열셋

459 72 6
                                    

Kedua orang tua Renjun hanya seminggu di Korea menemani anak satu-satunya ini. Dan malam ini mereka harus segera terbang ke China karna ada urusan mendadak.

"Mama dan baba tidak bisa lebih lama lagi kah? Kan Injun masih rindu" isak Renjun dipelukan sang mama.

Mamanya menatap sendu anaknya. Ia juga sangat merindukan anaknya ini, apalagi Renjun ini anak tunggal. Tapi mau bagaimana lagi, ada masalah kerjaan yang tidak bisa suaminya tinggalkan.

"Mama sama baba juga mau lama-lama disini temani Injun. Tapi perusahaan di China sedang ada masalah. Injun kan sudah besar, lagipula ada anak-anak disini temanin Injun jadi Injun tidak akan kesepian. Maafkan mama sama baba ya, sayang" ucap nyonya Huang lembut mencoba memberikan pengertian kepada Renjun.

"Maafkan baba ya, sayang? Nanti kalau libur musim dingin baba jemput kamu ke China, baba luangin waktu baba untuk Injun. Oke ya?" Tuan Huang juga ikut turun tangan menenangkan anak tersayangnya ini.

"Janji ya, libur musim dingin nanti? Awas kalau sampai baba lupa, Injun tidak mau ajak baba bicara sampai libur musim dingin selesai" kata Renjun ogah-ogahan, tapi karna sudah dijanji seperti ini jadi mau tidak mau dia harus membiarkan kedua orang tuanya pergi.

"Maaf ya sayang. Jaga diri baik-baik, anak-anak jangan lupa diperhatikan, oke? Mama dan baba sayang kalian semua"

Kedua orang tuanya secara bergantian mencium kening dan memeluk erat dirinya. Lalu berjalan menuju mobil.

"Baba dan mama juga hati-hati! Jaga kesehatan! Injun nggak akan segan-segan pulang ke China kalau sampai Injun dengar baba dan mama sakit!"

Kedua orang tua Renjun sengaja tidak membolehkan anaknya pergi mengantar mereka. Alasannya ya... Kayak tadi. Renjun pasti semakin tidak mau membolehkan mereka pergi.

Setelah berpamitan, mobil orang tuanya bergerak meninggalkan kediaman mereka.

Helaan napas panjang terdengar sangat berat keluar diantara bibir ranum pemuda bermarga Huang itu. Dia segera mengunci pintu dan berjalan menuju kamarnya.

Kelima belas peliharaannya sudah berada di ruangannya tersendiri. Dibuat khusus untuk mereka tempati.

Dirumah ini ada banyak kamar kosong. Entah apa motivasi baba nya sampai membuatkan banyak kamar dirumah besar ini. Padahal yang ditinggali cuman mereka bertiga saja. Mempekerjakan maid dan butler pun tidak dibolehkan Renjun.

Untuk masalah kebersihan tidak usah khawatir, jaman semakin canggih. Jadi untuk menjaga agar rumah itu tetap bersih tuan Huang membeli beberapa perangkat kebersihan yang bisa dikendalikan jarak jauh oleh anaknya.

Kan lumayan, ruangan disamping Renjun ada yang isi. Lagian dinding yang membatasi kedua ruangan itu sudah dihancurkan. Jadi kamar Renjun dan tempat para hewan peliharaannya saling terhubung.

Ah, karna saling terhubung, pemuda Huang itu memilih untuk membiarkan anak-anaknya tidur di tempat sesuka mereka.

Tapi sepertinya, meski sudah punya tempat tidur masing-masing mereka lebih suka tidur bersama sang papa.

Karna kebiasaannya saat masih tinggal di apartemennya dulu, tidur di lantai bersama kelima belas peliharaan kesayangannya. Jadi, malam ini dirinya akan tidur di lantai lagi.

Dan untungnya, sang baba dengan senang hati mengabulkan permintaan anaknya. Tuan Huang membelikannya kasur lantai yang lumayan tebal dan lebar. Dia tidak mau anaknya sampai sakit karena masuk angin gara-gara merasakan dinginnya lantai.

Setelah memastikan semuanya jendela dan pintu sudah terkunci rapat, Renjun memutuskan untuk tidur cepat. Tidak tau juga kenapa, tapi hari ini ia merasa sangat lelah.

Baru saja dia masuk ke kamarnya, Renjun sudah disuguhkan dengan pemandangan dimana jeongin, jisung, dan niki yang bermain diatas ranjang dan membuat sepreinya berantakan.

"Astaga, nak. Papa baru saja merapikan itu. Kalian malah berantakin lagi"

Mendengar keluhan sang papa, hyunsuk yang kebetulan berada di dekat kedua anak kucing bungsu itu langsung menghampiri mereka dan menghentikan kedua anak kucing itu.

Dan tak disangka-sangka, kucing hitam itu malah memperbaiki dan merapikan kembali seprei ranjang sang papa.

Renjun yang melihatnya tertawa gemas dengan tingkah mereka. Ia lalu berjalan mendekat dan menggendong ketiga anak kucing itu sekaligus dan menciuminya secara bergantian.

"Kenapa bisa kalian semua imut sih? Gemas papa tau!"

Setelah puas menciumi ketiga anak kucing itu, ia lalu merebahkan badannya diatas kasur lantai yang sudah ia siapkan sebelumnya.

"Selamat tidur semua~ Have a nice dream sayangnya papa"

Baru saja akan tertidur, hwiyoung, sunwoo, dan chan kompak menyusup kedalam selimut yang dikenakan oleh Renjun. Tidak hanya itu saja, tag, hyunjin, yeonjun dan jeongin asik bermain diatasnya. Sesekali hyunsuk, niki, woojin, dan hendery melompat kearah wajahnya. Sementara jisung, hongjoong, jaemin, dan san asik berlarian disekitarnya yang bahkan berlarian diatasnya.

Tumben sekali mereka aktif begini pas mau tidur. Biasanya mereka langsung anteng di sampingnya tidur dengan tenang dan damai.

Dalam keadaan yang sangat mengantuk, tangan Renjun sibuk mengeluarkan dua anak kucing dan satu anak rakun itu dari dalam selimutnya.

Ah, sepertinya sekarang bukan hanya ketiga anak hewan itu saja deh. Karna yang lain terlihat tertarik dengan kegiatan ketiga saudara mereka. Bahkan ikut menyusup ke balik selimut.

"Ya tuhan...! Aku cuman mau tidur dengan tenang! Kalau begini terus mending nggak usah pake selimut!" seru Renjun sembari menyingkirkan selimutnya.

Setelah beberapa menit bergulat dengan mereka-mengeluarkan mereka dari selimutnya- Renjun akhirnya bisa tidur dengan tenang. Meski mereka semua suka tidur dekat-dekat dengannya. Tapi setidaknya dia masih bisa tau dimana posisi tidur anak-anaknya.

"Oke~ Sudah ya, mainnya. Besok lagi dilanjut, sekarang semuanya tidur. Selamat tidur~"

Haustiere

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah-celah jendela yang tak tertutupi gorden menganggu tidur Renjun.

Perlahan kedua matanya terbuka. Saat hendak akan bangun Renjun merasa badannya sangat berat. Lebih tepatnya tidak bisa bergerak, seperti ada yang menahan pergerakannya. Atau memeluknya?

Bahkan di kedua kakinya juga ia rasa seperti ada yang menidurinya.

Dengan mata yang masih terasa berat, diliriknya sekitar mencari tau apa yang menahan pergerakannya.

"Oh? Papa sudah bangun? Selamat pagi, pa" gumam seseorang yang tengah memeluknya dengan erat.

Orang itu kembali menyamankan posisi tidurnya dan mengeratkan lagi pelukannya.

Mata Renjun terbuka lebar mendengar suara asing itu. Ia lalu melepaskan dengan paksa pelukan orang itu dan juga menyingkirkan orang yang tidur di sekitarnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Karena teriakan keras dan mengejutkan dari Renjun membuat semua yang ada di kamar itu terbangun dan memasang sikap siaga dan panik.

"Ada apa?! Kenapa!?"

"Papa kenapa!?"

"Ada yang menganggu papa?!"

"Katakan siapa yang mengganggu papa! Akan ku hajar dia!"

"Apa?! Apa?!"

"KALIAN SIAPA?! KENAPA BISA MASUK KE KAMAR KU?!?!?!?!"

Tbc










Huwaaa.......

Makasih banyak udah nyempatin waktu kalian buat vote and comment!!!

Jadi tambah semangat aku buat lanjutin book ini >.<

Jangan bosan-bosan buat nungguin dan mampir kesini!

Buat yang belum vote and comment, yok bisa yok, aku tungguin nih

Haustiere [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang