49 - That Night ( END )

1.1K 135 47
                                    

Mobil yang mereka kendarai telah sampai di depan pintu masuk sebuah restoran mewah bergaya modern dengan dominan warna coklat dan emas pada furniture yang menghias setiap sisi restoran, menambah kesan mewah di dalamnya.

"Mama gak berencana buat jodohin aku, kan?" tanya Hani tiba-tiba. Jujur saja gadis itu takut jika mamanya menjodohkan dirinya, sama seperti dalam cerita yang sering ia baca.

Jennie menatap Hani heran. "Kalo iya kenapa?"

Hani sontak membulatkan matanya kemudian menggeleng cepat. "Aku gak mau!"

"Mama bercanda sayang," Jennie terkekeh melihat tingkah anaknya yang mendadak panik, sangat lucu.

Hari ini Hani terlihat cantik dan elegan saat memakai gaun berwarna biru muda pemberian Jennie. Wanita paruh baya itu tak menyangka jika putri kecilnya sekarang telah tumbuh dengan cepat.

Kalo aja kembaran kamu masih ada, pasti dia secantik kamu, sayang. batin Jennie sambil mengusap air matanya yang hampir turun.

Kemudian, mereka berdua keluar dari dalam mobil. Namun tak berselang lama, Hani berhenti saat menyadari sesuatu. Gadis itu meninggalkan ponselnya.

"Ma, hp aku ketinggalan di mobil. Mama duluan aja nanti aku nyusul." ucap Hani lalu berbalik menuju ke tempat mobilnya terparkir.

Jennie mengangguk, wanita itu kini berjalan sendiri memasuki restoran. Matanya melirik kesana kemari mencari seseorang.

Seketika itu senyum Jennie mengembang mendapati seseorang yang tengah melambaikan tangan kepadanya.

"Sorry lama," ucap Jennie tak enak hati.

Seseorang itu tersenyum. "Gak papa, anak kamu mana?" tanyanya sambil memiringkan kepala melihat kearah belakang tubuh Jennie.

"Dia lagi-"

"Loh, Hani?" potong orang itu saat melihat seorang gadis masuk ke dalam restoran

Jennie mengerutkan keningnya. "Kamu kenal Hani?"

Orang itu mengangguk semangat."Dia kan pacarnya Jihoon."

Sedangkan Hani yang baru sampai dibuat  terkejut setengah mati, sebab melihat Rose dan Jihoon yang sedang duduk bersama dengan mamanya.

"Mama Rose? Kak Jihoon?" panggil Hani memastikan jika itu memang benar-benar mereka.

Rose berdiri, tersenyum seraya memeluk tubuh Hani. "Ternyata kamu anaknya Jennie, pantes pertama kali lihat mama langsung suka." ucapnya sambil mengusap lembut rambut gadis itu.

Hani terdiam, tak tau harus berbicara apa. Ia terlalu terkejut melihat Rose dan Jihoon. Terlebih lagi pada pemuda Park yang sekarang tengah tersenyum jahil kearahnya.

"Ayo duduk," ucap Rose mengajak Hani untuk duduk.

Gadis itu menundukkan kepala, tak berani menatap pemuda tampan yang duduk berada tepat di depannya.

Sejak kejadian semalam Hani belum membalas pesan satupun dari Jihoon. Entahlah, Hani malu mungkin?

"Jihoon udah gede aja sekarang, kayaknya baru kemarin tante liat kamu berantem sama Hani gara-gara boneka bunga," Jennie tertawa mengingat masa kecil keduanya yang sering sekali bertengkar.

"Apalagi kalo inget Hani yang selalu nangis karena di gangguin Jihoon," timpal Rose sambil menatap Jihoon dan Hani bergantian.

Hani melongo tak percaya. Apa-apaan ini? Jadi, Jihoon adalah anak nakal yang selalu menjahilinya waktu kecil? Pantas saja sikap dan wajah Jihoon mengingatkan Hani pada seseorang.

[✓] Black Magic || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang