gak sih!" Hani yang jengah pun angkat bicara. Lagipula hanya dia yang bisa memuji dan memandangi Jihoon.

"Suka-suka gue lah, baru anak kelas satu aja udah belagu lo." omel siswi tersebut. Jika dilihat dari bet sekolah, ia adalah anak kelas sebelas.

Hani mendengus lalu melirik kearah Jihoon yang tengah memberinya flying kiss.

Gadis itu tersenyum malu tapi sedetik kemudian matanya membulat sempurna ketika melihat sebuah bola basket terlempar mengarah pada Jihoon.

"Kak Jihoon, Awas!"

Brak

Terlambat, bola itu mengenai kepala Jihoon hingga membuat pemuda itu pingsan di tempat.

[✓] Black Magic || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang