9

2.3K 161 2
                                    

Malam Nisfu Sya'ban, mohon maaf lahir batin ya, dan mohon maaf Typo bertebaran di mana mana.

Terimakasih untuk Vote nya dan coment pertama dari IkaSulistiani7, makasih udah kasih semangat.

Lanjut ya...
🍁🍁🍁
Selamat membaca....


"Pak Rohit, kamu mengenal suami Lina?" Tanya Agustin to the point. Dan membuat Rohit mendadak glagepan.

"Ehmmm saya, saya tidak tau. Memang kamu tau suami bu Lina?" Rohit membuat alibi balas tanya kepada Agustin.

"Saya tidak tau, saya baru tau tadi kalau Lina sudah menikah secara siri, dan hamil lima bulan, suaminya siapa? Aku juga gak tau" balas Agustin merasa bodoh sebagai seorang sahabat.

***

Saat ini Lina di rawat di ruang VVIP RS tersebut dikarenakan HB dan tensi darah Lina cukup rendah, untuk ibu hamil hal itu sangat berbahaya.

Agustin heran Rohit mendaftarkan Lina di ruang VVIP, pasti mahal harga perharinya, bagaimana Lina harus membayarnya gaji perbulan Lina saja di bawah gaji Agustin, Rohit memang asal, itu yang pikir Agustin, dia akan membuat Lina semakin miskin.

"Lin, kamu haus??" Tanya Agustin saat melihat Lina terbangun.

"Tin... Kamu masih disini, kamu tidak pulang?? Kasihan anakmu. Ini sudah malam" ya sekarang sudah jam 9 malam, tandanya Agustin sudah 12 jam menemani Lina di RS.

"Trus kamu siapa yang nemani Lin?, kondisimu lemah, tadi aku udah bilang mas Bayu aku nungguin kamu di RS, ibu mertuaku juga gak masalah Rafa tidur dengannya".

"Mas Bayu tadi kesini pas kamu tidur bawain baju buat aku dan ambil stok Asi buat Rafa?"Bayu suami Agustin memang sempat datang ke RS mengantarkan makan malam untuk istrinya dan mengambil ASI untuk Rafa yang tadi sempat di pumpin oleh Agustin, Rafa anak Agustin yang berusia 4 bulan.

"Makasih Tin, kamu selalu baik sama aku, aku sampe bingung gimana balasnya." Jawab Lina masih dengan suara yang lemah.

"Tin, kok aku di pilih kamar yang super mewah sih, trus gimana coba aku bayarnya? besok tolong bilang ke administrasi ya aku di pindah ke kelas dua aja, bisa jamis (jatuh miskin) aku Tin".

"Yang pilihin kamar kamu pak Rohit Lin, tadi yang ngurus administrasi dia, dan tadi pas aku tanda tangan penerimaan obat, ternyata penaanggung jawab sebagai wali/keluarga pasien nya pak Rohit, entar kalau kurang minta uang pak Rohit aja Lin". Jawab Agustin sembari nyengir.

"Pak Rohit???" Mata Lina membulat kaget, pikirannya jadi macam-macam, Rohit tau soal kehamilannya, bagaimana kalau dia cerita ke Farhat soal kehamilannya, meski di awal memang Farhat mengatakan tidak akan bertanggung jawab kalau Lina hamil, namun Lina tidak ingin di anggap menjebak Farhat dengan kehamilannya padahal jelas Farhat membelikan Lina pil kontrasepsi yang katanya kwalitas terbagus, dan sebagus bagusnya buatan manusia ternyata tidak mampu mengalahkan kehendak Allah SWT, terbukti Lina sekarang hamil. Dan bisa di pastikan Farhat akan murka padanya, dan anaknya tidak di terima oleh ayah kandungnya. Memikirkan itu tanpa sadar Lina meneteskan air matanya.

"Lina?? Kamu menangis?? Ada yang salah dari yang aku ucapkan? Atau ada yang sakit Lin??" Agustin menjadi panik saat melihan lina menangis dan tidak menjawab pertanyaannya.

"Tin... Aku takut, anakku tidak diterima oleh ayahnya, di pernikahanku aku menandatangi surat perjanjian aku tidak boleh hamil" Lina kembali menangis lebih histeris dari yang tadi, Lina menutup wajahnya dengan kedua tangannya seolah ingin bersembunyi dari pemikiran buruknya.

"Aappaaa Lin?? Kenapa kamu sekonyol itu menyetujui perjanjian gila seperti itu." Mulut agustin mengeram dengar kekonyolan sahabatnya itu

"Aku gak bisa bayangin kalau, anakku di tolak oleh Ayahnya Tin." Agustin merengkuh tubuh Lina yang bergetar dengan berurai air mata.

"Siapa bilang ayahnya tidak mau menerimanya? Dia sangat bahagia, mendengar sebentar lagi akan ada malaikat kecil di pangkuannya". Suara bariton dengan logat khas India mengagetkan dua sahabat yang sedang termehek mehek, yang satu meratapi nasib anaknya, yang satu menangis karena prihatin dengan nasib sahabatnya.
Nampak pria dengan memakai jaket kulit berwana coklat, celana jeans hitam dan kaos berwarna putih, pria yang biasanya menampakkan wajah datar saat ini muncul dengan wajah bahagia dan di tangan kirinya memeluk buket mawar merah.

Siapakah yang datang?????

Bersambung ya....
Udah ngantuk, yang besok akan menjalankan ibadah puasa Sya'ban, selamat berpuasa ya semoga ibdahnya di terima oleh Allah SWT, Aamiin

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang