Terlalu Bahagia

650 214 24
                                    

"Stop!" titah Hyun Jae berjongkok, menginterupsi anjing pudel hitam untuk berhenti mendekatinya di ruang keluarga apartemen. Selain suara, mengomando pula dengan jari telunjuk teracung ke arah kepala Jaz.

"Kau sudah makan 'kan, Jaz? Sekarang saatnya ikut Ye Jun Hyeong yang akan menjadi bapak barumu," ucap Hyun Jae ke arah Jaz. Disusul deheman masygul Ye Jun yang berdiri di sampingnya.

"Kau harus menurut dengan bapak barumu, ya? Jangan nakal. Tetaplah menjadi anak anjing yang baik!" titah Hyun Jae. Ia tertawa kecil. Dijawab gonggongan kecil Jaz, seolah-olah menjawab, "Siap, Papa".

"Pintar." Hyun Jae mengelus kepala Jaz. Lidahnya terjulur.

"Kau harus belajar membopongnya, Hyeong," ucap Hyun Jae kemudian setelah meraih badan kecil Jaz. Membopongnya. Berdiri mensejajari Ye Jun.

"Ayo, cepat ulurkan kedua tanganmu, Hyeong. Aku ajari cara membopong Jaz yang benar."

Ye Jun mendengkus. Raut mukanya sungguh tertekuk mendapat titah itu. Sebenarnya dirinya sangat tidak menyukai apa pun jenis hewan piaraan. Sekarang malah dipaksa mengadopsi seekor anjing pudel-nya Hyun Jae. Ini membuat dirinya tetiba menginginkan cepat menikah dengan pacarnya untuk mengurus si pudel hitam satu ini.

"Sebaiknya aku mempekerjakan baby sitter untuk mengasuh Jaz saja daripada harus mengurusnya sendiri setiap hari, Hyun Jae," cicit Ye Jun. Dengan raut muka masih tertekuk. Kedua tangannya pula enggan mengulur ke arah Hyun Jae.

"Baby sitter? Tidak, Hyeong! Aku tidak mudah percaya sama seseorang, apalagi untuk merawat Jaz. Kau harus bisa menyayanginya seperti anak sendiri tanpa pengalihan tangan orang lain!" Hyun Jae tetap saja tak terima pemutusan Ye Jun. Bibirnya mengerucut sebal dengan terus membopong Jaz yang jinak sekali dengannya.

"Bagaimana bisa aku menyanyanginya seperti anak sendiri? Ya! Aku belum menikah. Dan aku juga belum punya anak!" decak Ye Jun. Kedua tangannya menyilang di dada.

Hyun Jae terkekeh. "Lama-lama kau akan terbiasa mengurusnya, Hyeong. Perlahan sifat kebapakanmu akan muncul. Kau akan menyayangi Jaz setulus hatimu," ucap Hyun Jae jujur, tapi terkesan seloroh oleh Ye Jun.

"Aish!" decak Ye Jun. Ia sungguh tak dapat berpikir dengan satu manusia yang sudah dianggap layaknya adik kandung sendiri. Pasalnya, Hyun Jae sangat menyanyangi binatang seperti menyayangi dirinya sendiri. Parahnya, bukan hanya kepada hewan piaraan, tapi hampir segala jenis hewan. Dulu, saat awal tinggal bersamanya, Hyun Jae pernah hendak memelihara anakan tikus liar di rumah, alih-alih katanya justru imut dan mirip hamster.

"Berikan saja kepada Hwan!" sungut Ye Jun. Bibirnya mengerucut.

"Hanya kau yang kupercaya untuk merawat Jaz, Hyeong."

Ye Jun ber-huh kesal.

Hyun Jae terkekeh.

Namun, pada akhirnya Ye Jun mengangguk dengan perasaan kecut. Meratapi nasib akhirnya si pudel hitam Jaz resmi sudah diadopsinya karena tak enak hati. Ia pun pasrah, memerima uluran Hyun Jae untuk mengemban Jaz.

"Hyun Jae."

"Hmm," sahut Hyun Jae yang sedang beringsut mengambil makanan Jaz di pantry. Ye Jun mengekori.

"Aku senang dengan keputusanmu. Semoga akhirnya mendapat ketenangan yang selama ini kau cari," kata Ye Jun. Mengelus kepala Jaz.

Hyun Jae masih mengambil kotak makanan Jaz. Lalu perlahan menengok ke arah Ye Jun. Menatap semringah Ye Jun.  "Gomawo, Hyeong. Aku pasti akan mendapatkan ketenangan itu."

Syahadat di Langit SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang