Happy Reading-!
Tandain kalo ada typo👌
Semoga kalian nggak bosen sama cerita ini huhuhu
“Gue nggak punya hati buat nyakitin lo, dan gue juga nggak punya hati buat mencintai lo.” — Garaga Atalaric Winata.
22. PERKARA RASA.
"Jadi cewek gue."
Gila, ini benar-benar gila. Bagaimana mungkin Garaga bisa mengatakan hal tersebut dengan begitu santainya.
"Lo masih waras kan, Ga?"
Garaga mengernyit. "Ya menurut lo?"
"Nggak! Gue nggak mau jadi cewek lo," tolak Desya mentah-mentah. Sebenernya ia ingin, tapi bukan begini caranya. Ini salah.
Garaga berdecak. "Gimana sih, katanya lo suka sama gue?" protesnya sambil menyandarkan kembali tubuhnya.
"Gue emang suka sama lo, tapi bukan berarti, lo bisa jadiin gue bahan pelarian lo." Desya berdiri dari duduknya, "Lo pikir gue nggak punya hati?" Garaga kontan mendongak menatap Desya.
"Y-ya, nggak gitu maksud gue," sanggahnya merasa bersalah ketika melihat raut kecewa dan juga terluka cewek di hadapannya. Tapi benar juga, mungkin rencananya untuk membuat Brigitta cemburu dengan pura-pura berpacaran dengan Desya bukan rencana yang bagus.
"Jangan manfaatin orang lain buat lupain seseorang." Desya hendak beranjak, namun tangan besar Garaga lebih dulu menahannya.
"Lo marah sama gue?" tanya Garaga was-was. Entah apa alasannya, yang jelas ia benci melihat raut terluka cewek itu.
"Enggak."
"Nggak salah lagi," jawab Garaga cepat, membuat Desya menghela napas lelah.
"Maaf dong," ucap Garaga lembut, "nanti gue beliin permen deh.
Sontak saja manik jernih Desya dibuat membola. "Lo pikir gue bocah?" tanyanya memasang wajah jutek, meskipun sebenernya jauh di lubuk hatinya itu ia ingin tertawa sekencang-kencangnya.
"Ya udah gini aja deh, sekarang lo mau minta apa, nanti gue kabulin?"
Desya mengambil napas, lalu menghembuskannya panjang. "Gue mau balik." Cewek itu melalui Garaga begitu saja, yang tentunya membuatnya mendesah pelan.
Hampir saja, langkah kaki Desya membawanya ke depan pintu, namun tiba-tiba saja ia teringat akan sesuatu. "Oh iya, tas sekolah gue," decaknya seraya menghentikan langkah.
DUK!
"Aduh!"
Sial sekali.
Begitu ia berbalik badan, dahinya malah menabrak sesuatu hal yang sangat keras. Sampai-sampai membuat keningnya yang sakit terasa semakin sakit saja.
"Orang bodoh mana sih, yang bikin tembok di sini," umpatnya pelan namun berhasil membuat seseorang yang mendengarnya itu menyunggingkan senyum tipis.
Tubuh Desya seketika menegang ketika merasakan jika ada sebuah tangan kekar yang melingkar di pinggangnya. Dan betapa kagetnya ia ketika mendongakkan kepalanya.
"Sorry, kalo omongan gue yang tadi bikin lo terluka," Garaga tersenyum tulus seraya menundukkan kepala, sehingga keduanya saling bertukar pandang. "Lo bener, kayaknya gue udah keterlaluan banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAGA; FAKE GOOD BOY (HIATUS)
Fiksi Remaja💢ZONA MERAH‼️ -Brutalitas is as always- Berawal dari sebuah insiden tak terduga. Garaga Atalaric Winata, seorang bad boy ulung yang terkenal kejam dan jauh dari kata berperikemanusiaan itu, harus rela pindah sekolah. Meninggalkan geng motor yang i...