10 | 𝙸𝚗𝚓𝚞𝚗 𝚘𝚛 𝚁𝚎𝚗𝚓𝚞𝚗?

1.8K 390 58
                                    


Injun menekan pedal gasnya damai. Menelusuri jalan yang membelah ibukota Seoul, ditemani cahaya dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di sisi kanan dan kirinya. Jalan nampak cukup sepi mengingat jarum jam yang sudah menunjuk ke angka satu. Ia hanya ingin segera sampai pada tempat tujuannya. Tak peduli dengan malam yang sudah larut. Ia tak ingin meninggalkan Renjun terlalu lama, khawatir bila terjadi sesuatu pada sang kembaran.

Kedamaiannya terpaksa terusik oleh kehadiran seseorang yang melambaikan tangannya di sisi jalan ke arahnya. Ia menyerngitkan dahinya heran, sebelum akhirnya dengan reflek pun mulai menginjak rem kendaraannya. Jiwa kemanusiaannya yang begitu tinggi membuat Injun tanpa ragu beranjak turun dari kendaraannya saat berhasil menepi di bahu jalan.

"Nak, bisa tolong bawa teman saya ke rumah sakit?? Dia mendadak pingsan dan dia mempunyai riwayat gagal jantung" ujar pria itu sembari menunjuk kearah sosok yang tergeletak tak berdaya di trotoar.

"Astaga.."

Tanpa berpikir panjang, Injun segera menghampiri lelaki paruh baya itu penuh perhatian.

"Halo? Bisa dengar saya?" tanya Injun memastikan kondisi pria itu. Namun pertanyaan Injun sama sekali tak digubris olehnya membuat Injun turut panik.

"Biar saya bantu antar ke rumah sakit pak"

Niat hati ingin membantu sesama, namun kini mendadak tubuhnya ditendang brutal membuatnya terjatuh pada sisi trotoar. Sosok yang semula memohon pertolongan padanya mulai menyunggingkan senyumnya miring, termasuk lelaki paruh baya yang beberapa saat yang lalu tak sadarkan diri mulai bangkit dan menghampirinya.

"K-kalian mau apa??" ucap Injun terbata panik sembari memundurkan tubuhnya menjauh. Kepanikannya tak sampai disitu, kedua netranya mulai menangkap kehadiran sosok-sosok lain yang berasal dari berbagai penjuru mengepungnya.

Tubuh besar dan berotot mereka membuat Injun semakin menciut. Ia tak memiliki kemampuan bela diri sedikit pun untuknya melawan.

Bugh

"Arghh" Ringis Renjun mendapati perutnya kembali di tendang untuk kali keduanya. Tubuhnya meringkuk sebagai upaya menahan nyeri yang membabi buta. Seakan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, sekelompok pria itu mengangkat paksa tubuh Injun untuk diseret pergi ke tempat yang tak diketahuinya.

"LEPASIN!" pekik Injun sembari memberontak, mencoba untuk kabur dari mereka semua yang berusaha untuk membawanya masuk ke dalam van hitam di depannya.

Bugh

Tumbangnya salah satu dari mereka berhasil membuatnya membeku. Ia menoleh ke belakang mendapati sosok lain yang tengah menggenggam sebatang kayu yang cukup panjang. Genggaman paksa sejumlah dari mereka terlepas begitu saja, menyisakan satu dari mereka yang masih menahannya.

Pertengkaran hebat mulai mewarnai pandangan Injun. Segerombolan pria bertubuh besar itu dengan mudah dikalahkan oleh sosok misterius itu. Pukulan terakhirnya pun ia arahkan pada pria yang menahannya tadi.

"Lo gapapa?" tanya sosok misterius itu membuat Injun sedikit tersentak.

"U-umm iya gapapa"

Jawaban gugup dari Injun berhasil membuat laki-laki dihadapannya menatap penuh curiga.

"Lo Renjun kan?"

Lagi-lagi Injun kembali tersentak atas pertanyaan dadakan dari sosok itu. Terlebih, sosok itu seperti mengenal Renjun sementara ia pun sama sekali tak mengenal siapa dia.

"H-ha? I-iya gue Renjun kok"

"Masa lo gabisa ngelawan?"

Sosok itu mendekatkan wajahnya, menepis jarak diantara keduanya. Menelisik dalam kornea Injun yang bergetar ketakutan.

Cryptophasia || Huang Renjun ft NCT WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang