[Edited]
-->Carl Pov
Aku masih menunggu kedatangannya. Duduk manis sambil sesekali menyruput espresso sambil mengerjakan tugas kantorku.
Tak kulihat Vino. Lelaki dengan paras cantik dan tubuh ramping itu begitu mempesona. Dia yang selalu diam dan bicara secukupnya. Aku tau dia sama sepertiku. Seorang Homo. Jujur, aku tak begitu tertarik untuk masuk ke cafe ini beberapa bulan lalu. Tapi semenjak Vino mulai bekerja disini akupun mulai menjadi pelanggan setia disini.
"Dimas!"Panggilku pada sosok pria kekar yang tengah membawa nampan kosong itu. Dia pun mulai berjalan mendekat kearahku.
"Mana Vino ? Dia masuk jam segini , kan !" Tanyaku pada Dimas.
"Yups! Mungkin dia telat . Biasalah anak kuliahan itu kan nongkrong dulu gitu ya!" Ucapnya dengan wajah slengean , khas dirinya.
Haaah. Membosankan. Aku pun melihat sekililing cafe. Setidaknya ada 2-4 pasangan yang aku lihat . Dan ada dua orang lelaki kekar yang tengah makan kue dengan nikmatnya. Cuih! Beda dengan tampang sangar mereka.
Oi! Oi! Oi! Apa itu dibalik jaket kulit mereka!? Pistol?! Apa maksudnya ?
Aku berdiri untuk mendekati mereka. Sebelum itu salah satu orang mencurigakan itu pergi kearah pintu depan. Belum sempat aku mendekat ke meja mereka suara tembakan membuat seluruh karyawan dan pelanggan takut . Aku pun langsung bersembunyi dibawah meja.
"Serahkan semua uang kalian!" Teriak pria dengan rambut panjang sambil menarik kasar lengan seorang wanita muda. CK.
Apa mau mereka!? Merampok cafe kecil seperti ini. Tak bisa dibiarkan.
*_*_*_*_*_*
-->Vino Pov
"Vino mau ?!" Tanya kak Dona padaku seraya menyodorkan sesendok penuh buburnya. Aku menjawab dengan menggelengkan kepala sambil menghela napasku.
"Kak,aku..." Mata kak Dona melihat ku dengan seksama , membuatku makin tak karuan.
"Kamu gak kerja?!" Tanyanya sambil melihat jam dinding besar yang ada ditengah ruangan inap ini.
15.15 . Harusnya aku sudah ada di cafe. Tapi entah kenapa aku malas untuk berjalan kesana.
Aku menghela napas. Lagi. Kurasakan sebuah tangan kurus membelai rambutku . Perlahan. Rasanya nyaman . Sangat nyaman.
"Kak, cepat sembuh , ya". Ucapku seraya mengangkat kepalaku lalu melihat bola mata bulat itu. Kak Dona tersenyum simpul. Senyum yang mengisyaratkan bahwa dia tak suka melihat ku begini.
Aku berjalan gontai keluar dari kamar inap kak Dona dan beberapa pasien lainnya. Melewati beberapa ruangan inap lainnya.
Aku masih ingat saat kak Dona mengatakan dia kena kanker otak. Kami yang sebatang kara memiliki satu sama lain. "Bagaimana nanti kalau kakak sudah gak ada , Vin?" Tanya nya sambil menyeka air mata yang seperti tak bisa berhenti dari pelupuk matanya yang masih indah itu.
Ya! Aku tahu. Suatu hari nanti kak Dona akan pergi jauh dariku. Meninggalkanku yang benar-benar sebatang kara.
Aku menangis lagi. Aku sudah tak sanggup. Aku kehilangan orang yang kucintai Dhika dan akan ditinggal pergi oleh kak Dona. Keluargaku satu-satunya.
Cobaan apalagi yang akan Kau berikan padaku!? Ataukah Kau sedang menghukumku ?!
*_*_*_*_*_*
Seperti biasa , aku masuk cafe melalui pintu belakang . Tapi ada yang aneh . Ada apa ini ? sudah jam 16.05 tapi sudah sepi . Ah ! Tidak ! Ada perampok!
Mereka mulai mengikat satu persatu pelanggan cafe termasuk karyawan dan manjer ku.
Apa-apaan ini ?! Aku pun mengambil ponselku dan mulai menekan beberapa angka."Saya mau melaporkan bahwa cafe didepan gedung siaran TV nasional sedang di rampok".Laporku pada polisi diseberang sana.
"Kami akan segera mengerahkan pasukan kesana. Tunggulah disana." Setidaknya akan ada bantuan.
Perlahan aku masuk ke dapur mengintip keadaan disana. Terlihat perampok itu tengah menodongkan pistol ke arah Dimas.
Hei! Hentikan tindakan bodoh itu!!! Tanpa pikir panjang aku berlari dan membawa pan ditangan. Kupukul pundak perampok itu. Pukulanku cukup untuk membuatnya oleng.
"DOR!" Darah mengalir dari perut sebelah kananku. Rasa nyeri muncul bertubi-tubi.
"BUAGH!"Suara benda jatuh disertai suara jeritan .
"Pretty boy!" Ah.... itu Carl yang tengah berlari kearahku.
"Bro! Vino!!" Oh! Itu Dimas. Pandanganku mulai gelap dan aku menghela napas untuk kesekian kalinya.
*_*_*_*_*_*
-->Author Pov
Dona yang jenuh selalu di dalam kamarnya mulai pergi menggunakan kursi roda bersama seorang dokter muda yang tampan.
"Dona!Kalo kamu sembuh aku akan berikan ciuman super mesra padamu!" Ucap dokter Aldi.
"Ehehehe! Janji lhooo! Aku gak mau dokter cuma PHP doang ke aku." Balas Dona dengan rona merah dipipi nya.
Sedang asyiknya mengobrol mereka berhenti ketika melihat kericuhan di UGD. "Ada apa?" Tanya Dokter Aldi pada salah satu suster yang baru keluar dari ruang UGD.
"Korban perampokan .Dia hendak menolong eh apes dia malah kena tembak." Jelasnya. Suster itu pun pergi.
"Dona? Wajah kamu pucat"
"Itu Vino"ucap Dona lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
18+ Matahari Tak Selamanya Bersinar [Tahap Perbaikan]
RomanceDhika seorang straight yang berteman dengan Vino seorang gay. Namun fakta Vino gay hanya di ketahui olehnya sendiri dan buku diarynya. Namun suatu hari buku biru kecil itu hilang. Vini kalap mencarinya kemana-mana. Lalu suatu hari lembaran buku itu...