"Ups ada temennya si cewek murahan nih" Rose yang baru saja keluar dari kelas langsung dihadapkan dengan Jennie dan beberapa teman kakak kelasnya itu
"Ada apa ya kak?" tanya Rose menunduk.
"Ada apa? Cih gak ada apa apa kok" Rose sedikit bergidik ngeri mendengar kata kata Jennie yang penuh dengan penekanan.
"T-terus kenapa kakak kakak pada kesini?"
"Ohhh" Jennie memutari tubuh Rose "Jadi kita gak boleh kesini gitu?" dipandanginya dari bawah hingga atas tubuh gadis itu.
Ngomong ngomong, sekolah sekarang sudah lumayan sepi karena jam pulang sekolah sudah usai 15 menit yang lalu. Kenapa Rose masih ada disekolah? Tadi dirinya tiba tiba mendapat jadwal piket dadakan dari sang ketua kelas. "B-bukan gitu kak. Mak--"
"HALAH! Kalo gak becus ngomong tuh gak usah ngomong!"
"Joy, bawa dia ketempat biasa!" titah Jennie. Joy mengangguk, kemudian dengan bantuan beberapa temannya yang lain dia membawa paksa Rose kesebuah tempat. Rose yang memberontak tidak dihiraukan oleh mereka.
Dan beberapa siswa siswi yang belum pulang melihat Rose yang dibawa paksa hanya bisa diam tak membantu gadis itu. Alasan mereka seperti itu karena mereka masih ingin hidup dan tidak ingin berurusan dengan Jennie dan teman temannya.
.
.
.
.
.'BRAK'
Tubuh Rose terlempar begitu saja menghantam meja. Dia sedikit meringis memegang pinggulnya yang terkena ujung tajam meja itu
"G-gue mau keluar kak" lirihnya
"Keluar? Gak semudah itu ya!" Jennie mendekat, kemudian dengan kuat tangannya mencengkram dagu Rose dan menghadapkan kewajahnya "Lo temennya Lisa kan?" tanyanya dengan nada tajam
"I-iya kak"
"Bagus, ayo kita buat kesepakatan"
.
.
.
.
.Rose yang baru saja bebas dari tahanan Jennie langsung berlari keparkiran. Pasti orang tuanya sudah menunggu lama dirinya disana
Sembari berjalan keparkiran, pikiran gadis itu berkecamuk kemana mana. Selepas keluar dari ruangan tadi, tiba tiba saja kepalanya dipenuhi dengan segala kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi.
"Gak Rose, gak boleh. Dia temen lo, lo gak boleh khianatin dia!"
"Tapi--"
"Gak, gak boleh gak boleh! Lo gak boleh bodoh demi cinta!"
Digeleng gelengkannya kepala guna menetralisir isi pikiran. 'Ayo kita buat kesepakatan' lagi dan lagi kata kata itu terngiang ngiang kembali dipikirannya
"Oke! Oke! Gue harap keputusan gue gak buat diri gue nyesel nantinya"
...
"Kak" panggil Lucas
"Apa?"
"Kata bang Tiway besok gue udah bisa sekolah"
Lisa yang sedang sibuk memotong apelnya langsung menoleh pada adiknya "Ya bagus dong" kata Lisa
"Ya iya sih. Tapi gue rada takut deh"
"Takut kenapa?"
"Ya... Takut aja"
"Gak jelas lo"
Mereka kini sedang duduk diruang tamu, demam pada tubuh Lisa juga sudah menurun karena obat yang diberikan Taeyong tadi. Dan sekarang kedua kakak adik itu sedang menunggu makan malamnya tiba dari sebuah aplikasi online.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI NIKAHIN GURU! [END!]
De Todo"Pak, bapak kok mau sih dinikahin sama saya?" "Gak tau" "Dih kok gak tau? Emang bapak mau punya istri bar bar kayak saya?" "Gak tau juga" "Ahh bodo lah, ngomong sama bapak sama aja kayak nunggu kucing bertelor" "Itu kamu tau, ngapain nyerocos mulu?"...