Hari berikutnya, setelah insiden yang membuat jantung Lisa berdetak cukup kencang, dengan santainya lelaki itu sering melakukan skinship dengannya. Contohnya seperti ini..
"PAAAKKK" Lisa berteriak dari luar kamar mandi, memanggil gurunya yang sedang mandi didalam sana
"LIAT CINCIN SAYA GAKK???"
Dengan bersedekap dada serta kaki yang digoyang goyangkan gadis itu menunggu jawaban dari luar.
Namun, bukannya jawaban yang ia dapatkan. Lisa malah dihadapkan dengan Taeyong yang baru saja selesai mandi, dengan memakai bathrobe putih dan rambut hitam basahnya.
"Aaahhh mamaahhh"
"Kenapa?"
Suara lelaki itu membuat lamunan Lisa buyar, "E-eem itu. Cincin saya" jawabnya gugup
"Cincin?" Taeyong menggernyit
"C-cincin pernikahan"
"Bapak liat gak?" sambung Lisa
"Oh God, I'm going crazy"
Bukannya menjawab, Taeyong malah berlalu kearah lemari dan membuka pintunya. Dia sedikit berjinjit untuk menggapai bagian tertinggi lemari itu untuk mengambil sebuah kotak.
-Kotak berbentuk persegi berwarna hitam mengkilap- itu berhasil diraihnya, dia membuka kotaknya dan terpampanglah sepasang cincin pernikahan 'yang bahkan jarang mereka sentuh?'. Dari kotaknya saja sudah kelihatan sedikit berdebu
Lisa yang melihat Taeyong memegang kotak itu segera mendekat. "Ini?" tanya Taeyong, Lisa pun mengangguk
"Buat apa?" tanya lelaki itu lagi
"Y-ya kan kita mau pergi, emang nya gak perlu pake ini?"
"Iya juga, yaudah" tanpa aba aba, tiba tiba saja Taeyong meraih tangan Lisa dan memakaikan satu cincin dijari manis gadis itu.
Lisa yang juga merasa sedikit tersentak dengan perlakuan Taeyong tiba tiba merasa dejavu. -Kala itu, didepan banyaknya keluarga besar yang menjadi saksi mata atas pernikahan mereka, sang pendeta memerintahkan untuk saling bertukar cincin. Dan sesuai perintah pula, Taeyong mulai melingkarkan sebuah cincin bermata satu dijari manis Lisa dan begitu juga sebaliknya-
"Udah"
Lagi dan lagi perkataan Taeyong membuat lamunan Lisa buyar. "Kamu sana bersih bersih dulu" kata lelaki lelaki itu, kemudian dia meletakkan kembali kotak hitamnya ketempat semula dan beralih mengambil baju barunya untuk dipakai pergi. Entah kenapa Lisa merasa ada yang kurang? Kalian tau apa itu? Entahlah, hanya Lisa dan Tuhan yang tau.
Dengan mengangguk gadis itu berjalan pelan kearah kamar mandi, sengaja ia pelankan langkahnya untuk membuktikan bahwa prasangkanya itu salah.
'Srekkk'
Dia menggeser pintu kaca buram kamar mandi itu dan masuk kedalamnya. Lalu ditutupnya kembali. Tidak rapat, hanya ia sisakan selebar satu jari telunjuk untuk mengintip keluar sana.
Hey! Jauhkan pikiran kotor kalian itu ya! Otak Lisa tidak sepintar itu untuk mempunyai niatan jahil. Dan pada detik berikutnya gadis itu pun tersenyum, tersenyum penuh arti tatkala menyaksikan bahwa prasangkanya itu salah.
Dia -Taeyong- juga ikut melingkarkan Cincin pernikahan mereka dijari manisnya. Ya benar, Lisa sudah berprasangka buruk duluan ketika melihat kotak hitam itu kembali lagi pada tempat awalnya. Dia pikir gurunya itu tidak mau memakai Cincin yang sama dengannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
DI NIKAHIN GURU! [END!]
Random"Pak, bapak kok mau sih dinikahin sama saya?" "Gak tau" "Dih kok gak tau? Emang bapak mau punya istri bar bar kayak saya?" "Gak tau juga" "Ahh bodo lah, ngomong sama bapak sama aja kayak nunggu kucing bertelor" "Itu kamu tau, ngapain nyerocos mulu?"...