스물 아홉

128 14 3
                                    

Jaemin memilih untuk menghabiskan pagi dan siangnya dengan sang Papa di taman belakang. Sore nanti hingga malam rencananya dia mau ajak Renjun ke sungai Han sambil menikmati senja.

Setidaknya untuk saat ini seperti itu. Sebelum salah satu kakaknya datang menawarkan sesuatu padanya.

"Jaemin, ada taman bagus di Yeouido. Kemarin aku dan Papa hanya sebentar disana. Mungkin kau akan suka"

Hybrid kelinci itu mendongakkan kepalanya menatap bingung kakaknya.

"Hah? Ada apa?"

"Apa rencanamu hari ini?" Yeonjun balik bertanya.

"Palingan lanjutin jalan-jalannya kak Yeonjun bareng Papa kemarin, sekalian fotoin Papa sih. Kenapa?"

Bukannya menjawab, Yeonjun malah menyodorkan dua lembar tiket ke hybrid kelinci itu.

"Apa ini?" tanya Jaemin saat menerima tiket itu.

"Tiket lah, memangnya apa? Kau bisa lihat sendiri"

Dengusan kasar terdengar jelas dari si hybrid kelinci itu. "Aku juga tau itu, mataku masih berfungsi dengan baik, kak Yeonjun. Yang aku tanyakan tiket apa ini? Tumben sekali kau mau berbaik hati memberiku sesuatu"

"Oh... Ngomong dong dari tadi. Ada festival musim semi kalau tidak salah di Yeouido. Tempatnya bagus, aku rasa kau akan suka"

"Kau tidak sedang merencanakan sesuatu kan, kak Yeonjun? Tumben sekali mau berbaik hati padaku" Jaemin memicingkan matanya, curiga dengan kakaknya itu.

"Anggap saja begitu. Kalau tidak mau ya sudah, biar ku berikan pada Chan. Mumpung tinggal dia sendiri yang belum-"

"Eits! Barang yang sudah diberikan kepada orang lain tidak boleh diambil lagi"

Hybrid rubah merah itu menatap datar Jaemin yang sibuk memasukkan tiket itu ke saku celananya.

"Jaemin? Nana, kamu sudah siap?" tanya Renjun dari arah tangga.

"Sudah Pa!"

"Eh, ada Yeonjun juga, Papa kira kamu lagi bareng Hyunsuk dan Hwiyoung di belakang"

Hybrid rubah merah itu menggelengkan kepalanya. "Bukan Yeonjun, itu Riki yang bareng mereka. Daritadi Yeonjun disini sama Jaemin"

"Iya kah? Papa kira itu kamu, Riki ternyata toh. Ah, ya sudah, Papa bareng Jaemin pergi dulu ya. Nanti kabari saudaramu yang lain" pamit Renjun sembari mengusak rambut anak rubahnya itu dengan gemas, agak kesusahan sih soalnya perbedaan tinggi mereka yang... Ekhem lumayan jauh.

"Hati-hati, Pa. Jaemin, jagain Papa, awas kalau Papa pulang lecet sedikit saja habis kau ditanganku"

"Biar kau tidak mengancamku seperti itu, aku pasti menjaga Papa tau. Pindah sana"

Renjun menggelengkan kepalanya melihat interaksi kedua hybridnya itu. Sudah jadi makanan sehari-hari bahkan rasanya akan membosankan kalau semenit saja tidak mendengar perdebatan tidak jelas dari mereka. Pokoknya ada saja yang diributkan.

"Hei hei, nanti lagi bertengkarnya, oke? Jaemin, kamu tidak mau pergi sekarang? Atau kalau mau lanjut Papa bisa nungguin kamu selesai berdebat dengan Yeonjun" ucap Renjun dari dalam mobil.

Jaemin menggelengkan kepalanya kuat. "Kita berangkat sekarang. Kak Yeonjun, jagain rumah ya. Bye!" serunya yang menyusul masuk ke mobil.

Haustiere

Tidak terlalu ramai pengunjung yang datang. Jadi mereka berdua tidak perlu menunggu lama untuk masuk ke parkiran taman. Tapi bukan berarti mereka berdua cepat mendapatkan tempat parkirnya. Butuh sekitar 15 menit hingga akhirnya Jaemin bisa dengan tenang memarkirkan mobil.

Haustiere [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang