19 - Shopping

702 162 40
                                    

"Bang, jajannya mana?" tanya pemuda berpipi chubby, So Junghwan.

Hani melongo tak percaya menatap pemuda itu, padahal jelas-jelas di atas meja terdapat banyak sekali makanan. Tapi mengapa Junghwan masih bertanya?

"Jajanan sebanyak itu lo nggak liat?" tanya Hyunsuk heran.

Junghwan menggaruk tengkuknya yang tak gatal." Segini mah kurang."

"Bener, dimakan Wawan sendiri juga abis." timpal Asahi mengambil sebungkus oreo lalu memakannya.

"Tapi ini udah banyak kak." ucap Hani.

Junghwan mengerucutkan bibirnya. "Kakak sama adek sama-sama pelit." cibirnya.

Hani dan Hyunsuk membulatkan mata, pelit katanya? Padahal ia sudah membeli semua jajanan di toko depan rumah mereka.

Segini masih kurang?

Hyunsuk menghela nafas, lalu mengeluarkan beberapa lembar won dari dalam dompetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunsuk menghela nafas, lalu mengeluarkan beberapa lembar won dari dalam dompetnya.

"Yaudah sana ke supermarket" ucap Hyunsuk sambil menyerahkan uang itu pada Hani.

Hani mengerutkan keningnya. "Kok aku?"

"Nggak papa, biar aku temenin." sahut Jihoon merangkul bahu Hani, membuat sang empunya terkejut.

"Tuhkan, yaudah sana!" Hyunsuk mendorong pelan tubuh Hani agar gadis itu mau keluar.

Hani berdecak. "Ck, yaudah ayo kak"

Setelah keluar dari pintu, Jihoon melangkahkan kaki mendekati motornya.

"Nggak usah pake motor kak, jalan kaki aja nggak jauh kok." ucap Hani.

Pemuda itu mengangguk lalu mengeratkan genggamannya pada tangan Hani. Dua sejoli itu berjalan membelah ramainya jalanan kota.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit mereka sampai di supermarket. Kemudian Hani masuk dengan wajah berseri mengambil troli yang berada di dekat pintu.

Jihoon hanya menggelengkan kepalanya, gemas dengan tingkah Hani yang seperti anak kecil.

"Mau naik nggak?" tanya Jihoon.

Hani mengernyit bingung, "Hah? Maksudnya?"

"Naik ini." ucap Jihoon sambil menepuk-nepuk troli belanjaan.

Hani menggeleng. "Nggak mau!"

Jihoon tersenyum, ia dengan santai menggendong Hani lalu menaruh gadis itu kedalam troli.

"Kakak gila ya? Nanti kalo dimarahin kasirnya gimana?!" tanya Hani melirik sang kasir yang jaraknya cukup dekat dengan mereka.

"Nggak bakal ada yang berani." jawab Jihoon lalu mendorong pelan troli tersebut.

Hani hanya terdiam. Jihoon mengajaknya memutari supermarket, hingga membuat kepala gadis itu menjadi pusing.

"Kak, aku pusing" rengek gadis itu, Jihoon yang mendengarnya langsung menghentikan troli tersebut dan menggendong Hani untuk turun.

Hani tersenyum, mengambil alih troli tadi lalu pergi meninggalkan Jihoon.

Jihoon mengerutkan keningnya heran. Kemudian pemuda itu mengambil ponsel disakunya, berniat memfoto gadis lucunya itu.

Cekrek

Sial! Jihoon lupa mematikan flash ponselnya. Alhasil Hani berbalik lalu menatap tajam pemuda tampan itu.

"Kak Jihoon, foto aku ya?!" tanya Hani mencoba meraih ponsel ditangan Jihoon.

"Iya." Pemuda itu tersenyum, menampilkan deretan gigi rapinya.

[✓] Black Magic || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang