Part 2

43 5 3
                                    

"Gapapa kok Pak. Perutnya cuma agak 'kaget' aja. Salah makan kayaknya."

Nadine yang bisa mendengar pembicaraan itu auto mematung. Salah makan dokternya bilang? Anjir, bisa-bisa gue donk yang disalahin gara-gara ngasih anak orang kaya makan burger sepuluh ribuan

"Mual, mulas, itu biasa. Istirahat sebentar juga udah bantu banget biar Zeline gak lemas lagi badannya," lanjut si dokter.

"Berarti gak perlu dirawat di rumah sakit kan dok?" tanya Seungwoo, sangat khawatir.

Dokter menggeleng. "Gak perlu Pak. Istirahat di rumah aja. Sebentar, saya resepkan obat dan vitaminnya."

Nadine kemudian beralih lagi pada Zeline yang tertidur di kasur perawatan. Nadine bisa mendengar semua pembicaraan dokter dan Seungwoo karena mereka memang sedang berada di ruangan yang sama. Hanya tirai saja yang membatasi mereka. Ayah Nadine, karena gak enak badan, sudah diantar duluan pulang ke rumah. Padahal tadi Pak Hadi bersikeras untuk ikut ke rumah sakit, tapi dilarang Seungwoo. Sebagai gantinya Nadine yang ikut Seungwoo ke rumah sakit dengan mobil Seungwoo, meninggalkan Jinhyuk sendirian di coffee shop.

Mereka tadi di mobil udah kayak keluarga bahagia aja. Sampai Nadine sadar duluan kalau Seungwoo udah punya anak, dan pacar... huft

Seungwoo membuka tirai yang membatasi ruang dokter dan ruang perawatan, dan jujur aja Nadine kaget karena itu. Karena memang gak ada aba-aba kalau Seungwoo mau buka tirainya dan Nadine sedang termenung sambil mengelus-elus tangan kanan Zeline. Mana Seungwoo rada kasar gitu ngebukanya.

Mata mereka bertemu untuk beberapa saat sampai Seungwoo mengalihkan pandangannya duluan. Dia lalu mengangkat anaknya dengan perlahan dan menggendongnya lalu berjalan pergi, tapi cuma beberapa langkah sampai dia akhirnya berbalik lagi. "Kamu mau nginap disini atau gimana?"

"Hah?" Nadine gak nyambung.

"Ya terserahlah," Seungwoo gak peduli lalu dia mulai berjalan lagi.

Nadine yang akhirnya sadar dari kebegoan-nya kemudian mengangkat kepalanya lagi. "Ya ikutlah Pak," katanya, lalu berlari mengejar Seungwoo.

***

Pokoknya dari tadi Nadine kerjaannya cuma ngekorin Seungwoo aja, kemanapun dia pergi. Termasuk waktu nebus obat di apotek, ya memang Seungwoo yang turun karena Nadine gak mungkin melakukannya. Ada Zeline yang tertidur di pangkuannya. Sumpah ya siapapun pasti akan menyangka mereka adalah sepasang suami istri yang sedang mengurusi anaknya yang sakit. Mana Nadine segala pake deg-degan pas Seungwoo ngoper Zeline ke pangkuannya. Iya Nadine doank yang deg-degan. Seungwoo-nya mah biasa aja.

"Kamu kasih makan apa anak saya?" tanya Seungwoo sambil tetap fokus menyetir.

"Hm... itu... gak habis kok makanannya."

"Kamu kasih makan apa anak saya?" Seungwoo mengulang pertanyaannya, sama persis.

Gila, dingin amat Han Seungwoo

"Burger," jawab Nadine malas-malasan sambil melihat-lihat keluar jendela.

"Burger apa? Yang mahal? Yang murah?"

"Sepuluh ribu, mahal apa murah tuh?"

Seungwoo menghela nafas. "Saya itu gak punya waktu yang banyak untuk bisa ngurusin anak saya."

Nadine mulai kesal. Dia akan selalu kesal dengan topik 'Zeline yang ditelantarkan oleh Seungwoo'. Setelah selama ini hanya mendengar berbagai macam cerita dari Ayahnya, sekarang dari orangnya langsung? Nadine menoleh pada Seungwoo, menatapnya tak habis pikir. So?

"Kalau dia sakit, saya bingung."

"Ya sewa pengasuh donk Pak? Baby sitter."

"Saya gak mau. Saya gak percaya sama orang lain."

ONLY ONE FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang