Junghwan yang baru saja merebahkan punggungnya ke sofa itu langsung menoleh ke sang ibu yang sedang mengupas buah.
" Kado? Kado buat apa ma?" Tanya Junghwan sembari mencomot sepotong irisan buah apel yang telah di kupas oleh sang ibu lalu memakannya.
Irene langsung menoleh ke arah Junghwan yang di balas tatapan bingung sang anak.
" Kado. Kado buat ulang tahun Junkyu? Jangan bilang kalo kamu nggak tau kalo besok Junkyu ulang tahun?" Jawab Irene melotot.
Junghwan balas melotot, bukan, bukannya Junghwan mau ngelawan mamanya dengan saling melotot. Tapi dia ikut melotot karna kaget.
" Kan. Suami macam apa kamu." Decih Irene setelah melihat respon Junghwan.
Junghwan tak menanggapi sindiran sang ibu, malah melirik ke arah brankar, dimana sang istri yang baru saja tertidur setelah meminum obat.
" Ma. Tolong jagain Junkyu ya?" Pinta Junghwan sembari meraih jaket kulitnya. Irene ikut menoleh ke arah Junkyu lalu kembali menatap Junghwan yang langsung mengemasi dompet sama ponselnya.
" Kamu mau cari kado?" Tanya Irene. Junghwan mengangguk.
" Mau mama bantuin?"
Junghwan menggeleng.
" Gausah ma- Tapi mama punya nomor toko bunga nggak?" Tanya Junghwan setelah berfikir cepat.
" Kamu mau beliin bunga?" Tanya Irene lagi. Junghwan mengangguk.
" Bentar deh mama cek." Ujar Irene sembari meraih ponselnya lalu mulai mencari-cari kontak toko bunga yang mungkin pernah di simpannya.
" Ada nggak ma?" Tanya Junghwan tak sabaran.
" Ada. Tuh udah mama kirim ke whatsapp kamu."
Junghwan mengangguk sembari mengenakan jaketnya.
" Makasi ya ma. Junghwan pergi dulu selagi masih siang. Ntar kalo Junkyu cariin Junghwan, bilang aja Junghwan lagi ada urusan sebentar sama papa."
Irene mengangguk.
" Iya. Jangan lama-lama ya. Takutnya Junkyu butuh kamu."
