6

2.4K 169 6
                                    

🌀🌀🌀
SELAMAT MEMBACA

"Haruskah ku katakan kalau aku hamil...." Bisik Lina saat berada di kamar mandi

Beberapa kali Farhat mengetuk kamar mandi, ingin menyusul Lina untuk mandi bersama, namun Lina menolak dengan alasan biar cepat, kalau berdua akan lebih lama, padahal sebenarnya Lina takut kehamilannya yang sudah memasuki bulan ketiga, saat mandi perut Lina yang mulai membuncit akan terlihat jelas.

Lina keluar dari kamar mandi dengan melikitkan haduk di tubuhnya dan rambut basahnya di gulung dengan handuk, sungguh indah di mata Farhat, kaki jenjang Lina membuat Farhat menelan ludah dengan susah payah, pandangan Farhat naik ke dada, hampir saja Farhat menetes kan air liurnya.

"Bapak, kenapa menatap saya seperti itu, maaf tadi saya lupa membawa pakaian ganti ke kamar mandi" Lina ketakutan dengan tatapan mesum Farhat.

"Bisa tidak kamu panggil aku kakak, kalau kita sedang berdua, ku rasa aku belum terlalu tua untuk menjadi suamimu". Bisik Farhat di telinga kanan Lina, seolah menggoda Lina dan mencoba menarik handuk Lina.

"Kyaaaakkkkk. Bapak jangan coba coba ngajak mesum saya lagi ya, saya sudah mandi, ini sudah siang saya belum sholat subuh" teriak Lina sambil mencengkeram lilitan handuk di dadanya.

"Hahahhahhahah... Lina kamu memang Lucu, sudah kubilang jangan panggil aku bapak, aku bukan bapakmu." Sarkas Farhat sambil berlalu ke kemarmandi.

Sesaat Lina bengong baru kali ini dia melihat tawa lepas Farhat.
"Kyaaaakkkk... Kakak.... Jangan....!!!!" Farhat menunjukan sikap jahilnya, saat melihat Lina lengah dia menrik handuk ynag mililit tubuh Lina hingga terlepas sontak Lina jongkok dengan tubuh polosnya.

"Handuknya gantian aku pinjam ya.... " Sambil melempar haduk ke pundaknya, Farhat berlalu ke kamar mandi dengan senyum jahilnya.

Lina merutuki kecerobohannya, semalam saat bercinta Lina memang menaggalkan semua pakaiannya, namun pencahayaan sangat minim alias remang remang sehingga perut Lina tidak begitu terlihat, namun kalau cahaya terang pasti Farhat akan curiga dengan pinggang dan perut Lina yang lebih lebar dan cembung.

***
Saat ini mereka sedang menikmati sarapannya, dan tiba-tiba hanphone Farhat berdering, dan terjadi perubahan ekspresi wajah Farhat saat melihat nama si penelphon

Deg

"Anita...." Lirih Farhat

"Permisi Lina aku akan menerima panggilan ini dulu". Farhat bergegas keluar dari apartemen Lina

Entah kenapa serasa jantung Lina di tusuk oleh ribuan belati, rasanya sakit, wanita mana yang bersedia berbagi suami dengan wanita lain, meskipun Lina adalah pendatang baru. Membayangkan kalau Anita tau hubungannya dengan Farhat, entah apa yang akan terjadi.

Lina menutup wajahnya dengan kedua tangannya, berusaha menghapus hayalan tentang kemurkaan Anita padanya.

"Nak semoga tidak terjadi hal buruk, do'akan mama ya nak, kita bisa berjuang bersama" bisik Lina smabil mengusap perutnya, seolah mengajak berbicara anaknya.

Sekitar limabelas menit kemudian Farhat masuk ke apartemen Lina lagi, nampak wajah Farhat gelisah dan panik.

"Na, sebentar lagi kakak akan ke Mumbai, Rohit sudah memesankan tiket, dan penerbangan nanti jam 9 pagi, ada masalah yang harus aku urus, kamu baik-baik ya disini". Farhat mengecup kening Lina cukup lama, seolah enggan berpisah dengan Lina.

"Berapa lama Kakak akan di Mumbai?" Tanya Lina dengan menggengam tangan Farhat seolah tidak mau di tinggalkan Farhat.

"Mungkin lebih dari dua bulan, urusan perusahaan aku serahkan ke paman Madan dan Rohit."

"Ini untukmu, gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu", Farhat meletakkan 1 Kartu kredit unlimited berwarna gold dan satu kartu ATM berwarna biru.

"Tidak kak, uang yang kakak transfer di rekening Lina, masih utuh, Lina tidak membutuhkan ini." Lina menyodorkan dua kartu tadi ke Farhat.

"Lina jangan kau buat aku menjadi suami yang tidak bertanggung jawab, aku tidak tau kapan akan kembali ke Indonesia, jadi simpan ini, jangan terlalu pelit, dan jangan terlalu sering makan mi instan tidak baik untuk kesehatan". Farhat kembali mecium kening Lina dan memeluknya, sebagai perpisahan.

Apakah ini akhir pernikahan mereka??

Ada apa dengan Farhat dan Anita??

Akankah Farhat kembali ke Lina???

Bersambung dulu ya..

Janganlupa bintangnya di pencet ya

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang