Seminggu kemudian
"Dah jadian sama sugar daddy bukannya seneng malah jadi tambah galau."
Nadine yang tadinya sedang termenung menatap lurus ke depan, menoleh pada Jinhyuk dengan tatapan tajam. "Berisik!"
Jinhyuk kaget. "Berubah lagi dia. Malam itu aja nelpon gue sambil nangis-nangis."
"Gak usah diulang-ulang, Jinhyuk. Lo ngomongin itu terus perasaan."
"Asal lo tahu ya, gue kaget banget anjir. Dini hari ditelpon kayak gitu, mana lo sambil nangis-nangis lagi. Gue kira lo diapa-apain sama Seungwoo." Jinhyuk lalu melirik Nadine. "Tahunya beneran diapa-apain."
Nadine langsung memukul pundak Jinhyuk. "Sembarangan ngomongnya!"
Jinhyuk lalu ketawa. "Kenapa sih Nadine? Apalagi yang membuat lo bengong kayak gini sekarang?"
Nadine menghela nafas. "Gue udah seminggu gak ketemu sama Seungwoo. Ketemunya secara virtual mulu. Tiap ngantar Zeline pulang ke rumah, Seungwoo nya selalu lagi gak ada."
"Sibuk kali?" tebak Jinhyuk.
"Ya gue tahu. Tahu banget kalo dia sibuk. Sibuk sama pekerjaan, dan sama Eunbi juga." Nadine terdiam sebentar. "Ya gimana ya. Waktu itu auranya beda anjir. Kalo kata anak muda tuh, dunia berasa milik berdua. Gak, bertiga sama Zeline. Disini gue berasa diawasin sama Eunbi. Padahal orangnya gak ada."
"Ada."
Nadine menoleh heran pada Jinhyuk. "Apa yang ada?"
"Eunbi, sama laki lo."
Seketika Nadine menoleh lagi ke pintu masuk. Matanya langsung bertemu pandang dengan Seungwoo. Diam-diam dia menghela nafas, astaga kangen banget. Padahal komunikasi tiap hari. Dia lalu beralih pada Eunbi yang berjalan di sebelahnya, sambil menggandeng lengan Seungwoo. Sesak banget rasanya tiba-tiba, ngeliat kayak gitu doank. Padahal Nadine yang nyuruh Seungwoo untuk tetap bersikap seperti biasa sama Eunbi. Tapi ternyata pas prakteknya, nyelekit banget ya?
Seungwoo memutuskan untuk berjalan ke salah satu meja, dan Eunbi yang jalan ke kasir. Bukan cuma Nadine doank yang deg-degan karena Eunbi jalan ke kasir, tapi Jinhyuk juga. Tak lama Eunbi udah sampai di depan kasir terus mesan minumannya, setelah sebelumnya dia menatap Nadine dengan angkuh seperti biasa.
"Ice Americano, dua," kata Eunbi.
"Oke, baik mbak," kata Jinhyuk, berusaha bersikap biasa aja. Padahal sumpah dia grogi banget di depan mak lampir ini.
"Gak nanya atas nama siapa?" tanya Eunbi kemudian. Sumpah ya nada suaranya itu sangat menyebalkan.
"Oh iya.. Kwon Eunbi sama Han Seungwoo?" Jinhyuk memastikan.
Eunbi tersenyum. "Kayaknya kamu udah kenal sama saya."
Jinhyuk cuma nyengir kaku sambil mengembalikan kartu.. itu kan kartu Seungwoo. Tanpa sadar Nadine menghela nafas lagi, tapi sambil ketawa gitu loh. Ketawa miris, gak habis pikir. Dan sama seperti tadi, Eunbi menatap Nadine sebentar sebelum pergi meninggalkan kasir. Ketika Eunbi membelakangi mereka, barulah Nadine berani menatapnya dengan sinis juga. Membuat Jinhyuk tertawa.
"Mau lo, apa gue yang antar?" tanya Jinhyuk sambil meracik pesanan Eunbi.
"Lo aja. Gue mau ngasir aja."
Jinhyuk mengangkat sebelah alisnya. "Okay."
***
Nadine sedang menunggu Zeline pulang sekolah, seperti biasa. Dia gak ngapa-ngapain, maksudnya gak main hp atau apapun itu. Biasanya dia akan nungguin Zeline sambil main hp. Ini gak, dia berdiri aja, sandaran sama motornya. Sesekali dia membuang pandangannya ke kiri dan ke kanan. Bosan sih kayak gini. Tapi males banget buka hp. Males ngeliat notif dari Seungwoo. Nadine bingung lagi sama dirinya sendiri. Dia yang kasih izin Seungwoo untuk tetap berinteraksi sama Eunbi, dia juga yang kesiksa. Sok tegar sih.
![](https://img.wattpad.com/cover/262170146-288-k696653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY ONE FOR ME
Fanfiction[‼️] Membaca = memberi vote. Terima kasih 😊 Cast: - Nadine - Han Seungwoo - Kwon Eunbi - Lee Jinhyuk - Kwon Hyunbin - Han Zeline (Seungwoo's daughter) - Pak Hadi (Nadine's dad) Suatu hari Nadine dimintai tolong oleh ayahnya, Pak Hadi, untuk menjem...