39

26 10 0
                                    

Syaikha memasuki rumahnya, ia melihat mamahnya di sofa depan televisi tengah membaca dokumen-dokumen yang tidak ia ketahui. Kertas-kertas berserakan di atas meja membuatnya menatap malas.

Melewati mamahnya yang masih belum menyadari jika ia sudah kembali dari sekolah, begini lah kehidupan syaikha kurang kasih sayang dari orang tua karna mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, jika ia dapat memilih ia lebih baik hidup sederhana tetapi di sayang dan di perhatikan oleh orangtuanya dari pada hidup seperti ini?.

Ia paling muak jika orang tuanya bertengkar karna membicarakam siapa yang paling banyak memberikan nafkah bagi keluarga ini.

Papahnya seorang menejer di sebuah perusahaan, sedangkan mamahnya adalah bos besar di perusahaanya. Jadi karna itu mamahnya selalu membicaran penghasilan siapa yang paling banyak, membuat papahnya marah dan tidak terima karna di jelek-jelekan oleh sang itsri.

Syaikha yang sering mendengar keributan itu hanya duduk di sudut kamar dengan tangan yang menutupi kedua telinganya, ia sangat-sangat takut saat mendengar benda-benda yang di lemparkan mamahnya saat mereka sedang bertengkar.

Sudah bertahun-tahun ia hidup seperti ini sejak ia duduk di bangku sd ia sering mendengar keributan itu, membuatnya takut jika ada seseorang yang bertengkar di hadapanya.

Ia yang terlihat ceria tetapi menyimpan begitu banyak luka di hatinya.

Melempar tasnya kesembarang arah ia merebahkan tubuhnya diatas kasur melepaskan penat yang seharian menghampirinya.

Ia berjalan ke toilet mulai membersihkan badanya yang terasa lengket.

Tidak lama hanya 30 menit saja sampai akhirnya ia keluar dengan pakaian tidurnya duduk di depan meja riasnya, ia memperhatikan pantulan dirinya di kaca.

Mengkuncir rambutnya menjadi satu, ia mengambil salep di laci meja rias nya lalu mengoleskanya di leher bagian kirinya.

Luka itu sudah ada sejak ia jaman sd, jadi waktu itu ia mencoba melerai perdebattan orang tuanya tapi naasnya mamahnya yang waktu itu sedang memegang kater tidak sengaja menggoreskanya di leher syaikha karna saat itu syaikha berusaha memeluk mamahnya.

Leher syaikha tergores cukup dalam sampai darah keluar begitu banyak membuatnya langsung di bawa kerumah sakit.

Setelah kejadian itu, beriring dengan sejalanya waktu luka itu meninggalkan bekas di lehernya membuatnya selalu mengoleskan salep penghilang bekas luka, dan sekarang lukanya sudah tidak terlalu terlihat.

Setelah selesai mengoleskan salep, ia memakai krim malam ke wajahnya lalu mengoleskan lipbalm ke bibirnya agar tidak terlihat kering.

Setelah selesai ia berjalan ke meja belajarnya, lalu mulai mengerjakan tugas-tugas yang tadi di berikan oleh pak ayi.

Sedang fokus-fokusnya belajar, suara keributan di bawah sana membuatnya memejamkan mata dengan tangan yang memegang pulpen erat.

Terdengar teriakan mamahnya di sambut dengan suara pecahan yang nyaring membuatnya menutup kedua telinganya.

Tetap saja walaupun ia sudah menutup telinganya suara keributan itu tetap terdengar hampir setiap hari orangtuanya selalu bertengar dan di keduanya tidak ada yang ingin mengalah, bahkan mereka melupakan syaikha yang mendengar perdebattan mereka.

Lelah mendengar keributan itu syaikha mencoba menghilangkan rasa takutnya lalu pergi keluar kamar dan menuruni tangga.

Syaikha memperhatikan keadaan rumahnya ia melihat banyak sekali pecahan kaca berserakan dimana-mana di tambah pot bunga yang pecah.

"Kamu itu seharusnya sadar diri rifki, saya disini yang paling banyak nafkahhi kalian!!." Teriak mamahnya.

"Kamu tidak bosan apa Setiap hari selalu bilang seperti itu? Dengar ya susan aku akan buktikan jika aku bisa mendapatkan uang lebih banyak dari kamu!!." Balas papahnya.

With You (Judul Lama Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang