makasih buat yang udah vote🥰
“Entah sejak kapan, senyumanmu menjadi candu bagiku.” —Melvan Adibrata Utomo.
18. A HUG
Unknown Number: Ga.
Garaga mengernyit dalam ketika tiba-tiba ia mendapat sebuah chat masuk dengan nomor baru. Foto profil si pengirim kosong, membuat cowok itu mulai sedikit penasaran.
Garaga Winata: siapa?
Chat tersebut langsung terbaca. Seorang di seberang sana tampak mengetikkan sesuatu.
Unknown Number: ihhh!! gue Desya, lo belum save nomor gue ya?!!
Garaga kontan berdecak pelan ketika mengetahui siapa pengirim chat tersebut. "Nih cewek mau ngapain lagi deh," keluh Garaga menatap layar ponselnya dengan tak berselera. Nggak pagi, nggak malam, kerjaannya gangguin gue mulu! batinnya.
Unknown Number: Ga, kenapa cuma dibaca tapi gak dibales?
Unknown Number: Gak ada sinyal?
Garaga mendesah geram. Mengabaikan tatapan bertanya dari beberapa temannya yang sedang asik main Uno di Warung Bangsul, cowok itu langsung mengetikkan balasan dengan alis yang mencuram.
Garaga Winata: Gak ada rasa.
"Ada apa, Ga? Black Mamba cari gara-gara lagi?" tanya Banyu setelah menyimpan kunci motor di saku jaketnya.
Garaga mengangkat kepalanya, balik menatap cowok itu. "Nggak kok," ujarnya singkat.
"Bah! Kalo Black Mamba sampe cari gara-gara lagi sih, gue nggak bakalan tinggal diem!" sosor Abbas yang sempat mendengar pembicaraan mereka. "Serlok anjing kita gelud!"
"Gue juga nggak bakalan tinggal diem, kalo sampe salah satu dari temen gue ada yang terluka lagi."
Garaga mengangguk-anggukkan kepala setelah menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. "Yoi, cukup wajah tampan gue aja yang jadi korbannya, kalian jangan." Caka yang tadinya sedang menggigiti kuku jari seraya menatap serius beberapa lembar kartu Uno di genggaman tangannya itu sontak dibuat kaget, cowok itu memutar kepala dengan mata membola dan rahang yang sedikit menganga.
"Lo kerasukan setan narsis di mana anjir, Ga?!" tanya Caka pada Garaga.
Tawa Abbas disusul Gibran dan Evan menggelegar. Berbeda dengan Garaga yang tampak menaikkan kedua alisnya. "Gue emang ganteng," ujarnya dengan begitu santai.
"Iye yang good looking," cibir Caka, sensi.
"Buruan anjing, kartu lo mana?!" sungut Gibran, mendelik pada Caka. Udah tau lagi main Uno malah ngedumel gak jelas, dasar beban keluarga.
"Lo nggak mau ikutan main Uno, Nyu?" Abbas menarik kursi plastik di samping Banyu.
"Gue lebih suka main catur."
Abbas berdecak. "Orang yang otaknya glowing emang beda ya," ujarnya menatap Banyu takjub.
"Yee emang lo, udah otaknya segede biji jagung, kurapan lagi!" ledek Caka tanpa mengalihkan fokusnya pada lembaran kartu di tangannya. Nih cowok emang minta digulung!
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAGA; FAKE GOOD BOY (HIATUS)
Teen Fiction💢ZONA MERAH‼️ -Brutalitas is as always- Berawal dari sebuah insiden tak terduga. Garaga Atalaric Winata, seorang bad boy ulung yang terkenal kejam dan jauh dari kata berperikemanusiaan itu, harus rela pindah sekolah. Meninggalkan geng motor yang i...