Part 12

36 3 0
                                    

Nadine diam saja sepanjang perjalanan pulang ke hotel, membuat Seungwoo bingung. Padahal tadi pas pergi exited banget. Seungwoo doank yang bingung emangnya? Andai Seungwoo tahu kalo Nadine jauh lebih bingung sekarang. Dia bingung sama dirinya sendiri. Dalam diam Nadine menghela nafas, dan Seungwoo melirik padanya karena itu. Jujur saja Seungwoo belum bisa narik kesimpulan, apa yang bikin Nadine jadi diam tiba-tiba kayak gini. Seungwoo bahkan gak berani mau ngajak dia bercanda.

"Ini tadi saya gak sengaja beli, soalnya lucu aja. Terus ini juga, makanan untuk Zeline, kamu taro aja di mobil kamu. Jadi kalau dia mau ngemil, ada makanannya. Terus ini.." Nadine berhenti di kotak kue ulang tahun Zeline. "Dia besok ulang tahun, gak besok-besok amat malah, tiga jam lagi dia ulang tahun. Jadi saya ke-trigger aja, mau beliin dia kue ulang tahun. Mumpung lagi pegang card kamu juga kan, ya saya beliin aja."

Andai aja mood Nadine gak berubah kayak gini, Seungwoo mau banget ketawa. Tapi kayaknya dia bakal salah banget kalo dia ketawa sekarang. Connecting door terbuka perlahan dan Zeline muncul dari balik pintu sambil mengucek-ngucek matanya. Kayaknya dia baru bangun tidur.

"Bunda.." panggil Zeline sambil berjalan mendekati Nadine dan duduk di pangkuannya.

"Zeline lihat ya. Ini baju kamu bunda beliin tadi pake duit papa. Ini makanan juga untuk kamu, nanti bunda taro di mobil papa biar kamu gak usah lagi jajan sembarangan. Terus ini kue untuk kamu, sebentar lagi kamu ulang tahun, jadi ini kuenya."

Zeline cuma ngangguk-ngangguk aja sambil nguap. Entah ngerti apa gak dengan semua yang Nadine bilang.

"Lilinnya mana?" tanya Zeline out of nowhere.

Nadine terdiam. Iya juga ya, mana lilinnya? Biasanya lilinnya dikasih sekalian pas bayar kue

"Nih," kata Seungwoo sambil meletakkan sebuah kotak kecil berisi lilin angka 6 di atas kotak kue. "Tadi kamu pergi gitu aja, padahal mbak kasirnya udah panggil-panggil kamu."

Nadine melirik lilin itu, lalu mendongak, menatap Seungwoo. Karena Seungwoo posisinya duduk di atas tempat tidur, sedangkan Nadine lesehan di lantai, dengan Zeline berada di pangkuannya.

"Nah itu lilinnya. Nanti tiup lilin sama papa."

Sumpah Seungwoo bingung banget. Dari tadi dia memang diam aja, tapi gak dengan pikirannya. Pikirannya udah bertanya-tanya 'mengapa' dari tadi. Untung ada anaknya, jadi anaknya bisa mewakilkan apa yang ingin dia tanyakan. Karena Seungwoo tahu anaknya secerdas itu.

"Gak tiup lilin sama bunda juga?" tanya Zeline, pertanyaan yang sesuai dengan ekspektasi Seungwoo.

"Bunda belum mandi, mau mandi dulu. Bunda mandinya lama. Nanti kamu kelamaan nungguin bunda. Jadi tiup lilin sama papa aja ya?"

Zeline-nya diam aja.

"Itu tadi di kantong yang itu, ada mainan juga untuk kamu. Kamu mainnya di kamar papa aja ya?"

Zeline mengangguk-angguk. "Iya bunda."

"Ya udah sekarang Zeline berdiri dulu, bunda mau mandi."

Zeline langsung berdiri dari pangkuan Nadine dan langsung berpindah ke pangkuan papanya. Ketika berdiri, Nadine bahkan gak ngeliat ke Seungwoo. Jangankan ngeliat, ngelirik aja gak. Dan dia melakukan ini dari tadi, ketika memilah-milah barang belanjaannya dan juga barang yang dia belikan untuk Zeline. Dan dari tempatnya duduk, Seungwoo diam aja memperhatikannya.

***

Nadine terdiam cukup lama di kamar mandi. Memang sengaja dia lama-lamain. Padahal pengen banget tauk tiup lilin sama Zeline. Kan dia yang beliin kuenya tadi, iya tahu pake duit Seungwoo. Tapi kan tujuannya biar bisa tiup lilin bertiga gitu, kayak keluarga goals. Tapi yang tadi itu, waktu Seungwoo telponan sama Eunbi itu, benar-benar menghancurkan mood-nya. Hancur banget, gak tahu kenapa. Sakit banget rasanya hati Nadine tiba-tiba. Bahkan dia dan Seungwoo udah sejauh ini jaraknya dari Eunbi, bahkan Eunbi pun posisinya sekarang sedang berada di luar kota. Tapi dia masih bisa hadir ditengah-tengah mereka.

ONLY ONE FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang