BAB 9

28 4 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Setelah meninggalkan parkiran,Dinra Mengendarai mobil Nofal kelewatan kencang.Entah tiba-tiba saja rasa khawatir bersemayam di benaknya,apalagi melihat wajah Ilmira yang semakin pucat dan sampai sekarang ia belum sadar.

Dinra merogoh kantong celananya kemudian mengeluarkan ponselnya.Ia mendial nomor mamanya,setelah nada tersambung tak lama kemudian terdengar suara Dinda.

"Halo kenapa sayang,tumben nelpon mama?" tanya Dinda.

"Dimana" tanya Dinra to the point.

Mamanya tidak menjawab,membuat Dinra mengulang pertanyaan nya.

"Mama di mana?" tanya nya

"Ohh.Mama di rumah emangnya kenapa Din" jawab Dinda.

"Mama jangan kemana-mana,tunggu Dinra"

Setelah mengatakan itu Dinra menutup telepon secara sepihak.Kemudian Ia melirik Ilmira yang belum ada pergerakan sama sekali.

Dinra berkali-kali di teriaki oleh pengendara lain karena mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata,tak terasa ia sudah tiba di rumahnya yang biasanya terasa sangat singkat tapi hari ini terasa sangat lama.

Ia turun dari kemudi dan menuju ke tempat Ilmira.Ia tak langsung mengangkat Ilmira,melainkan menetralkan detak jantungnya yang menggila.

Setelah semuanya terasa sudah normal,ia kemudian menggendong Ilmira masuk kedalam rumahnya.Yang di sambut oleh Dinda dengan wajah bingung dan mengekori Dinra di belakang.Karena mulai dari masuk ia terus saja melangkah hingga ia sampai di kamar tamu dan membaringkan Ilmira.

"Ma ganti bajunya"

Dinda hanya menganggukkan kepalanya,kemudian melihat Dinra keluar.Ia bingung ini pertama kalinya Dinra memiliki rasa peduli terhadap wanita setelah ke jadian beberapa tahun silam.

Dinda terpaku melihat wajah Ilmira.Dia baru sadar ternyata yang ditolong Dinra adalah gadis yang menolongnya.

Ia pun mulai mengganti pakaian Ilmira yang basah dan sedikit berbau,setelah semuanya selesai ia keluar.Tak lupa ia juga memakaikan Ilmira jilbab instan berwarna abu-abu.

Ia menemui Dinra dibawah,yang duduk sambil menunduk.Ia kemudian berjalan menuju anaknya itu dan duduk di sampingnya.

Ia menyentuh pundak Dinra.Membuat Dinra yang menunduk menjadi mendongak.

"Kamu kenal dia?" tanya Dinda.

Dinra tak menjawab melainkan ia menyandarkan kepalanya di pundak Dinda.

"Kamu kenapa sayang hem?"

Dinra hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu ingat kan,yang mama bilang ada gadis yang nolongin mama pas hampir tertabrak?"

Dinra mengangguk

"Yang tolongin mama tuh dia" jawab Dinda.Dinra yang awalnya bersandar di pundak Mamanya menjadi duduk tegak dan menatap Mamanya.

Saat Dinra ingin berbicara langsung saja terhenti karena mendengar suara bel rumahnya berbunyi.

"Mama buka dulu"

Setelah mengatakan itu Dinda pergi membuka pintu dan melihat dokter Clara.Dinda tidak terkejut karena ia tahu pasti Dinra yang menelponnya.

Ketiganya melangkah menuju kamar tamu di lantai dua.Dokter clara langsung memeriksa Ilmira,setelah Semuanya telah ia periksa kemudian ia berbalik menghadap Dinra dan Dinda.

KoriahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang