BAB 6

34 4 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Waktu upacara telah berakhir sekitar 3 menit yang lalu,tetapi di kelas Ilmira masih kosong.
Di SMA Sirda Muda memang memberikan Siswa waktu 5 menit setelah upacara untuk sekedar beristirahat.Setelah lewat 5 menit barulah proses belajar mengajar di laksanakan.

Ilmira hanya sendiri di kelasnya,karena Sartika pergi ke kantin untuk membeli minuman.Ia pun memilih melipat kedua tangannya dan menenggelamkan kepalanya di kedua lipatan tangannya.

Tak berselang lama Sartika tiba dengan membawa dua air mineral dan beberapa cemilan.

"Nih" ucap Sartika sambil menyodorkan air mineral ke arah Ilmira

Ilmira yang mendengar suara Sartika langsung merubah posisinya yang awalnya telungkup menjadi duduk.

"Makasih" ucap Ilmira

"Tumben lo ambil,biasanya juga lo tolak"

"Haus" jawab Ilmira dibarengi dengan cengiran.

Setelahnya tidak ada lagi percakapan,karena   Ibu Desi selaku guru mapel Limit Ekonomi sudah masuk untuk mengajar.

*****

Kelas XII Mipa 3

Di kelas Dinra hari ini sedang jamkos.Pasalnya pak Hendri Guru mapel Sejarah tidak masuk karena ada urusan mendadak.

Hal itu membuat seisi kelas XII Mipa 3 menjadi senang,begitupun dengan Dinra.

Dinra memang tidak suka belajar sejarah,menurutnya sedikit membosankan karena harus menggali kembali peristiwa jaman dulu.

Suasana kelas XII Mipa 3 hari ini bisa terbilang kacau.Ketua kelasnya hanya melihat tingkah teman-teman nya tanpa berniat untuk menegur.Alasan nya simpel karena ia juga menikmatinya.

Di antara mereka yang paling heboh adalah Arsyad.Karena sifatnya yang humoris membuat siapa saja menjadi terhibur.

Berlyana yang melihat Dinra tetap di kursinya berjalan mendekatinya.Yaps,benar dugaan Dinra tadi Berlyana hanya berpura-pura pingsan agar di tolong oleh nya.

Berlyana mulai duduk di dekat Dinra.Dinra merasa ada seseorang di dekatnya berbalik karena sedari tadi ia tiduran di mejanya menghadap ke tembok.

Setelah berbalik ia langsung berdecih,karena melihat Berlyana di dekatnya.

"Dinra" panggil Berlyana dengan nada manja,sambil memegang tangan Dinra.Seketika itu juga Dinra menepis tangan Berlyana secara kasar,bahkan saking kasarnya Berlyana hampir terhuyung kebelakang.

"Kasar banget sih Din" ucap Berlyana dengan nada kesal,sekaligus manja.

"Pergi" ucap Dinra dingin.

"Gak mau"

Tanpa mengucapkan apapun lagi,Dinra memilih beranjak dan pergi keluar kelasnya.Berlyana yang melihat Dinra keluar kelas tidak berniat mengejarnya.Karena ia tahu jika Dinra marah ia tidak akan segan-segan untuk melukainya walaupun dia seorang perempuan,katakanlah Dinra kejam.Ia hanya tidak mau diganggu dari ketenangan nya.

Dinra sendiri masih bingung mau kemana.Akhirnya ia berjalan melewati lapangan futsal di tengah-tengah siswa yang sedang olahraga untuk hari ini.

"Mau kemana kamu Dinra" tanya Pak Brylli Guru olahraga,sekaligus pembina futsal.

"Perpus" jawab Dinra tanpa menghentikan langkahnya.

Pak Brylli hanya menggelengkan kepalanya,karena ia sudah terbiasa dengan sikap Dinra yang cuek.

KoriahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang