BAB 16

17 3 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Seperti hari biasanya Ilmira selalu datang kesekolah lebih cepat dari siswa lainnya.Tetapi ia tetap memilih tinggal di depan gerbang tanpa berniat masuk,karena ia telah janjian dengan Sartika.

Tak berselang lama kini Sartika sudah tiba,dengan wajah menggerutu.Jalan sambil menghentak hentakan kedua kakinya,dan jangan lupakan jilbab nya yang sudah tak berbentuk.

Sartika berjalan lurus,tidak mempedulikan Ilmira yang sedari tadi menunggunya.Ilmira hanya mengekor saja kemana Sartika mau pergi,ternyata Sartika berjalan ke arah parkiran.Ternyata sahabat nya ini tetap perhatian dengannya walaupun sedang tidak mood.

Keduanya berjalan beriringan di koridor kelas,sampai Sartika bersuara dan membuat keduanya berhenti.

"Oiya,semalam katanya lo mau ngasih tahu gue sesuatu,apa?" tanya sartika dengan antusias.
Lihatlah bahkan dia lupa jika sedang marah tadi.Benar-benar ajaib.

"Tapi gak disini.Mau di taman atau rooftop?" tanya Ilmira

"Rooftop aja deh,gue juga belum pernah kesana,sekalian mau sejukin kepala"

"Emangnya tadi kamu kenapa mukanya masam gitu?"

"Biasalah nyonya Felania" ucapnya sambil tertawa.
Beginilah nasib Sartika sebagai anak tunggal,terlebih Felania yang selalu protektif kepadanya.

Sesampainya di rooftop keduanya sama-sama bersandar di pembatas balkon,sambil memandang lapangan futsal yang satu jalur dengan jalan menuju pintu gerbang.

"Ohh ya lo mau ngomong apa?,keburu masuk nanti elah"

Ilmira tidak langsung menjawab ia terlebih dulu menarik napas agar semuanya terasa normal,karena sedari tadi jantungnya tak berhenti berdetak dengan kencang,entah apa penyebabnya.

"Jadi gini kemarin Micky bannya kempes lagi"

"Pufttt hahahahha.Imi gue kan udah bilang ganti aja nama sepeda lo,kalau gak lo ganti yang ada tiap hari ban nya meletup haha" ucap Sartika sambil tertawa,membuat Ilmira berdecak kesal

"Kamu mah gitu,dahlah males aku"

"Ck baperan,ngambek ni ceritanya dasar cewek.Yaudah gih lanjut cerita"

"Tapi janji gak gitu lagi kan"

"Iya"

Ilmira pun mulai menceritakan, kejadian kemarin saat bersama Dinra.Dan yang paling penting ia juga menceritakan tentang perkataan ambigu Dinra yang ternyata benar adanya.

Ilmira menahan tawanya ketika melihat ekspresi Sartika yang seperti orang bodoh.

"Tika" panggil Ilmira yang berhasil membuat Sartika tersadar dari lamuan nya.

"Iya apa,Ilmi lo serius kak Dinra ngomong gitu?" tanya Sartika membuat Ilmira mengangguk.

"Terus jawaban lo?"

"Aku belum jawab,tapi nanti aku jawab di depan orang tua kak Dinra langsung"

"Emm Tika" panggil Ilmira membuat Sartika menoleh.

KoriahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang