halo!
sebelum baca jangan lupa vote dulu ya hehe
ramein pake komentar dong huhu
happy reading
>>>"Lo masih marah sama gue karena kejadian semalem, Ca?"
Desya memutar bola matanya malas. "Gue masih capek ya, Van. Jadi, stop ikutin gue." Telunjuk cewek itu mengacung tepat di depan wajah Melvan.
Ayolah, ini masih pagi. Desya masih terlalu lelah untuk meributkan hal-hal sepele seperti itu. Ditambah lagi dengan kepalanya yang cukup pening karena kurang tidur.
"Gue khawatir sama lo, Ca."
Melvan masih setia mengekori cewek itu sejak dari tempat parkir sampai ke koridor kelas.
"Nggak menutup kemungkinan kan, lo bakal ngalamin kejadian yang jauh lebih parah dari yang semalem, kalau lo masih berhubungan sama Garaga."
Deg!
Ucapan cowok itu berhasil membuat Desya menghentikan langkahnya. Cewek itu berbalik menatap Melvan.
"Emang lo tau, kejadian apa yang gue alamin tadi malem? Nggak kan?" Desya berseru. "Jangan sok tau deh, Van."
Mendengar hal itu membuat Melvan terkekeh remeh. "Emangnya kalau gue nanya, lo bakal ceritain kejadiannya? Nggak juga kan?" tanyanya balik yang membuat Desya bungkam.
"Lo kenapa makin kesini jadi berubah gini sih?"
Melvan sempat terdiam sejenak. Kedua mata mereka saling mengunci satu sama lain. Memang dengan jelas Desya dapat melihat kilat kekhawatiran di matanya, namun tatapan mata cowok itu tidak sama seperti dulu, ada yang berubah di dalamnya.
"Karena gue gak mau lo kenapa-kenapa, Ca," Melvan berucap lirih.
"Lo suka sama gue?"
Telak.
Ucapan Desya tadi benar-benar membuat Melvan semakin membungkam mulutnya. Cowok itu menelan ludahnya, sebelum akhirnya kembali bersuara.
"Kalau iya kenapa?"
Tentu jawaban Melvan benar-benar membuat Desya tidak habis pikir. Jelas cewek itu tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya. "Lo lupa sama perjanjian kita?" desisnya.
"Persetan gue sama perjanjian gak jelas itu."
Desya terperangah, sangat tidak menyangka jika Melvan akan seberani ini. "Gue nggak bisa." Cewek itu menggeleng pelan.
"Karena Garaga?" Melvan kembali terkekeh sinis. "Dia bahkan gak peduli sama lo, Ca. Semalem lo di Rumah sakit aja dia gak kesana kan? Cowok kayak dia yang lo suka?" serunya.
Tentu Desya merasa tertohok dengan perkataan Melvan, karena apa yang dikatakan cowok itu ada benarnya. Garaga bahkan lebih memilih menemani Brigitta ketimbang dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAGA; FAKE GOOD BOY (HIATUS)
Teen Fiction💢ZONA MERAH‼️ -Brutalitas is as always- Berawal dari sebuah insiden tak terduga. Garaga Atalaric Winata, seorang bad boy ulung yang terkenal kejam dan jauh dari kata berperikemanusiaan itu, harus rela pindah sekolah. Meninggalkan geng motor yang i...