47.

9 2 0
                                    

Pria itu menelpon seseorang dengan nomor yang sudah di pastikan tidak di ketahui oleh siapapun, setelah panggilan tersambung pria itu hanya diam tanpa berbicara sedikitpun.

Ia menghela nafas saat mendengar suara yang ia rindukan saat ini ia tidak berani berbicar karna itu hanya merusak semuanya.

Karna pria itu yang tidak menjawab membuat panggilan di putuskan secara sepihak.

"Padahal masih pengen denger suaranya." Gumam pria itu, ia berjalan kearah kamar mandi yang ada di kamarnya.

Setelah badanya merasa lebih segar sesudah mandi ia memakai pakaian lalu setelahnya ia duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya dengan ponsel yang ada di genggamanya, ia mulai mengetikan satu kalimat kepada gadis yang tadi ia telfon.

You.
Apa kabar novita?

Sambil menunggu balasan dari gadis itu ia memutuskan untuk membereskan tempat tidurnya yang terlihat berantakan, maklum sudah dua minggu tidak di bereskan.

Tingg..

Notifikasi dari ponselnya membuatnya dengan cepat meraih ponselnya yang ada di atas meja nakas, balasan pesan dari gadis yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.

Novitaa.
Siapa ya?

You.
Gimana udah sarapan belum?.

Ia lebih baik mencari topik pembicaraan agar gadis itu tidak curiga denganya, untuk saat ini ia tidak ingin gadis itu mengetahui siapa dirinya, karna itu merusak semuanya.

Novitaa.
Gue tanya lo siapa, gak usah sokap deh!!.

Pria itu tersenyum kecil saat membaca balasan dari gadis itu, ini yang ia suka dari gadis itu, sifat kasar dan galaknya.

Ia tidak lagi mengirimi gadis itu pesan karna mungkin gadis itu akan semakin bertanya-tanya tentang dirinya.

***

Setelah menunggu lumayan lama tidak ada lagi notifikasi dari nomor yang tidak di kenalnya itu, ia memutuskan untuk mandi dan berlari kecil mengelilingi perumahanya itu.

Setelah beres dengan ritual mandinya dan memakai pakaianya ia keluar dari rumahnya dan mulai berlari-kari kecil dengan handuk kecil yang tertenger manis di pundaknya.

Ia memasuki taman untuk berolahraga, entah kenapa di saat weekend seperti ini terlihat sepi mungkin mereka bosan datang ketempat ini.

Novita mulai berlari dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya.

Setelah menghabiskan 10 putaran ia berjalan kesalah satu warung yang ada di sana membeli sebotol minuman lalu ia duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Seseorang duduk di sampingnya novita menatapnya sebentar lalu kembali menatap kearah depan.

"Terkadang realita terlihat bodoh saat di bandingkan dengan ekspetasi." Pria itu berujar dengan pandangan tak lepas dari depan.

"Tumben lo bijak."

Bintang menengok kearah novita ia memperhatikan novita dari samping yang terlihat lelah dan banyak pikiran.

With You (Judul Lama Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang