21. [FGB] Here I Am

1.2K 119 48
                                    

halo!

Pasti kalian bosen banget kan sama permintaan maafku☺️ Tapi serius gesss aku beneran minta maafff segede-gedenya karena sekarang udah jarang update:(

berhubung daring udah dimulai, tugas sekolah ku numpuk sekali epribadehhh. Aku juga heran sendiri, padahal setiap hari nugas, tapi kok kaya nggak ada habisnya yakkk😭😭

Kesal sekali bunda😭

Intinya mah jangan sungkan-sungkan ngingetin aku buat update ya😆🥰

Udah si cuma mau ngomong itu doang hehe.

Sayang kalian, mwach😘

Ets! Sebelum baca, jangan lupa vote dulu yekann😁

21. HERE I AM.

“Karena lo seberharga itu dimata gue,”—Desya Lovata.

***

BUGH!

Sebuah cermin yang menempel pada dinding ruang tengah apartment itu tampak remuk, ketika sebuah kepalan tangan besar seseorang menghantamnya begitu keras.

Garaga menatap pantulan dirinya dengan napas memburu. Wajahnya begitu merah dengan mata membara dan juga rahang yang mengeras, tampak sekali cowok itu sedang dikuasai oleh amarah yang sudah memuncak. Ia sama sekali tidak mempedulikan rasa sakit di tangan kanannya yang sudah berlumuran darah, dan malah semakin mendorong kepalan tangannya itu pada cermin yang retak di depannya. Baginya, rasa sakit di tangannya itu tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya.

"Cewek anjing!"

Gelagar suara cermin pecah yang memekakkan telinga itu memenuhi isi ruangan. Kali ini Garaga melayangkan tinjunya pada cermin itu dengan sekuat tenaga sampai membuat benda malang itu terjatuh dan pecah berkeping-keping di lantai.

"Astaga, Garaga!"

Entah sejak kapan cewek itu berada di sini, yang jelas sekarang Desya muncul di hadapan Garaga sembari menutup mulutnya dengan mata membulat karena syok. Garaga yang mendengar pekikan suara itu pun kontan mengangkat kepalanya, menyorot Desya dengan mata merah menyala.

Nyali cewek itu seketika menciut  begitu mendapatkan tatapan mematikan dari Garaga. Namun yang dilakukan Desya sungguh di luar dugaan, ia justru malah menarik tangan Garaga agar menjauh dari pecahan cermin yang menimpa kakinya itu, persetan dengan apa yang akan Garaga perbuat padanya setelah ini. Yang jelas, sekarang Desya lebih mengkhawatirkan keadaan cowok itu ketimbang nyawanya, yang mungkin saja bisa melayang kapan pun, setelah dengan beraninya menarik cowok itu.

"Ga, lo udah nggak waras, ya?" tanya Desya sedikit meninggikan suaranya, tampak jelas sorot khawatir dari dalam manik matanya.

Garaga menyentak lengan cewek itu dengan sekuat tenaga. Dan ya, membuat tubuh kecil Desya sedikit limbung ke belakang. "Nggak usah ikut campur urusan gue, bangsat!" umpatnya sambil menunjuk Desya dengan mata berkilat yang tentunya membuat cewek itu tersentak.

"Tapi seenggaknya jangan nyakitin diri lo sendi—"

"Jangan sentuh gue," desis Garaga penuh penekanan ketika ekor matanya menangkap kedua tangan Desya yang hendak menggenggamnya. Namun bukannya mengiyakan Garaga, Desya malah tak gentar untuk meraih tangan cowok itu.

"Ga...."

"GUE BILANG JANGAN SENTUH GUE!!"

BRUKK!

GARAGA; FAKE GOOD BOY (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang