Bagian 9

9.3K 604 21
                                    

[Edited]

-->Vino Pov

Aku terbangun dengan keringat dingin yang mengucur di keningku. Kejadian saat bersama Haikal membuatku trauma . Dia yang selalu jadi teman baikku sekarang menjadi bringas dan ingin membunuhku. Perut kananku kembali perih ketika aku mencoba untuk duduk. Luka tembakan saja belum sembuh ditambah lagi luka tusukan.

Aku menengok kesamping kanan , terlihat seonggok (Kek daging_-) tubuh tengah tergeletak di atas sofa empuk ruang VVIP tempatku . Kemaja yang kancingnya dibuka sampai kancing ketiga memperlihatkan dada bidang yang tercipta sempurna . Lengan panjang yang digulung seperempat memperlihatkan otot tangan yang terbentuk . lekungan pinggang yang indah dan wajah yang sempurna .

Kenapa baru sekarang aku tersadar betapa tampannya Carl . Lelaki yang membiayai semua biaya rumah sakitku dan kak Dona , pria yang memintaku untuk menjadi miliknya . Pria agung yang pasti dikejar oleh para wanita . Pria yang malang karena hanya aku manfaatkan.

"Maafkan aku Carl..."air mata berhasil lolos dari kelopak mataku.

*_*_*_*_*_*_*

-->Carl Pov

Ketika aku bangun pagi itu aku sudah melihat Vino yang tengah duduk memandangiku."Selamat pagi" ucapnya . Seketika sebuah senyum terbentuk diwajahku.

"Pagi!" Ucapku sembari berdiri dan menghampiri Vino. Aku duduk dipinggiran ranjang . Aku ulurkan tanganku membelai rambut hitam milik Vino.

"Aku panggilkan dokter ya." ucapku , sebelum aku berdiri Vino menggenggam pergelangan tanganku . Dia mengulurkan tangan masih dengan senyumnya.

"Maaf ya , rambutmu jadi berantakan begini."Ucapnya sembari menyisir rambutku dengan jari-jari lentiknya. Aku menutup mata merasakan gerakan jarinya yang lembut dan hangat.

Vino selesai merapikan rambutku , saat tangannya tidak lagi dikepalaku rasanya ada yang kurang . "Vino, bisakah kamu hentikan senyum palsumu itu ?" Pintaku pada Vino yang seketika itu juga membulatkan matanya . Wajah Vino yang ronanya baik tadi kembali jadi pucat.

Aku membelai pipi Vino yang agak tembem itu. " Aku mencintaimu Vino , aku tahu kamu tulus tersenyum padaku atau tidak ." Kudekatkan wajahku ke wajah Vino , aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang agak panas.

Kutempelkan dahiku ke dahi Vino . "Apa ... yang me-membuat-mu . . . su-suka pada-ku ?" Tanya Vino , aku mengulum senyum lalu ku kecup lembut bibir pucat Vino.

"Kerja kerasmu , kasih sayangmu pada kakakmu , tekad dan kebaikan hatimu." Vino menatapku tak mengerti . Ya , akupun tak mengerti bagaimana bisa aku tertarik pada pria yang 6 tahun lebih muda dariku ini. Dia yang bekerja dari satu tempat ke tempat yang lain . Dia yang ringan tangan membantu mereka yang memerlukan . Dia yang sangat mencintai kakaknya dan dia yang mendapatkan beasiswa di universitas terkenal di negara ini.

"Aku . . . " Vino menatapku . Menatap matanya yang coklat terang dan beriris hitam membuatku tak tahan . Sekali lagi kukecup bibirnya beberapa kali. Kulihat dia blushing . ". . . juga." Ucapnya setelah aku melepas bibirku dari bibirku . Pipinya yang agak berisi itu sudah menjadi merah.

Aku memeluk tubuh kurusnya . Andai dia makan dengan teratur pasti dia akan memiliki tubuh yang agak berisi dan beberapa otot , mengingat dia yang bekerja tanpa mengenal lelah.

Aku tahu Vino . Aku sudah lama jadi stalkermu . Bahkan menyewa detektif untuk mengetahui semua tentangmu . Bahkan kejadian di universitasmu yang membuatku shock .

*_*_*_*_*_*

Happy reading for next chapter

18+ Matahari Tak Selamanya Bersinar [Tahap Perbaikan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang