열하나

484 58 1
                                    

Hari ini kedua orang tua Renjun datang. Sore sih lebih tepatnya.

Sebenarnya Renjun sudah ditawari Soobin dan Haknyeon untuk menitipkan anak anaknya ke mereka. Atau nggak ya, minta tolong ke Seungmin buat jagain mereka di apartemennya.

Tapi bukan Renjun namanya kalau nggak keras kepala. Entah apa alasannya sampai sampai dia menolak tawaran itu.

Well... Lagian kedua orang tuanya juga menolak untuk dijemput. Jadi, mending tunggu di rumah saja sambil bermain dengan kelima belas peliharaan imutnya.

"Jisung, jangan gigitin kabelnya nanti putus. Pasti tag ini yang ngajarin, atau kalau nggak woojin."

Padahal kedua anak anjingnya itu jarang sekali berada disekitar sana, malah jadi kambing hitam. Yang paling sering kesana itu yeonjun, kalau nggak ya san. Tapi yang paling sering gigitin itu sebenarnya jaemin sih.

Tak

(Suara kabel putus gimana sih?)

"Astaga....!!! Tuhkan, baru juga papa bilangin. Kamu nggak kenapa-napa kan? Huft... Untung saja kabelnya nggak tercolok" Renjun buru-buru menjauhkan jisung dari sana.

"Hyunjin.... Hahaha.... Apa yang ada diatas kepalamu itu? Ini kenapa semua anak anjing begini?" tawa pemuda Huang itu seketika pecah melihat para anak anjingnya.

Pasalnya, ditubuh mereka, lebih tepatnya bulu mereka, mengembang semua dan juga ditempeli potongan-potongan kertas kecil.

"Itu mukanya tag.... Hahaha.... Kalian semua abis main dimana sih? Sampai kotor begitu, sini dekat ke papa biar papa bersihkan"

Renjun yang masih tertawa geli dengan lembut membersihkan para anak anjing.

"Oke, sudah selesai. Nah, kalian bisa main lagi sana. Jangan sampai kotor-kotor lagi, oke? Jangan dekat-dekat kabel juga" ucap pemuda Huang itu memperingati hewan kesayangannya.

Tiba-tiba saja dia kepikiran sesuatu. Setelah diingat-ingat semua peliharaannya tidak ada yang pernah dia dengar bersuara. Padahal waktu pemeriksaan kemarin Soobin dan Haknyeon mengatakan tidak ada kecacatan dari mereka semua, pita suara mereka juga dalam keadaan bagus. Kok selama mereka tinggal bersamanya tidak ada satupun dari mereka yang bersuara? Benar-benar aneh.

"Ah, sudahlah. Lupakan saja. Lagipula memang ada beberapa yang malas bersuara bahkan sampai disangka bisu. Mungkin saja mereka semua lagi malas bersuara dan pas mereka bersuara aku tidak ada disini" gumam Renjun meyakinkan dirinya.

Jaemin yang bingung melihat papa nya mengangguk dan bergumam kecil seperti tadi membuatnya mendekati sang papa.

"Hah? Jaemin? Kenapa sayang? Apa jisung, riki, dan hongjoong mengganggumu lagi?"

Seakan mengerti ucapan Renjun, jaemin menggigit pelan jari lentik papanya seakan ia memberitahukan padanya bahwa dirinya tidak diganggu oleh para saudaranya itu.

"Oh? Tidak ya? Terus kenapa, hm?" ucap Renjun sembari menciumi kepala kelinci kecil itu.

Karena keasikkan mencuimi jaemin, dia sampai tidak sadar ada seekor anak kucing yang bersiap untuk melompat kearah kepalanya dari belakang.

Hap!

"Aduh! Siapa ini?! Hyunsuk?! Itu sakit sayang!"

Yap, kucing hitam kecil itu sedari tadi mengendap-endap menuju sang papa dari belakang.

Ting tong~

Itu pasti orang tuanya sudah sampai. Dengan sedikit terburu-buru, Renjun menurunkan semua peliharaannya dari pangkuannya dan pergi ke depan. Tapi sepertinya ada ikut dibelakangnya.

Hahaha..... Lihat! Mereka semua bahkan berbaris dengan rapi mengikuti Renjun dari belakang, meski agak lama menyusulnya.

"Mama....! Baba....!" seru Renjun setelah membuka pintu apartemennya dan memeluk erat sang mama.

"Astaga... Anak gadis baba sudah besar sekarang ya?" ucap sang baba mengelus lembut surai anak satu-satunya sembari tersenyum jahil.

"Baba! Injun itu laki-laki bukan perempuan! Ma.... Baba!"

Sepasang suami istri itu tertawa karna tingkah manja sang anak.

"Sudah, sudah. Ini mama sama baba tidak diperbolehkan masuk nih?"

Renjun terkekeh dan mempersilahkan kedua orang tuanya masuk serta membawakan barang mereka yang tak seberapa.

"Eh? Tumben barang bawaan baba dan mama sedikit? Biasanya banyak sekali sampai-sampai kamar Injun penuh"

"Sedikit bagaimana? Sudah banyak itu. Lagian mama mu lagi tidak mood belanja, nggak tau juga kenapa itu" jawab tuan Huang yang terakhir masuk.

Ternyata masih ada beberapa barang lagi yang mereka bawa, cuman tadi Renjun nggak liat jadi ngira nya cuman bawa sedikit saja.

"Eh? Tumben. Biasanya-"

"Ya tuhan! Kau ajari apa ke mereka, Injun?!" seru nyonya Huang dari ruang tengah.

Sepasang ayah anak itu mengerutkan dahinya kebingungan dengan maksud ucapan sang nyonya keluarga Huang. Segera mereka berdua memyusul kedalam, tak lupa juga dengan barang bawaan nya.

"Kenapa, ma?"

"Sayang, lihat! Ya tuhan.... Mereka lucu sekali! Berbaris begitu buat nyusul Injun keluar" seru nyonya Huang menahan gemas dengan tingkah peliharaan kecil anaknya itu.

"Lah.... Kalian nyusul ke depan juga ternyata. Astaga, sudah ayo masuk. Awas jangan terlalu lari-lari kesana kesini, ntar nggak di lihat malah ketindis barang"

Mereka tampak mengerti akan maksud ucapan Renjun dan mengikutinya. Lagi-lagi nyonya Huang memekik gemas melihat tingkah kelima belas makhluk imut itu.

"Injun!"

"Kaget!"

"Mama izinkan kamu pelihara mereka semua! Pokoknya mama nggak mau tau kamu urus berkas-berkas atau apapun itu buat ngadopsi mereka semua!" kata nyonya Huang bersemangat lalu kembali memekik gemas dengan tingkah mereka.

Suaminya hanya menggelengkan kepalanya maklum dengan sikap sang istri. Sementara anaknya melongo bingung dan masih mencerna ucapan sang mama.

"Maksudnya? Tunggu, nggak ngerti Injun"

Tbc



Ini udah cukup panjang belum?

Hehehe... Masih pada ikutin kan?

Yok bisa yok ninggalin jejak, karna vote dan comment kalian bikin aku tambah semangat buat lanjutin.

Haustiere [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang