halo semua!
seperti biasa jangan lupa vote+comment sebelum baca yaa
Play song 🎶 Hivi! - Orang Ke 3
Happy Reading
>>>
Banyu menatap Desya dengan datar, mimik wajahnya benar-benar tidak dapat Desya baca.
Sedang di dalam posisinya, Desya merasa geram sendiri, alih-alih ikut khawatir seperti Desya, cowok itu malah menatapnya tanpa ekspresi secuil pun setelah membaca pesan WhatsApp yang baru saja ia kirim tadi.
Namun ia memilih untuk buru-buru menyembunyikan benda pipih yang ada dalam genggamannya selagi orang-orang Black Mamba belum melihatnya.
Di lain tempat, sorot mata elang seseorang tampak menatap lurus ke depan. Bibirnya menyeringai begitu melihat motor Sport di seberang sana tampak remuk tak berbentuk, namun sialnya orang yang menyetir motor itu tidak ikut remuk sekaligus.
Cowok itu melepas helm nya. Lalu turun dari motor dan mendekati seseorang yang tengah tergeletak mengenaskan di dinginnya aspal jalanan Kota.
Lagi dan lagi, sudut bibirnya terangkat satu, memandang remeh tubuh lemah seseorang di bawahnya.
"Bahkan dengan cara kotor sekalipun, lo nggak bisa kalahin gue."
"Anjing lo, Ga." Johan mendesis sembari menekan perutnya yang tampak mengeluarkan darah, ralat-sebenarnya hampir seluruh tubuhnya mengeluarkan cairan merah itu.
Garaga tertawa remeh.
Untungnya, pengemudi truk- yakni penabrak motor yang dikendarai oleh Johan itu malah melarikan diri, sehingga Garaga jadi bebas melakukan apapun di sini. Sebetulnya Garaga juga hampir menjadi korban, namun sepertinya dunia sedang berada di pihaknya.
Dan tak lupa juga, dia harus mengucapkan banyak terimakasih pada temannya Banyu.
Cowok itu tampak merunduk, meraih sesuatu di kantong jaket yang Johan kenakan. Ia mengambil sebungkus rokok dan lighter, lalu memantik sepuntung rokok tersebut kemudian menghisapnya, tangan kirinya melempar bungkus rokok dan lighter itu ke atas perut cowok di bawahnya.
"Thanks."
Di bawahnya, Johan terlihat menatap Garaga dengan geram. Napasnya pun mulai memburu.
"Lo pikir gue bakal berhenti di sini?" tanya Johan dengan sengit. "Nggak, sebelum gue bikin lo sekarat dan mati di depan gue!"
Garaga kembali menyunggingkan senyum sinisnya. Menghisap rokok di tangannya lalu menghembuskan asapnya dengan santai. Terlihat tak ada sedikitpun raut muka takut ataupun gentar akan ancaman musuhnya itu.
"Denger ya, gue masih punya seribu satu cara lagi buat bikin lo sengsara, gimanapun caranya." Di sela-sela rasa sakitnya, Johan tertawa sarkas.
Garaga mengangkat satu kakinya dan ia gunakan untuk menginjak dada cowok tersebut yang terbaring mengenaskan, dia menekannya dengan sangat keras, sampai-sampai membuat Johan menggeram kesakitan di sana.
"Arghh!"
"Lo tau, apa yang paling gue benci selain berisik dan buah rambutan?" Garaga bertanya setengah tertawa, namun dengan sekejap mata tatapannya berubah menggelap.
"LO!" lanjutnya diiringi oleh teriakan kesakitan yang keluar dari mulut Johan.
"Bangsat lo, Ga-Arghh!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAGA; FAKE GOOD BOY (HIATUS)
Teen Fiction💢ZONA MERAH‼️ -Brutalitas is as always- Berawal dari sebuah insiden tak terduga. Garaga Atalaric Winata, seorang bad boy ulung yang terkenal kejam dan jauh dari kata berperikemanusiaan itu, harus rela pindah sekolah. Meninggalkan geng motor yang i...