[Edited]
•••Vino•••
Aku memeluk tubuh hangat Carl yang membuatku nyaman . Untung saja Hana tak sempat melakukan apapun kecuali melukai leherku. Namun ingatan ketika darah mengalir dan merembes ke tekel putih membuatku bergidik ngeri . Itu pertama kalinya aku melihat mayat.
"Shhh, you are save , Baby!" Carl terus mengelus punggungki dan menciumi puncak kepalaku . Membiarkan Lukas yang diam didepan sana.
Mobil berhenti dan Carl menggendongku bridal style. Aku menenggelamkan wajahku di cekungan leher seksinya. Wangi Carl. Sungguh aku sangat merindukan wanginya ini.
"Apa ini semua ada hubungannya dengan 'mereka' , Kak ?" Tanya Lukas hati-hati saat aku menenggak teh hangat buatannya dipangkuan Carl di sofa ruang tamu apartemen mewah Carl.
Aku mengangguk dan kulihat kilatan kesal dimata Lukas. "Papa pasti mau gunain warisan itu buat ngelunasin utangnya." Lukas menggigit kuku-kuku tangannya gemas.
"Berapa jumlah warisanmu ?" Carl bertanya dan aku memandanganya sebentar lalu menyesap teh ditanganku lagi.
"1 milyar." Ucapku seperti bisikan. Aku mendengar baik Carl ataupun Lukas mendesah . Aku melihat Lukas yang sekarang mengusap wajahnya frustasi.
"Itu banyak banget , Kaaak!" Aku mengangguk menyahuti kata-kata Lukas.
"Tidak bersisa , kubelikan tanah dan untuk biaya rumah sakit Kak Vina." Ucapku yang mendapat plototan dari Carl dan Lukas. Tawa pecah diantara mereka berdua.
"Kau tau! Mereka menginginkan harta yang sebenarnya tak ada." Ucap Carl disela tawanya. Aku tersenyum , mengusap pipi lelakiku dan menciumnya tepat dihidungnya.
"Karena itu mereka bodoh." Ucapku sambil tersenyum.
"Mereka telah masuk penjara." Ujar Carl yang membuat mulut serta mataku membulat. Lukaspun memiliki ekspresi yang sama denganku.
Carl terkekeh melihat ekspresi kami. "Boby korupsi dana BOS dan ABD nasional , sedangkan Miselle digugat pencemaran nama baik dan terlilit hutang sehingga , yaaah~ , sungguh mudah menangkap ikan teri , Vino Honey Bunny Swety!" Sungguh iuuuuhhhhh mendengar Carl memanggilku seperti itu , namun sungguh COOL bagaimana Carl melakukan semua itu seperti itu bukanlah hal yang menyulitkan.
Tawa bahagia kulihat dari Lukas , aku tersenyum , bangkit dari pangkuan Carl dan memeluk Lukas. "Its amazing have you to be my Bro." Ucapku tulus sambil menepuk pelan punggung Lukas.
"Heheh, apa Kakak mau ketemu saudara kita yang lain ?" Tanya Lukas tepat ditelingaku. Aku menjauh dari Lukas dan memandangnya tak percaya.
"Ada dua orang lagi yang harus kakak kenal." Senyuman manis Lukas meruntuhkan duniaku.
"Ya.Ya. Aku mau." Aku kembali memeluk Lukas.
Kak Dona lihat! Kita memiliki 3 saudara dan aku akan bertemu dengan mereka. Aku melonjak kegirangan .
♠MTSB♠
Carl berangkat pagi hari ini karena banyak berkas yang tertumpuk . Gara-gara aku . Nanti siang aku akan membawakan Carl bekal makan siang ke kantornya. Makan bersama dan memceritakan pertemuanku dengan saudara-saudaraku.
"Kak Vino senyum kayak orang gila." Lukas mencomot roti panggang milikku yang tersisa dipiringku.
"Gak sabar." Gemas aku menunggu untui dibawa Lukas bertemu mereka. Lukas cekikikan melihat tingkahku.
→→SKIP→→
Kami sudah berada di PH menunggu dua saudaraku yang lain . Sedotan yang tadinya panjang kini sudah menipis karena habis kugigiti.
"Hai." Ucap seseorang dibelakangku . Suaranya merdu. Aku membalikkan badanku , melihat seorang wanita seusia Kak Dona dan anak lelaki berumur sekitar 12 tahun.
Aku tersenyum . Kulihat hidung si anak lelaki yang mirip punya mama , mulut mungil dan penuh mirip mama juga . Rambutnya merah alami , kulitnya coklat sawo.
Sang wanita juga mirip dengan mama. Sangat mirip bahkan. Tubuh dan wajah . Kuharap sikapnya tidak. Amit-amit.
"Kak Vino?" Ucap si bocah ragu. Aku mengangguk semangat dan mengulurkan tanganku padanya , dia menggapai tanganku lalu menggenggamnya. Bibir mungilnya bergetar.
"Rama." Pancaran matanya sejuk . Aku berjongkok menyamakam tinggi kami , kupeluk Rama dan mengecup pipinya. Rama terkekeh geli saat aku mengecupi hidungnya.
Aku mendongak melihat wanita itu sudah duduk disamping Lukas. Aku menggendong Rama dan memangkukanya.
"Aku Manya . Kakakmu Vino." Kak Manya menghampiriku lalu mengecup dahiku penuh sayang. Tanpa sadar aku menangis. Memeluk Rama lebih erat dan menatap Lukas .
"Sekarang keluarga kita utuh lagi." Seru Lukas dengan senyum bahagia diwajahnya.
♠MTSB♠
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ Matahari Tak Selamanya Bersinar [Tahap Perbaikan]
RomanceDhika seorang straight yang berteman dengan Vino seorang gay. Namun fakta Vino gay hanya di ketahui olehnya sendiri dan buku diarynya. Namun suatu hari buku biru kecil itu hilang. Vini kalap mencarinya kemana-mana. Lalu suatu hari lembaran buku itu...