다섯

930 92 1
                                    

Hari ini Renjun akan membawa semua bayi- bayi hewan manis itu ke dokter hewan. Pemuda itu memang sudah memutuskan untuk memelihara mereka semua. Urusan keuangan itu mah gampang, kedua orang tuanya yang berada di China adalah sepasang designer dan pelukis ternama, jadi ia tidak terlalu memusingkan soal uang untuk keperluan semua bayi- bayi hewan mungilnya ini.

"Ah, untung saja sudah buat janji dengan dokter hewan kemarin. Tapi kok aku baru tau kalau kak Seungmin punya kenalan dokter. Mana lagi katanya seumuran denganku" gumam Renjun sambil memasukkan satu persatu bayi- bayi hewannya kedalam tas khusus untuk mereka.

Mungkin butuh waktu sekitar 20 menit untuk mengangkut semua tas- tas itu ke mobilnya.

"Hah~ besok- besok aku akan minta untuk pindah apartemen. Bolak balik naik turun tangga sangat melelahkan, kalau begini terus bisa remuk tulang- tulangku"

Pemuda itu lalu menjalankan mobilnya menuju alamat klinik hewan yang telah seniornya kirimkan padanya pagi tadi.

"Eoh? Sepertinya aku kenal daerah sini" gumam pemuda itu saat hendak memarkirkan mobilnya.

'clínica veterinária'

Nama kliniknya juga cukup familiar di telinga pemuda itu. Entah kenapa firasatnya mengatakan kalau pemilik klinik ini sangat dia kenal.

Kling~

"Selamat datang di Clínica Veterinária~ Ada yang bisa saya bantu? Loh? Renjun? Tumben sekali kau datang ke tempat ini"

"Choi Soobin? Kau magang di tempat ini?"

"Ya... tidak bisa dibilang magang juga sih"

"Tunggu sebentar, jangan bilang kalau kau itu kenalannya kak Seungmin" ucap Renjun menebak.

"Jadi atas namamu yang dibuatkan janji kemarin sama kak Seungmin. Astaga! Aku kira Huang yang dia maksud itu bukan dirimu"

"Memangnya dia menyebut nama apa?"

"Hanya margamu saja. Khasnya kak Seungmin sekali, singkat padat dan terkadang nggak jelas"

"Candaanmu masih saja kaku seperti biasa, Choi. Sudah cukup bercandaannya. Sekarang bisa bantu aku mengeluarkan semua hewan peliharaanku dari dalam mobil?" kata pemuda Huang itu.

"Loh? Aku kira kau sudah membawanya ke sini"

"Kau kira hanya ada satu kandang?"

Sebelah alis Soobin terangkat sebelah, bingung dengan maksud ucapan pemuda Huang yang berjalan di depannya. "Memangnya ada berapa sih?"

"Nanti juga kau bakalan tau"

Haustiere

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau membawa mereka semua? Mana ada 10 lagi! Apa kau tidak capek bolak balik mengangkat mereka semua secara bergantian? Apalagi kau tinggal di lantai 4! Gila! Kau itu sudah mungil, jangan dipaksakan! Heran aku, bagaimana bisa kau tidak lelah?"

Soobin langsung menyerbu teman seangkatannya itu dengan berbagai pertanyaan begitu mereka selesai membawa masuk semua kandang dari mobil.

"Kau benar- benar berisik, Choi. Meskipun aku pendek, aku ini tetap laki-laki. Lihat apa yang sudah kau lakukan, kau membuat mereka semua jadi bangun" Renjun mendengus kesal dan melirik tajam pemuda tinggi di sebelahnya.

"Ya maaf, aku tidak tau kalau mereka semua sedang tidur"

"Tidak peduli. Pokoknya itu salahmu"

Pemuda Huang itu masih kesal dengan pemuda Choi di sampingnya yang mulai memindahkan semua bayi hewan peliharaannya.

"Oke oke, ini salahku. Setelah ini aku akan mentraktirmu tiramisu dan latte. Bagaimana??"

"Dasar bodoh. Aku mana bisa minum yang berkafein. Tidak mau"

"Kalau begitu, smootie gimana?"

"Tunggu sebentar. Ini, kenapa kau tiba- tiba berbaik hati dan ingin mentraktirku? Biasanya juga tidak" Renjun memicingkan matanya melirik curiga.

Soobin hanya terkekeh dan mulai melakukan pemeriksaan pada hewan- hewan mungil itu.

Semuanya berjalan cukup lancar, cuman saat gilirannya Hendery, Soobin agak kesusahan karna tingkah anak kucing itu yang sangat aktif.

"Sepertinya rubah kecil ini menyukaiku deh" ucap Soobin tersenyum gemas dengan tingkah bayi rubah yang sibuk memainkan tangannya. "Nanti aku ajak main, boleh?"

"Pantasan mau berbaik hati mentraktirku tadi, ada maunya ternyata" gumam Renjun datar.

Pemuda Choi itu sedikit mendeham. "Semuanya dalam keadaan sehat. Cukup perhatikan saja pola makannya dan jangan lupa berikan mereka vitamin. Ah, satu lagi. Jangan sampai lupa untuk memberikan mereka vaksin supaya tidak sakit" ucapnya itu seraya mengelus lembut rubah merah dan anjing huskey yang ada dipelukannya.

"Oke, aku mengerti"

"Memangnya kau tau kapan?"

Renjun menatap tajam ke temannya itu. "Kau kira aku tidak tau, hah?"

"Rakun, kelinci dan rubah? Kau tau?"

Ekspresi pemuda Huang itu seketika berubah. Sebuah cengiran terlukis di wajah manisnya diikuti dengan gelengan kepala. "Nggak"

"Setau aku, kalau kelinci itu umur 2 bulanan. Untuk rakun dan rubah...., ini juga pertama kalinya aku mendapat klien yang peliharaannya rakun dan rubah. Tapi setau aku, dari buku yang pernah kubaca-"

"Langsung ngomong apa susahnya sih? Jangan berbelit- belit begitu, atau tanganku akan ikut dalam pembicaraan"

"Baik baik. Susah bener ngajak bercandanya" Soobin mencebikkan bibirnya.

"Kau tampak mengelikan dengan ekspresimu itu, Choi. Wajah sok imutmu membuatku mual"

"Cih, sarkas seperti biasa. Yaudah, aku tidak mau memberitaukannya padamu"

"Kalau begitu, jangan dekati yeonjun. Kau bilang tadi mau ajak dia main kan? Tidak boleh, aku tidak mengizinkanmu"

Pemuda Choi itu melotot kearahnya, tak terima dengan ucapannya barusan.

"Wah, nggak bisa gitu dong!"

"Ya bisalah! Aku ini papa mereka. Kau mau apa?"

"Iya iya, aku kasih tau. Untuk rakun dan rubah, pemberian vaksinnya disamakan saja dengan yang lain, 2 bulan"

Salah satu alis Renjun terangkat. "Yakin? Apa nggak salah?"

"Sebenarnya aku juga kurang yakin sih. Tapi sudahlah, ikuti saja"

"Okey"

Tbc

H

ehehe...

Gimana menurut kalian??

Maaf ya, kalau ada kesalahan.

Oh iya, dari kalian ada yang pelihara rubah atau rakun nggak?? Atau paling nggak minimal tau lah cara memeliharanya.

Kalau ada DM aku ya, soalnya aku mau tanya tanya soal cara merawat mereka.

Makasih udah mampir ya! Jangan lupa tinggalkan jejak!

Haustiere [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang