9. [FGB] Fall In You

2.3K 190 79
                                    

don't forget to vote and coment.

“Tolong jangan pergi ya, saya sudah baper.”

—FAKE GOOD BOY—


9. Fall In You.

"Garaga?"

"Elo? Lo ngapain di sini?"

Desya semakin memperkikis jarak, mendekati Garaga dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Lo Garaga?" Cewek itu menelisik Garaga dari ujung rambut sampai ujung dunia, eh kaki maksudnya! "Kok beda, sih?" Nada bicara cewek itu melemah di akhir kalimatnya.

Mulut Desya sudah menganga lebar. Penampilan Garaga kali ini benar-benar sangat berbeda dari biasanya, rambut yang tak tertata rapi dengan jaket kulit bewarna hitam yang bertuliskan Sandreas di punggungnya, juga anting hitam yang melekat di telinga bagian kiri cowok itu.

Dan tunggu! Dimanakah kacamata frame bening yang selalu Garaga pakai ketika berada di sekolah?

"Jangan bilang kalo, lo adiknya—"

"Ini anak bontot apaan deh, kerjaannya teriak-teriak mulu, buset dah!" Tiba-tiba saja Sanca datang dari arah dapur sambil mendumel dengan secangkir teh di genggaman tangannya.

Keduanya sontak menoleh ke arah sumber suara. Sanca meletakkan cangkir tersebut di atas meja, berdiri di samping Desya sembari berkacak pinggang menatap Garaga.

"Lo kenal sama dia?" tanya Garaga pada Sanca, menunjuk Desya lewat ekor matanya.

Sanca mengernyit, menoleh pada Desya yang ternyata juga sedang menatap dirinya, kemudian ganti menatap Garaga lagi.

"Wait! Lo berdua udah saling kenal?"

Garaga dan Desya kompak saling melempar tatap, namun sedetik kemudian Garaga langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Desya menelan ludahnya, membasahi bibirnya sedikit. Mencoba untuk merangkai kalimat yang pas guna menjawab pertanyaan Sanca barusan.

"Mmm ... kebetulan kita satu kelas, Kak."

Bola mata Sanca melebar. "Ohh, jadi lo salah satu temen di sekolah barunya tuh si cucunguk?" tanya Sanca memastikan, yang tentunya langsung mendapat plototan tajam dari Garaga.

Desya hanya mengangguk, sedikit menahan tawanya kala melihat raut kesal di wajah Garaga.

"Kok anjing sih?"

"Apa?! Mau marah?!" balas Sanca tak mau kalah, sambil menjulurkan lidahnya di akhir kalimat.

Anak babi! Garaga hanya mendengkus. "Terus gimana ceritanya lo bisa sampai ke apartemen tanpa nungguin gue?" Garaga menatap Sanca meminta penjelasan.

"Yee! Orang tadi lo jemputnya lama banget, mana gue digangguin sama cowok-cowok brengsek itu lagi! Untung si Desya dateng dan nolongin gue."

"Nungguin gue bentar lagi kek. Udah repot-repot gue jemput juga, nggak menghargai kerja keras orang banget, lo."

"Nungguin lo jemput? Keburu gue diperkosa berjamaah yang ada!"

GARAGA; FAKE GOOD BOY (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang