BAB 5

36 4 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Pagi yang cukup bersahabat,membuat siapa pun yang ingin beraktivitas hari ini menjadi lebih semangat.

Sama hal nya dengan Dinra,ia telah siap dengan celana training berwarna hitam dan hoodie berwarna hijau botol.Jam yang masih menujuk pukul 06:00,dan udara yang masih segar membuat Dinra memilih berlari,sebagai aktivitas nya hari ini.

Saat turun ke lantai satu,ia melihat kedua orang tunya sudah ada di meja makan.Sedangkan Galih sendiri masih berada di dalam kamarnya.Ayolah hari ini minggu,membuat siapa pun menjadi malas-malasan.
Dinra melihat di mana Dinda menyiapkan sarapan pagi,dan Fernad sedang membaca surat kabar.Dalam keluarga Fernad ia tak mempekerjakan pembantu,karena Dinda yang melarang.Dia hanya tidak ingin menjadi kurang perhatian dalam keluarganya,karena selalu bergantung pada pembantu nya nanti.

Dinra berjalan mendekat,dan duduk di samping Ayahnya.Dinda pun langsung menyodorkan segelas susu kepada Dinra,ia mengambil susu yang di berikan mamanya dan meminumnya hingga tandas tak besisah.

"Din kamu mau kemana pagi-pagi" tanya Dinda yang telah duduk,sambil mengoleskan selai roti.

"Lari" jawab Dinra singkat,kadang Fernad dan Dinda bertanya siapa gen yang di turuni Dinra.Karena keduanya adalah sosok yang ramah,anehnya Dinra sangat dingin dan cuek.

"Ohh.Galih belum bangun?" tanya Dinda lagi,karena memang kamar Dinra hanya di batasi satu kamar dengan kamar Galih.Tetapi jika di bandingkan kamar Galih kamar Dinra lebih luas.

"Belum"

"Dinra pergi.Assalamualaikum"
Setelah mengucapkan salam,Dinra mencium tangan kedua orang tuanya dan berjalan keluar,tak lupa ia mengambil bola di tempat khusus untuk menyimpan bola.

Sebelum Dinra memulai berlari,ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu kemudian menyumbat kedua telinganya menggunakan earphone,setelahnya barulah ia berlari keluar komplek rumah nya,dengan bola yang berada di pinggangnya dan dijepit oleh tangan kanannya.

*****

Kini Ilmira telah siap,untuk berangkat kerja,tak lupa ia menyediakan makanan serta obat yang nantinya di minum ibunya.Setelah selesai ia kemudian berpamitan untuk berangkat.

"Bu Ilmi berangkat ya,kalau ada apa-apa langsung hubungin Ilmi"

Intan yang mendengar itu menoleh dan tersenyum menghadap ke Ilmira anak satu-satunya.

"Ilmi,maafin Ibu ya nak,karena Ibu kamu jadi kehilangan masa-masa remaja mu yang harusnya di isi dengan kebahagiaan malah di isi dengan penderitaan seperti ini"

"Ibu ngomong apa sih.Gak usah ngomong gitu lagi,Ilmi gak suka.Yaudah Ilmi berangkat,assalamualaikum"

Ilmi menggamit tangan kanan Ibu nya dan menciumnya,kemudian berangkat menuju kafe milik Sinta.

*****

Hari ini semua karyawan cukup sibuk,karena hari ini minggu jadi banyak pengunjung yang datang bahkan sekarang masih jam 09:00,ini dikarenakan karena lokasi kafe ini tidang jauh dari taman membuat siapa pun yang sudah olahraga biasanya akan mampir kesini.
Sinta dan Ilmira juga terlihat sedang sibuk dengan pesanan minuman yang silih berganti.Sinta memang hanya bekerja di bagian minuman karena itu lah keahliannya sedangkan untuk makanan ada chef khusus.

"Farah antar ini di meja empat ya" ucap Sinta

"Iya Mbak" setelahnya ia beranjak dari sana.

"Ilmi antar ini di meja nomor sebelas" ucap Sinta.Ilmira tidak langsung bergerak karena tiba-tiba saja ia teringat saat ia bertemu Dinra di kafe ini waktu lalu.

KoriahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang