Part 14

34 1 0
                                    

Hyunbin mengetuk pintu kamar Seungwoo perlahan lalu langsung masuk setelahnya. Seungwoo menoleh sebentar ke pintu kamarnya, lalu kembali lagi ke posisinya semula setelah tahu siapa yang datang. Dia gak ngapa-ngapain kok, cuma lagi duduk bersila aja di atas kasurnya, kayak orang lagi bertapa. Sekarang dia bengong lagi natap lurus ke depan, yang mana sudah ada Hyunbin berdiri disana sekarang.

"Zeline udah gue jemput bang."

Seungwoo mengangguk-angguk. "Iya, makasih."

"Mbak Nadine mana? Tumben gak jemput Zeline?"

Seungwoo mendongak, menatap Hyunbin. "Kalo gue tahu Nadine ada dimana, gue juga gak akan minta tolong lo buat jemput Zeline. Karena gue tahu, kerjaan lo banyak. Belum lagi dapat hibahan kerjaan yang seharusnya gue yang kerjain."

Hyunbin diam aja, dia bingung mau kasih respon yang kayak gimana. Karena Seungwoo ngomongnya kayak orang... gila.

"Lo, gapapa?" Hyunbin memastikan.

"Hm," Seungwoo mengangguk. "Gue baik-baik aja."

Jelas Hyunbin gak percaya. "Lo berantem sama mbak Nadine?"

Seungwoo menatap Hyunbin lagi. "Kenapa.. gue harus berantem sama Nadine?"

Hyunbin menaikkan kedua pundaknya. "Gak tahu. Gue juga cuma nanya. Tadi anak lo yang nanya gitu sama gue. Ya udah gue nanya juga sama lo."

Seungwoo terdiam, lalu menghela nafas.

"Anak lo bilang juga ke gue kalo dia gak sengaja denger mbak Nadine nangis, kemaren waktu dia nginap di rumahnya."

Mata Seungwoo membulat. "Anak gue bilang gitu?"

Hyunbin mengangguk, membuat Seungwoo buru-buru berdiri dari duduknya.

"Mau kemana lo?"

Seungwoo berbalik. "Ikut gue."

"Ya tapi kemana?"

"Ke Janji Jinhyuk."

***

Jinhyuk males banget ngelakuin ini sebenernya tapi pada akhirnya dia terpaksa melakukannya: memutar gantungan di dinding kaca coffee shop dari 'open' jadi 'close'. Padahal ini masih sore anjir. Jam-jam dimana orang-orang biasanya pada datang dan nongkrong di coffee shop-nya. Ini bukannya orang banyak yang datang, tapi malah manusia berdua ini, Seungwoo sama Hyunbin.

Jinhyuk kembali lagi duduk di seberang Seungwoo dan Hyunbin. Dia menatap kedua orang itu secara bergantian, lalu menghela nafas. "Okay, apa kepentingan anda berdua datang kesini?"

Hyunbin menoleh pada Seungwoo karena ya dia gak tahu apa kepentingan Seungwoo datang kesini. Orang dia cuma disuruh ikut aja tadi.

"Gue dari kemaren gak bisa hubungin Nadine," kata Seungwoo.

Jinhyuk mengangguk. "Gue pun. Dia gak masuk dari kemaren."

Hyunbin melirik pada Seungwoo dan Jinhyuk bergantian. Jelas dia bingung, sejak kapan dua orang ini jadi akrab banget.

"Lo bilang biasanya kalau dia tertekan akan sesuatu, dia akan minta izin untuk gak masuk kerja," lanjut Seungwoo.

Jinhyuk mengangguk lagi. "Bener. Tapi yang kali ini, dia gak bilang apa-apa ke gue."

Seungwoo menghela nafas.

"Lo gimana sih? Kan lo pacarnya, kenapa malah nanya ke gue?"

Mata Seungwoo membulat lalu dia menendang pelan kaki Jinhyuk. Kepalanya sedikit menggeleng, memberi isyarat pada Jinhyuk yang artinya 'jangan ngomong gitu bego'. Tapi terlambat. Di detik Jinhyuk selesai dengan kalimatnya, Hyunbin langsung menoleh pada Seungwoo dan menatapnya gak percaya. Seungwoo pun bisa merasakan tatapan itu walaupun dia gak menoleh ke Hyunbin.

ONLY ONE FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang