BAB 19

18 3 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Tidak terasa besok keduanya sudah akan melepas masa lajangnya di usia nya yang masih remaja.Dinra memang sudah di berikan  izin untuk libur mulai hari ini sampai satu minggu ke depan begitu pun dengan Ilmira.

Dengan liburnya Dinra membuat Arsyad dan Nofal juga ikut meliburkan diri dan di sinilah mereka sekarang di kamar Dinra.

"Arghhhh kalah lagi" teriak Arsyad kesekian kalinya.Ia sudah tiga kali kalah oleh Dinra.

"Ck,gue kan udah bilang gak bakalan mampu lo ngalahin si Bos.Mending lo mabar sama gue" ucap Nofal menimpali.

"Lebih baik gue makan" jawab Arsyad.

"Boss gue mau ini" ucap Arsyad dengan beberapa snack di pelukan ya.

Dinra mengangkat sebelah alisnya
"Sejak kapan lo minta?" ucapnya dengan masih fokus dengan ponsel di tangannya.

"Ck"

Suara adzan berkumandang menunjukkan sudah masuk waktu ashar.Dinra mengerjapkan matanya menatap sekeliling dan melihat kedua sahabatnya yang ternyata ikut tertidur.Ia meregangkan badan nya,tidur di sofa ternyata membuat seluruh badan nya sakit.

"Bangun" ucap Dinra membangun kan kedua sahabatnya yang tertidur di kasurnya.Ia menghela napas panjang,kamarnya sangat berantakan.

Dinra berjalan ke toilet berganti baju sekaligus berwudhu.Ia keluar dengan sarung hitam dan baju kokoh putih dan peci hitam.

Dia menatap Nofal dan Arsyad yang masih tertidur.Ia kemudian mengambil jam weker dan ia simpan di tengah-tengah keduanya.

Kringggg

"Allahu akbar" ucap Arsyad.

"Sopan kah begitu?"

"Ck,sana wudhu!"

Setelah bersiap ketiganya pun berjalan menuju masjid karena memang lokasinya tidak terlalu jauh.

Setelah melaksanakan sholat ashar ketiganya mampir di warung bubur ayam,karena Arsyad yang mengeluh kelaparan padahal tadi di rumah Dinra ia juga sudah makan banyak.

Ketiganya menjadi pusat perhatian saat memasuki warung,bahkan banyak perempuan yang terang-terangan memandang mereka dengan mata berbinar.

Kenapa tidak,ketiganya masih menggunakan sarung dengan baju kokoh adem banget lah.

"Bang bubur nya empat!" teriak Arsyad.

"Siap Den"

"Empat?" tanya Nofal

"Gue dua" ucapnya sambil menyengir

Setelah pesanan bubur tiba ketiganya makan dengan tenang.

"Erghh" Arsyad bersedewak tanpa rasa malu.

"Malu-maluin tau gak"

"Pulang"

"Lah dompet gue kemana?kelupaan ni pasti" ucapan Arsyad membuat Dinra menatapnya.Dinra kemudian mentap Nofal yang hanya menyengir.Paham akan maksud keduanya Dinra kemudian berjalan meninggalkan keduanya untuk membayar bubur tadi.

KoriahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang