Part 7

53 4 0
                                    

Malam menjelang. Ternyata gathering yang kali ini berbeda dengan gathering yang sebelumnya. Kenapa yang kali ini diadakan di area outdoor camping, karena mereka semua akan menginap di tenda yang telah disiapkan oleh panitia acara. Lomba masak-masak pun diadakan sekalian pas jam makan malam, jadi maksudnya apa yang para ibu masak nanti, itulah yang akan menjadi menu makan malam keluarga mereka masing-masing.

Sayang sekali karena di lomba masak ini, Nadine hanya bisa mendapatkan juara tiga. Seungwoo pun tadi pas putaran terakhir lomba lari estafet, hanya bisa finish di urutan kedua, karena tadi saat berlari, Nadine terjatuh. Jadi mungkin mood Nadine jadi berubah dan berefek pada saat dia ikut lomba masak.

Tahu mood Nadine berubah, Seungwoo dan Zeline berusaha menghiburnya dengan menghabiskan semua yang dimasak Nadine. Masakannya enak tentu saja, dan juga mereka memang sedang lapar, makanya mereka bisa menghabiskan semuanya. Tapi tetap saja Nadine jadi bad mood, apalagi kalau mengingat bagaimana dia sempat belajar masak dulu dengan sungguh-sungguh di rumah Seungwoo kemaren. Dia jadi ngerasa usahanya sia-sia.

Rangkaian acara sudah hampir berakhir. Acara ramah tamah antara guru dan orang tua murid juga sudah selesai. Sekarang para keluarga mulai masuk ke tenda masing-masing, tapi sebagian masih ada yang jalan-jalan keliling area outdoor camping sambil menikmati suasana malam. Yang lainnya tampak bermain gitar dengan anak-anak mereka di depan tendanya masing-masing.

Nadine sendiri, dia berada di dalam tenda bersama Zeline yang sudah tertidur. Tadi sebelum tidur Zeline bilang dia kedinginan, makanya sekarang dia tidur pake selimut dan juga pake jaket. Jaketnya memang sudah dibawa dari rumah tapi selimut ini baru Seungwoo beli tadi. Ya gak mungkin jemput ke rumah, kejauhan.

Ngomong-ngomong soal Seungwoo, itu bapak-bapak belum ada kelihatan lagi setelah mengantarkan selimut ke tenda. Kemana coba? Nadine memutuskan untuk keluar mencari Seungwoo setelah sebelumnya dia merapikan lagi selimut Zeline agar si anak tetap hangat. Nadine juga mencium puncak kepala Zeline sebelum keluar. Pokoknya dia sayang banget sama anak ini, gak tahu kenapa.

Nadine menaikkan resleting jaketnya sampai ke dagu, memasukkan kedua tangannya ke saku jaket, dan mulai berjalan. Gak jauh sih dia jalannya karena punggung Seungwoo sudah kelihatan dari awal tadi dia keluar tenda. Seungwoo tampak duduk di sebuah bangku kayu panjang, menghadap danau buatan. Kebetulan tenda mereka ada di barisan paling depan jadi berhadapan langsung sama danau buatannya.

Nadine berjalan pelan-pelan mendekati Seungwoo, tadinya sih pengen dia kagetin, tapi gak jadi, karena dia yang malah kaget duluan. Karena ternyata Seungwoo sedang mengompres lutut kanannya. Kayaknya tadi dia sekalian beli kompres pas beli selimut.

"Loh pak, sakit beneran kakinya?" tanya Nadine sambil duduk di sebelah kanan Seungwoo. Seungwoo tentu saja kaget karena Nadine yang datang tiba-tiba.

Seungwoo menggeleng. "Gak kok, biasa aja. Cuma nyut-nyutan dikit karena tadi dibawa lari."

Nadine tidak merespon karena dia masih fokus sama lutut Seungwoo yang dikompres.

"Kamu sendiri, gapapa? Jatuh kayak gitu tadi pasti ada yang lecet."

Nadine beralih pada Seungwoo, lalu memperhatikan dirinya sendiri. "Gak tahu. Belum saya periksa. Kalo dilihat dari luar sih kayaknya gak ada. Gak tahu kalo yang dalam-dalam," Nadine lalu beralih pada Seungwoo lagi. "Sorry ya pak. Gara-gara saya jatuh, bapak gak jadi juara satu."

Seungwoo tertawa pelan. "Gapapa kok, biasa aja. Namanya juga lomba, cuma buat seneng-seneng. Gak usah dipikirin banget."

"Tapi kan saya..." Nadine memberi jeda. "Kepo sama permintaan bapak."

ONLY ONE FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang