Rubah Kecil

1K 293 44
                                    

Di dapur rumah yang mengadopsi gaya minimalis, Haura mengambil loyang dalam oven. Loyang itu berisi adonan roti sobek yang sudah bulat-bulat sekepal berdempetan dengan 2 varian warna; hijau dan kuning. Dan ia juga membuat 5 adonan yang dipanggangnya langsung dengan aluminium foil tray seukuran selembar tangan. Adonan yang ini khusus untuk membuat roti sobek karakter Mr. Bean.

Haura meletakkan loyang  ke atas kitchen island, membuka wrap pada loyang, langsung tercium aroma manis roti sobek yang hangat. Setelahnya, ia cekatan menutup loyang dengan aluminium foil, panggang kembali dengan suhu 180 derajat celcius dengan api bawah selama kurang lebih 20 menit.

Selama menunggu panggangan roti, Haura membawa tubuhnya ke ruang keluarga. Duduk di bean bag, meneruskan membaca majalah.

"Tumben banget buat roti di rumah bukan di toko. Emang mau ada acara apa, ya?" tanya seseorang yang tetiba rusuh ke ruang keluarga, duduk di bean bag samping Haura, menyetel televisi.

Haura melirik ke arah seseorang itu yang tak lain adalah adik lelaki Ayana; namanya Jasim, umurnya 17 tahun, mondok di Ploso, dan sedang mode pulang dari kemarin sore.

"Udu urusanmu, Jasim," ketus Haura.

Jasim yang katanya mirip Sehun EXO ini mendengkus.

"Dasar judes!" decaknya.

Haura melotot ke arah Jasim. Membenahi poni rambutnya. Meneruskan membaca majalah. Jasim sibuk melihat film.

17 menit kemudian, Haura kembali ke dapur, menilik panggangan rotinya yang sudah matang. Ia pun cekatan mengambil loyang, menaruhnya ke kitchen island, membuka aluminium foil, menunggu suhu panasnya turun untuk kemudian dirinya rias membentuk karakter Shinbi dan Geumbi.

"Ada telpon, Mbak," seru Jasim yang masih menonton film.

Menyempatkan mengenyitkan kening, Haura mengambil langkah ke ruang keluarga, meraih ponselnya di meja yang berdering nyaring.

Ternyata si penelepon adalah Ahjussi.

"Aku sedang membuat roti sobek untukmu, Ahjussi. Jadi jangan banyak mengomel, ya?" ujar Haura.

Jasim yang mendengar pembukaan percakapan Haura dengan bahasa negerinya itu langsung tertarik, menguping dengan mengecilkan volume televisi.

"Boleh aku melihat prosesnya, Haura?"

"Prosesnya tinggal menggambar karakter. Kau menginginkan Shinbi 'kan? Jadi aku akan membuatnya dengan karakter Geumbi juga."

"Bagus sekali, Haura. Jika begitu buatkan juga roti sobek dengan karakter wajahku yang tampan ini."

Jasim yang menguping dengan pura-pura menonton film mengernyit. Membuat terka bahwa kelihatan Haura akrab dengan si Ahjussi itu. Menerka juga Haura ada hubungan apa dengan si Ahjussi, sepertinya bukan sekedar hubungan penjual dan pembeli.

"Itu masih dalam pertimbanganku, Ahjussi," sahut Haura setelah mendaratkan pantatnya ke bean bag. Tersenyum geli membayangkan akan membuat wajah Mr. Bean sebagai kembaran Hyun Jae.

"Baiklah, akan aku tunggu, pada akhirnya kau akan membuat karakterku atau tidak, Rubah Kecil."

Jasim melotot mendengar omongan Hyun Jae perkara Rubah Kecil.

Syahadat di Langit SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang