BAB 10

22 4 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

"IBU" pekik Ilmira saat melihat ibunya terkapar di bawah tempat tidur dengan air yang menggenang dan pecahan beling di mana-mana.

"Ya Allah,hiks Ibu kenapa bisa begini" tak ada jawaban dari Intan.

Akhirnya Ilmira memutuskan menghubungi Sartika.Akan tetapi hanya nada tersambung tatapi tidak ada yang mengangkat nya.

Ia pun memutuskan menelpon Sinta,tetapi hanya suara operator yang menjawabnya.

Sekarang Ilmira sangat kalut karena kedua nomor yang dihubunginya tidak menjawab.Kontak di ponsel Ilmira hanya bisa di hitung jari saking sedikitnya.

Ia kemudian terpaku saat melihat dengan nama 'Koriah' yang tak lain adalah Dinra.Ia memang sudah menyimpan kontak Dinra,tetapi ia tidak memiliki keberanian untuk saling bertukar kabar.

Tidak ada pilihan lain,ia juga berfikir mungkin Dinra masih tak jauh dari kawasan rumahnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Dinra.Tak lama terdengarlah nada sambungan yang masuk,saat itu juga panggilannya di angkat oleh Dinra.Tidak ada yang memulai percakapan,terlebih Dinra ia hanya bungkam menunggu orang yang menelponnya berbicara .

"Ha-lo" Ilmira memberanikan diri untuk memulai terlebih dahulu

Tetapi tidak ada balasan dari Dinra,akhirnya Ilmira meneruskan pembicaraan ke intinya.

"Ha-lo kak aku Ilmi.Hiks kak aku boleh minta tolong,kakak kerumah,I-buku pingsan kak hiks,aku gak tahu harus minta bantuan sama siapa" ucap Ilmira sambil sesekali terisak.

Masih tidak ada jawaban pada lawan bicara.

"Hiks,kak aku minta tolong hiks.Cuma kakak yang bisa aku harapkan sekarang hiks" ucap Ilmira dengan isakan yang semakin menjadi-jadi.

"Tunggu" ucap Dinra akhirnya,setelahnya sambungan telepon terputus secara sepihak.

Ilmira hanya mematung karena masih tidak bisa mencernah kata yang dilontarkan oleh Dinra.

*****

Dinra yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang dengan memutar lagu The Chainsmokers something just like this .Ia sesekali mengikuti lirik dengan suara beratnya yang serak.

Deringan Ponsel membuatnya mengalihkan perhatiannya.Ia kemudian merogoh kantong celannya dan mengeluarkan ponselnya.Ia melihat ada yang menghubunginya,tetapi tanpa nama alias nomor baru.

Entah mengapa ia mengangkat telepon tersebut.Sebelum nya ia tidak pernah memperdulikan jika ada nomor asing yang menelponnya.

Saat ia mengangkat panggilan tersebut,tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu,keduanya sama-sama bungkam.
Sampai akhirnya ia mendengar suara dari seberang yang tidak asing.Ia masih memilih bungkam sampai lawan bicaranya kembali berbicara.

"Ha-lo kak aku Ilmi.Hiks kak aku boleh minta tolong,kakak kerumah I-buku pingsan kak hiks,aku gak tahu harus minta bantuan sama siapa" ucap Ilmira di seberang sana,tetapi Dinra masih memilih bungkam.

Sampai ia kembali mendengar suara Ilmira yang semakin terisak.

"Hiks,kak aku minta tolong hiks.Cuma kakak yang bisa aku harapkan sekarang hiks"

Entah mengapa setelah mendengar Ilmira berkata sangat mengharapkan bantuannya. Ia seperti merasa ada sesuatu di dalam tubuhnya yang begejolak.

Akhirnya ia mengeluarkan kata yang ia pun tak sadar jika ia mengucapkan nya.

KoriahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang