Hwiyoung semalam dikasih tiket bioskop sama Haknyeon. Katanya ada film bagus, tapi dia tidak bisa pergi karna ada acara.
Ah, ngomong-ngomong, Haknyeon mulai jarang berkunjung ke rumahnya Renjun. Tapi bukan berarti berhenti ditanyai dan dimintai saran oleh anak-anaknya si manis Huang. Akhir-akhir ini kliniknya Soobin lagi ramai, makanya dia jadi jarang pergi kesana.
Tiba-tiba Renjun jadi merindukan pemuda Ju itu.
Eh? Apa nih?! Nggak nggak! Nggak boleh! Dia tidak boleh seperti itu, bisa saja Haknyeon sudah punya kekasih. Dia harus tau diri dan menjaga sikapnya.
Err... Tapi kalau rindu yang mengatasnamakan sahabat, bolehkan?
Ugh! Rasanya ada yang sakit didalam. Dadanya agak nyeri saat memikirkan hal itu.
Argh! Sudahlah! Harusnya hari ini dia menikmati waktunya dengan Hwiyoung bukannya malah memikirkan hal-hal yang menyakitkan hati seperti itu.
"Papa rindu kak Haknyeon?"
"Tiba-tiba?"
"Hwiyoung rindu kak Haknyeon. Sudah lama kak Haknyeon nggak ke rumah lagi. Kak Haknyeon sesibuk itu ya sekarang sampai-sampai tidak bisa menyempatkan diri kesini lagi"
Kok rasanya seperti tengah berhadapan dengan seorang anak kecil yang ditinggal sendiri karna ayahnya sangat sibuk bekerja.
Nggak dirasa mereka sudah sampai di salah satu mall.
"Hwiyoung, jam berapa film nya mulai?"
Hybrid Maine coon itu yang merangkul itu menoleh dan memberikan tiket padanya.
"Oh, masih ada 2 jam lagi. Cari makan yuk"
"Eh, tapi ini kan masih terlalu pagi untuk makan siang. Tadi di rumah juga sudah makan. Hmm.... Bagaimana kalau kita cari cemilan saja?"
Anak kucing maine coon itu menganggukkan kepalanya dengan semangat dan mengusap lembut pipi Renjun. Lalu menarik pelan sang Papa agar mengikutinya.
Ah, tadi dia lihat ada resto yang menyajikan makanan asal negara sang Papa. Dia sedikit penasaran dengan citra rasanya.
Pemuda Huang itu memasang senyum kikuk dan terdiam pasrah mengikuti langkah anak kucingnya ini.
Jujur, sebenarnya dia tidak terlalu banyak berinteraksi dengan anak kucingnya ini. Jadi Renjun agak bingung gimana dia memperlakukan salah satu kucing besarnya ini.
"Pa? Papa mau pesan apa? Hwiyoung nggak tau makanan apa saja yang ada di menu ini, jadi Hwiyoung minta rekomendasi dari Papa saja enaknya makan apa"
"Eh? Sudah sampai, ya? Papa nggak sadar"
Renjun lalu mendudukkan dirinya diikuti salah satu kursi terdekat. Diikuti Hwiyoung yang duduk di depannya.
"Kak Injun mau pesan apa? Hwiyoung ngikut aja, soalnya Hwiyoung nggak tau menunya"
"Bagaimana kalau hotpot? Itu makanan kesukaan Papa, pokoknya kamu harus coba. Tapi sebentar, apa ini tidak terlalu pagi untuk hotpot?"
"Nggak kok, kak. Sekarang sudah menjelang siang. Dan Hwiyoung rasa tak apa kalau kita makan siang sekarang"
"Baiklah. Kalau begitu hotpot saja"
Hwiyoung mengangguk singkat dan mengatakan pesanannya dan Renjun kepada sang pelayan yang berdiri disamping mejanya menunggu pesanan.
Dari tadi pagi Renjun sudah merasa ada yang aneh dari salah satu kucing besarnya ini.
Entah salah makan apa atau terbentur dimana, Hwiyoung bertingkah tidak seperti biasanya. Rasanya sangat aneh dan juga canggung. Tapi dia tidak bisa ngomong terang-terangan ke anak kucingnya. Dia takut ucapannya akan menyakiti hati anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haustiere [Slow Update]
FantasíaHuang Renjun atau yang sering disapa Renjun atau Injun adalah mahasiswa tingkat dua. Awalnya sih kehidupannya berjalan biasa tidak ada yang aneh. Tapi semua berubah saat suatu hari sebuah kotak misterius datang ke apartemennya. Siapa sangka kalau is...