스물일곱

121 22 0
                                    

Sorry for typos









Jisung menghampiri sang papa dengan semangat di dapur. Setelah mendengar cerita dari kakak-kakaknya yang sudah selesai gilirannya dan juga Ni-ki, dia jadi mau pergi menghabiskan waktu di luar. Soalnya pas dengar cerita dari Hongjoong kemarin, dirumah seharian pasti membosankan dan dia tidak mau itu terjadi.

"Papa lagi ngapain?" tanya Jisung menatap bingung Renjun yang sibuk mengeluarkan bahan-bahan makanan.

"Ah, Jisung. Papa rencana mau buat kue dulu sebelum pergi, nggak papa kan kita agak telat perginya? Atau Jisung mau berangkat sekarang?"

"Mau bantu juga!" seru anak kucing ras savannah itu menghampiri papanya dengan semangat.

Hilang sudah rencana yang sudah dia susun matang-matang buat menghabiskan waktu di luar bareng Renjun. Tapi sudahlah, lagian masak kue nggak bakalan lama juga. Buat kue mah cuman masalah kecil, gampang itu.

"Yaudah, kalau gitu Jisung cuci tangan dulu baru pakai appron nya"

Jisung menangguk patuh dan langsung mencuci tangannya lalu meraih apron yang tak jauh dari wastafel.

"Jisung pakai dulu apronnya, Papa mau keluarin semua bahan-bahannya dulu"

"Oke, Pa!"

Jaemin yang kebetulan ingin mengambil minum langsung berseru kaget sambil menunjuk kearah Jisung. Sedangkan yang ditunjuk masih kebingungan dan sibuk mengurusi apronnya yang justru malah melilit tak jelas badannya.

"Apa yang kau lakukan disini?!" seru Jaemin histeris seakan melihat hantu.

"Ck! Kak Nana kalau tidak mau bantu mending diam saja. Tidak liat aku sedang pusing sekarang? Mana makin kelilit lagi! Papa, tolongin Jisung"

"Wow... Ada apa ini? Aku nggak salah lihat kan?" celetuk Hendery yang baru saja akan menuju kulkas.

"Na, aku nggak salah lihat, kan? Apa penglihatanmu sama dengan penglihatanku?"

"Tenang saja kak Hendery, matamu masih normal kok. Nggak ada gejala halusinasi, semuanya nyata"

"Kalian berdua kenapa sih? Bukannya bantuin adiknya malah berdiri disini. Awas, Papa mau bantuin adikmu dulu" ucap Renjun

Hybrid abyssinian itu menepuk pelan pundak sang adik dan menghembuskan nafas panjang.

"Tolong kuatkan Papa ya, Na. Aku ke tempatnya Chan dulu. Kalau kau sudah selesai segera susul kami" ucap Hendery setelah mengambil sebotol minuman soda berukuran besar.

Baru juga hybrid kelinci itu akan mengeluh, kakak beda spesiesnya langsung melarikan diri.

Kini giliran Jaemin yang menghembuskan napasnya. Matanya bergerak mengikuti langkah Hendery hingga ia menghilang dibalik pintu lalu dialihkannya kembali ke arah Renjun dan Jisung. Papanya baru saja selesai memakaikan apron ke salah satu adik bungsunya.

"Nah, sudah selesai. Jisung, tolong ambilkan susu, telur, dan coklat batang di dalam kulkas. Selesai itu atur diatas meja. Ah! tolong juga ambilkan cetakan yang ada di dalam lemari bagian atas yang berada diujung sana. Papa mau ke dapur sebelah bentar ngambil mixer. Na, bantuin Papa ya" ucap Renjun berjalan meninggalkan dapur dan disusul Jaemin yang ikut dibelakangnya.

"Dapur sebelah? Memangnya ada berapa dapur sih di rumah ini, Pa?" tanya Jisung mengerutkan dahinya bingung.

"Ada dua lah. Makanya sering- sering main ke dapur supaya tau"

"Gimana mau ke dapur, pas mau masuk aja dilarang. Tapi nih ya kak Na, setiap aku ke ruang makan dapur ini terus yang dipake nggak ada tuh dapur yang satu lagi aku liat kakak kakak yang lain kesana"

Haustiere [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang