Senyuman Jiyeon

1K 308 46
                                    

Setelah sampai, Ara Ahjumma melangkah cemas memasuki rumah besar Nyonya Kim.
Langkahnya sengaja dibuat berderap lemah, hatinya berdesir was-was akan hal apa yang selanjutanya ia dapatkan.
Sebenarnya ia sudah menerka apa yang telah terjadi antara Jiyeon dan Mi Cha melalui telepon barusan, tetapi apa pun itu, ia mencoba menetralisirkan keadaan, seolah-olah ia tidak tahu apa-apa.

Entah mengapa jaringan listrik di rumah Nyonya Kim mati total, rumah besar itu kini gelap gulita, sampai-ampai Ara Ahjumma harus menyalakan senter ponselnya untuk penerangan jalannya.

Padahal, seharusnya ini bukan sebuah masalah besar jika listrik padam total sekalipun, rumah Nyonya Kim seharusnya tetap terang karena telah memasang energy stronge system--teknologi alternatif saat listrik padam yang bisa mem-back up-nya secara otomatis.

Apakah ini pertanda pula bahwa semuanya sedang tidak baik-baik saja?

Seraya terus berjalan pelan dengan sebelah tangan menenteng kantong food grade berisi tteokbokki dan sebelah tangannya yang lain memegang ponsel, Ara Ahjumma berpikir keras tentang bagaimana ia harus bersikap saat bertemu dengan Mi Cha. Ia sungguh bingung, pasalnya ia tidak pandai berakting.

Pasrah sudah, Ara Ahjumma membuka pintu kamar Jiyeon perlahan. Dalam penerangan yang lumayan baik dari lentera LED yang dibawa Mi Cha ke kamar Jiyeon, ia langsung bisa menangkap jelas apa yang tengah Mi Cha lakukan.

Berdiri di salah satu sudut ranjang Jiyeon dengan Jiyeon sudah terbaring bisu di sampingnya, Mi Cha tengah mengutak-atik ponsel Jiyeon. Ia menemukannya di selipan bed cover yang tengah Jiyeon kenakan. Tersenyum sinis setelah mengambilnya, mendapati jika Jiyeon sempat menerima telepon dari Ara Ahjumma diam-diam, saat ulahnya dilaksankan.

Mendapati pergerakan Ara Ahjumma di kamar Jiyeon, Mi Cha langsung melengok menatap Ara Ahjumma-- pembantu rumah tangganya itu.

"Hmm, kau lama sekali, Ahjumma. Kasihan sekali adikku, dia tidak sempat memakan tteokbokki kesukaannya," ucap Mi Cha seraya merengut sedih.

Ara Ahjumma tetap bergeming di ambang pintu. Sebelah tangannya yang menenteng kantong food grade berisi satu porsi tteokbokki meremas kuat.

Mi Cha beringsut berdiri. Ia tersenyum seraya melangkah mendekati Ara Ahjumma.

"Aku lapar, Ahjumma. Boleh, 'kan, tteokbokki itu untukku saja?" rayu Mi Cha, saat berhadapan persis dengan Ara Ahjumma.

Sebelah tangan Ara Ahjumma yang menenteng kantong food grade gemetar. Lalu ia bersusah payah mencoba menjawab sesuatu.

"Ini pesanan Nona Emily, Agassi. Jika agassi mau, Ahjumma bisa kembali untuk membelikannya," dalihnya.

Mi Cha tersenyum lebar. Lalu ia mencoba lebih mendekat lagi ke arah Ara Ahjumma, membisikkan sesuatu.

"Aku sudah memeriksa telepon Emily, menemukan panggilan terjawab yang datang darimu sekitar sepuluh menit lalu terputus, dengan durasi terjawabnya telepon selama lima menit," ucap Mi Cha seraya menyimak log panggilan di ponsel Jiyeon.

Syahadat di Langit SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang