42 - Accident

624 124 28
                                    

Seorang pemuda mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, bahkan ia tak peduli pada nyawanya sendiri karena terlalu sibuk memikirkan Hani.

Jihoon takut Hani salah paham padanya perihal foto yang beredar di instagram. Dalam foto tersebut terlihat Jihoon sedang berciuman dengan Minju, padahal nyatanya tidak.

Jihoon kesal, ia berjanji akan memberi pelajaran pada orang yang memfoto dan memposting foto itu nanti.

Tak berselang lama Jihoon sudah sampai di depan rumah Hani. Pemuda itu turun dari motor dan berjalan dengan tergesa-gesa.

"Hani!" teriak Jihoon sambil menggedor-gedor pintu, namun tak ada sahutan dari dalam.

Tiba-tiba saja pintu terbuka, menampilkan seorang Choi Hyunsuk dengan tatapan tajam.

"Mau apa lo kesini?"

Jihoon tak menjawab. Pemuda itu melongokkan kepalanya ke dalam, celingak-celinguk mencari keberadaan Hani.

"Hani mana?"

Hyunsuk tertawa miris, tangannya terkepal. Pemuda Choi itu berjinjit kemudian menarik kerah baju Jihoon kuat.

"Maksud lo apa? Lo mau nyelingkuhin adek gue?!" bentak Hyunsuk tepat di depan wajah Jihoon.

Jihoon menggeleng ribut, ia menurunkan tangan Hyunsuk dari kerah bajunya. "Itu semua jebakan bang, gue gak mungkin ngelakuin itu!"

"Gak mungkin gimana? Udah jelas-jelas di foto itu lo ciuman sama Minju!" seru Hyunsuk.

Jihoon mendengus, "Terserah, sekarang Hani mana?"

Hyunsuk menggeram kesal. Ingin sekali rasanya memukuli Jihoon hingga babak belur.

"Bang, Hani mana?" tanya Jihoon ulang.

"Hani belum pulang!"

Jihoon membulatkan matanya, waktu pulang sekolah sudah lewat dari dua jam yang lalu. Tapi mengapa gadis itu belum juga pulang?

Kemudian Jihoon berbalik menuju motornya, meninggalkan Hyunsuk yang sedang sibuk mengumpatinya.

Jihoon melajukan motornya kencang membelah jalanan. Matanya bergerak gelisah, melirik kesana kemari mencari Hani.

"Kamu dimana sih?" gumam Jihoon khawatir.

-oOo-

Gadis itu terdiam, Hani sedang memberanikan diri untuk bertanya pada seseorang yang kini tengah berdiri di depannya.

"Tolong jelasin apa maksud foto ini kak!" Hani menunjukkan layar ponselnya pada orang itu, siapa lagi kalau bukan Minju.

Minju tertawa, "Seperti yang lo liat, gue sama Jihoon udah balikan."

Hani menggelengkan kepalanya, tak percaya. "Tapi-"

"Nggak ada tapi-tapian, itu emang kenyataannya! Please, lo nggak malu apa jadi PHO?!" potong Minju cepat.

Hani mengerutkan keningnya. PHO katanya? Bukankah yang menjadi perusak hubungan orang disini adalah Minju? Apa dia tidak mempunyai kaca?

"Mirror, please!"

"Lo ngeselin banget!" Minju mengangkat tangan kanannya, hendak melayangkan tamparan pada gadis itu.

"Stop!"

Mereka berdua menoleh bersamaan saat mendengar suara itu. Ternyata seorang Park Jihoon yang datang dengan raut wajah penuh amarah.

Minju menurunkan tangannya, gadis itu mencoba memasang wajah setenang mungkin.

"Ji-Jihoon?"

Minju menghampiri pemuda itu lalu memeluknya, membuat sang empunya terkejut.

Tangan Hani terkepal, ia mendongakkan kepalanya ke atas. Berusaha mati-matian menahan air mata yang hampir terjatuh.

"Hani," Jihoon menarik pergelangan tangan Hani. Namun segera di tepis oleh gadis itu.

Hani berbalik kemudian berlari dengan perasaan kacau. Demi apapun, hatinya sangat sakit sekarang.

Jihoon hendak mengejar Hani. Tapi, Minju malah mengeratkan pelukannya.

"LO BENER-BENER KELEWATAN!" bentak Jihoon seraya melepaskan pelukan gadis itu.

"PUTUSIN AJA APA SUSAHNYA SIH!" bentak Minju balik.

Jihoon mendecih,"Cih, kayaknya lo harus pergi ke psikolog."

Minju mendengus. "Gue kek gini karena lo, Park Jihoon!"

Jihoon memutar bola matanya malas, ia melangkahkan kakinya pergi menyusul Hani.

"Jihoon!" Minju menarik pergelangan tangan Jihoon.

"Lepas!"

Brak!

Suara hantaman keras membuat langkah kaki Hani terhenti. Dengan cepat gadis itu menoleh kebelakang.

Sontak Hani membulatkan matanya sempurna kala melihat Jihoon yang terkapar lemah diatas aspal, dengan tubuh bersimbah darah.

[✓] Black Magic || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang