Part 9

42 4 0
                                    

Nadine menutup pintu kamarnya perlahan, lalu beralih pada Seungwoo. Saatnya menceramahi Seungwoo. Kelihatan dari gesture Nadine yang udah melipat tangannya di atas perut.

"Hp kamu kenapa gak aktif?" tanya Nadine.

Alis Seungwoo bertaut. "Hp kamu juga gak aktif."

"Seungwoo, saya serius."

"Saya juga serius. Tiga hari hp kamu gak aktif."

Nadine menghela nafas. "Baru tiga hari dianggurin, Zeline udah kayak gini?"

"Tadi saya udah minta tolong sama Hyunbin buat jemput Zeline."

"Kamu kemana emangnya?"

"Kamu kemana?"

Ih sumpah kesal banget Seungwoo mutar-mutar nanya balik kayak gini.

"Emangnya saya masih harus jemput anak kamu?"

Seungwoo mengangguk. "Masih lah. Gak ada yang suruh berhenti."

Nadine ingin melawan lagi dengan mengatakan kalau dia dilarang Eunbi buat jemput Zeline. Tapi dia tahan. Untung gak keceplosan. Ntar dibilang ngadu lagi.

"Saya gak bisa lagi jemput Zeline."

"Kenapa?"

"Saya punya kerjaan lain."

"Tapi jemput Zeline rasanya gak akan ganggu kerjaan kamu?"

"Gimana kalo ayah saya aja yang jemput Zeline lagi? Kayak dulu. Toh kamu juga tetap ngasih gaji ke ayah saya. Daripada ayah saya cuma makan gaji buta."

"Saya gak mau."

Nadine terheran-heran. "Kenapa?"

"Saya maunya kamu yang jemput anak saya."

Nadine terdiam. "Ya tapi kenapa? Harus ada alasannya donk."

"Kamu tiga hari gak bisa dihubungi, apa alasannya? Harus ada alasannya donk."

Nadine terdiam. Dia lalu membuang nafasnya. Kesal banget. Kesal banget karena harus berantem sama Seungwoo kayak gini. Gara-gara anak pula. Udah kayak laki bini lagi cekcok aja.

Seungwoo menghela nafas. "Udah ya? Saya lagi gak mau debat. Saya capek."

Nadine masih diam.

"Saya titip anak saya. Saya pulang dulu," lanjut Seungwoo lalu segera pergi dari hadapan Nadine.

Nadine benar-benar tidak merespon apapun. Dia hanya menatap punggung Seungwoo yang semakin menjauh dengan emosi.

"Nadine.."

Nadine menoleh ke kanan, ke ayahnya.

"Maaf, ayah gak sengaja dengar obrolan kamu sama Pak Seungwoo."

Nadine menghela nafas. "Gapapa Yah."

"Ayah tadi yang telpon beliau. Bukan ke hpnya, tapi telpon ke satpamnya. Biar pas Pak Seungwoo pulang, satpamnya langsung ngasih tahu kalo Zeline ada disini."

Nadine mengangguk-angguk. "Maaf ya Yah. Aku jadi ngerepotin."

"Gak kok, gak ngerepotin sama sekali. Zeline masih di kamar kamu?"

Nadine mengangguk. "Iya. Dia baru selesai aku kasih makan pas papanya datang tadi."

Pak Hadi terdiam sebentar. Kayak mau nanya gitu tapi agak sungkan untuk menyampaikannya. "Nadine, boleh ayah tanya sesuatu?"

"Boleh. Mau nanya apa?"

"Kamu ambil cuti kerja ini, apa ada kaitannya sama Pak Seungwoo?"

***

ONLY ONE FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang